Senin, 25 Juli 2011

kata mutiara

Hari ini sebelum kita mengatakan kata-kata yang tidak baik,
Fikirkan tentang seseorang yang tidak dapat berkata-kata sama sekali.

Sebelum kita mengeluh tentang rasa dari makanan,
Fikirkan tentang seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.

Sebelum anda mengeluh tidak punya apa-apa,
Fikirkan tentang seseorang yang meminta-minta dijalanan.

Sebelum kita mengeluh bahawa kita buruk,
Fikirkan tentang seseorang yang berada pada keadaan yang terburuk di dalam hidupnya.

Sebelum mengeluh tentang suami atau isteri anda,
Fikirkan tentang seseorang yang memohon kepada Tuhan untuk diberikan teman hidup.

Hari ini sebelum kita mengeluh tentang hidup,
Fikirkan tentang seseorang yang meninggal terlalu cepat.

Sebelum kita mengeluh tentang anak-anak kita,
Fikirkan tentang seseorang yang sangat ingin mempunyai anak tetapi dirinya mandul.

Sebelum kita mengeluh tentang rumah yang kotor kerana pembantu tidak mengerjakan tugasnya,
Fikirkan tentang orang-orang yang tinggal dijalanan.

Dan di saat kita letih dan mengeluh tentang pekerjaan,
Fikirkan tentang pengangguran, orang-orang cacat yang berharap mereka mempunyai pekerjaan seperti kita.

Sebelum kita menunjukkan jari dan menyalahkan orang lain,
Ingatlah bahawa tidak ada seorangpun yang tidak berdosa.

Dan ketika kita sedang bersedih dan hidup dalam kesusahan,
Tersenyum dan berterima kasihlah kepada Tuhan bahawa kita masih hidup !

posted by ianz | 9:28 PM | 23 comments
Saturday, September 24, 2005

perbezaan antara mereka yang berjaya dengan yang lain bukanlah kerana kekurangan kekuatan atau ilmu, tetapi lebih kepada kekurangan kesungguhan dan kemahuan

posted by ianz | 8:37 PM | 2 comments

Hiduplah seperti lilin menerangi orang lain,janganlah hidup seperti duri dan menyakiti orang lain

posted by ianz | 8:32 PM | 4 comments

carilah kesempatan dalam apa jua perkara demi keharmonian dan kesejahteraan hidup kita, yang entah bila berakhirnya. Tiada siapa tahu......

posted by ianz | 8:31 PM | 0 comments
Saturday, August 20, 2005

Orang yang terlalu memikirkan akibat dari sesuatu keputusan atau tindakan, sampai bila-bilapun dia tidak akan menjadi orang yang berani

Khalifah Ali bin Abi Talib

judul PTK

ontoh Judul Penelitian Tindakan Kelas / PTK, Siapa yang Minat?
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS/PTK

1. PROP. PENELITIAN UPAYA MENINGKATKAN GAIRAH BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR - 04

2. PROP. PENELITIAN TINDAKAN. KELAS UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SD MELALUI PERANAN HADIAH SEBAGAI PERANGSANG TIMBULNYA KOMPETENSI – 03

3. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN KEDISPLINAN SISWA MELALUI PENERAPAN HUKUMAN - 01

4. PROP. PENELITIAN UPAYA MEMINIMALKAN MISKONSEPSI DAN MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP-KONSEP IPA MELALUI PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK BAGI SISWA KELAS IV SD - 03

5. PROP. PENELITIAN UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA SI SD DENGAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES - 04

6. PROP. PENELITIAN UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR MELALLUI PEMBERIAN BIMBINGAN BELAJAR DI SD WANAGIRI KAB. KULON PROGO YK - 04

7. PROP. PENELITIAN PENINGKATAN KEDISPLINAN SISWA MELALUI KETELADANAN GURU SD NEGERI PRAWIROTAMAN - 01

8. PROP. PENELITIAN T. KELAS UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN

9. PROP. PENELITIAN PENGARUH PERILAKU ANAK YANG MENYIMPANG TERHADAP KEBERHASILAN PROSES PEMBELAJARAN DI SDN DUKUH II YK PADA MURID KELAS I CAWU 2 TH PELAJARAN 2001/2002 – 01

10. KARYA TULIS PENDIDIKAN MENYAMBUT KBK - 03

11. USULAN PENELITIAN PTK UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN FISIKA PADA SEKOLAH SLTP MELALUI OPTIMALISASI KEGIATAN LABORATORIUM BERBASIS COOPERATIVE LEARNING SEBAGAI IMPLEMENTASI KBK - 03

12. LAPORAN HASIL OBSERVASI KELAS DI SDN KOKAP PENCIPTAAN IKLIM BELAJAR YANG MENUNJANG - 01

13. PERKEMBANGAN MANUSIA DAN PENDIDIKAN - 03

14. LAPORAN HASIL UJI COBA TES DI SDN SEJATI SUMBERARUM MOYUDAN SLEMAN - 01

15. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS PERANAN BERTANYA SISWA SD DALAM MENINGKATKAN PROSES BELAJAR MENGAJAR MATEMATIKA - 01

16. PROP. PENELITIAN T. KELAS PERANAN PENGGUNAAN METODE CERAMAH DAN TANYA JAWAB TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VI CAWU I SD MUHAMMADIYAH 4 SURAKARTA TH PELAJARAN 2001/2002 - 01

17. PROP. PENELITIAN T. KELAS UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA

18. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENGAKTIFKAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD MELALUI PENDEKATAN RANI - 04

19. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IV SDN I MADUKARA - 03

20. PROP. PENELITIAN PERANAN PENGUATAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA - 02

21. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PAKEM KELAS IV SDN SORONALAN I TH AJARAN 2003/2004 - 04

22. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS MELALUI METODE CERAMAH BERVARIASI SISWA KELAS V CAWU I DI SDN 2 KARANGTURI MREBET PURBALINGGA – 04

23. PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA SECARA EFEKTIF – 01

24. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN EKSPLORATORY DISCOVERY - 03

25. LAPORAN PROPOSAL PENELITIAN PERANAN MEDIA DALAM MENINGKATKAN KETRAMPILAN MEMBACA DI KELAS RENDAH - 01

26. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENUMBUHKAN BAKAT DAN KREATIVITAS SISWAKELAS IV SDN WANADADI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE DISCOVERY LEARNING - 03

27. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE LABORATORY – 04

28. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SD MELALUI PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT - 03

29. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA SECARA EFEKTIF – 01

30. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN BAHASA INDONSESIA SD DENGAN MENGEFEKTIFKAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI – 04

31. USULAN PENELITIAN TINDAK KELAS PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN PPKN. MELALAUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOPOLIO DI KELAS 11 – a SLTPN 12 BANDUNG -03

32. PRPOSALPENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING – 04

33. PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SD MELALU PENDEKATAN INKUIRI – 04

34. PROPOSAL PENELITIAN UPAYA MENINGKATAKAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME - 04

35. PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI -04

36. PROPOSAL UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SEBAGAI PELAJARAN MUATAN LOKAL DI SDN PERCOBAAN 4 WATES – 01

37. PROPOSAL PENELITIAN TINDAK KELAS UPAYA MENGOPTIMALKAN BIMBINGAN KONSELING DI SD UNTUK MENGATASI KESULITAN BELAJAR ANAK -04

38. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS PERANAN ALAT PERAGA TERHADAP PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA - 01

39. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN (BERBICARA) MELALUI METODE SOSIODRAMA - 03

40. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR MEMBACA MELALUI PENGINTEGRASIAN PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA - 03

41. PROP. PENELITIAN T. KELAS PERANAN PENGGUNAAN METODE CERAMAH DAN TANYA JAWAB TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VI CAWU I SD MUHAMMADIYAH 4 SURAKARTA TH PELAJARAN 2001/2002 - 01

42. PROP. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN MURID DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DITINJAU DARI PENGGUNAAN MEDIA DAN KONDISI KELAS PADA SEKOLAH DASAR - 01

43. LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS MELALUI PERPUSTAKAAN DAPAT MENINGKATKAN BELAJAR BAGI SISWA DI KELAS IV - 01

44. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI KETELADANAN GURU SDN I BANDINGAN - 03

45. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN MASTERY LEARNING - 04

46. PROP. PENELITIAN UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR MELALUI PEMBERIAN BIMBINGAN BELAJAR DI SD WANIGIRI KAB. KULON PROGO YK - 04

47. PROP. PENELITIAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI GUNA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SDN PUJOKUSUMAN III YK - 01

48. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS MENINGKATKAN KETRAMPILAN SISWA MELALUI OPTIMALISASI PERPADUAN HANDS-ON DAN MINDS-ON MENGGUNAKAN KIT IPA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SDN GUMIWANG - 03

49. PROP. PENELITIAN UPAYA MENGATASI MASALAH BELAJAR SISWA KELAS III MELALUI BIMBINGAN BELAJAR DI SDN KARANGKOBAR I - 03

50. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPA DENGAN PENDEKATAN (STM) SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT - 03

51. PROP. PENELITIAN TINDAKAN. KELAS PERANAN HADIAH SEBAGAI PERANGSANG TIMBULNYA KOMPETISI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SD – 01

52. PROP. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN MURID DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DITINJAU DARI PENGGUNAAN MEDIA DAN KONDISI KELAS PADA SEKOLAH DASAR - 01

53. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS PERANAN METODE INKUIRI DAN ALAT PERAGA TIGA DIMENSI DALAM PENINGKATAN PRESTASI PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV SD - 03

54. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DI KELAS IV SDN I BABADAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOSTRUKTIVISME - 03

55. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA PADA ANAK KELAS V SDN SINGAMERTA I MELALUI METODE INKUIRI - 03

56. PROP. PENELITIAN T. KELAS PERANAN PENGGUNAAN METODE CERAMAH DAN TANYA JAWAB TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VI CAWU I SD MUHAMMADIYAH 4 SURAKARTA TH PELAJARAN 2001/2002 - 01

57. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMEPNGARUHI MINAT SISWA KELAS I SMK PIRI I YK DALAM PEMILIHAN PROGRAM KEAHLIAN - 05

58. PERANAN MOTIVASI GURU DALAM PENGGUNAAN ALAT OLAHRAGA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI SISWA DI SD KEPUNDUNG - 01

59. PROP. PENELITIAN T. KELAS PERANAN PENGGUNAAN METODE CERAMAH DAN TANYA JAWAB TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VI CAWU I SD MUHAMMADIYAH 4 SURAKARTA TH PELAJARAN 2001/2002 - 01

60. PROP. PENELITIAN PENGARUH PERILAKU ANAK YANG MENYIMPANG TERHADAP KEBERHASILAN PROSES PEMBELAJARAN DI SDN DUKUH II YK PADA MURID KELAS I CAWU 2 TH PELAJARAN 2001/2002 – 01

61. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BAHASA DENGAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF - 04

62. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN PENDEKATAN TERPADU SISWA KELAS II-B SDN WONOLELO I TH 2003/2004 - 04

63. PROP. LAPORAN HASIL UJI COBA TES DI SDN SANGKARAYU MBREBET PURBALINGGA JATENG - 03

64. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS PERANAN KEWIBAWAAN GURU DALAM MENINGKATKAN KEDISPLINAN KELAS - 03

65. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PPKN DENGAN KBK PADA SISWA KELAS IV SDN JATI II KEC. SAWANGAN KAB. MAGELANG TH 2003/2004 - 04

66. PROP. UPAYA PENINGKATAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SEBAGAI PELAJARAN MUATAN LOKAL DI SDN PERCOBAAN 4 WATES - 01

67. PROP. KELAS MELALUI PERPUSTAKAAN DAPAT MENINGKATKAN BELAJAR BAGI SISWA DI KELAS IV - 01

68. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS PERANAN ALAT PERAGA TERHADAP PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA - 01

69. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PENGAJARAN (ALAT PERAGA) - 01

70. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA PADA ANAK KELAS V SDN SINGAMERTA I MELALUI METODE INKUIRI - 03

71. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA KELAS IV SDN KUTAYASA I DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE DISKOVERI-INKUIRI - 04

72. PROP. PENELITIAN UPAYA KEAKTIFAN SISWA BELAJAR IPA KELAS IV SD PESANGKALAN II MELALUI PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES - 04

73. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MEDIA PENGAJARAN DI SD GONDANGSARI IV KELAS IV - 04

74. PROP. PENELITIAN MENINGKATKAN GAIRAH BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR - 01

75. LAPORAN HASIL OBSERVASI PENATAAN KELAS DI TK ABA GODONGKUNING BANGUNTAPAN - 02

76. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SDN PUCANG 02 BANJARNEGARAMELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI - 04

77. PEMBELAJARAN BAHASA TERPADAU DAPAT MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBSA SISWA SD DI KELAS 2 SDN WANOLELO I SAWANGAN MAGELANG - 03

78. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI KEMAMPUAN BERBICARA SISWA MELALUI METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SDN BONGKOT - 05

79. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN - 05

80. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI METODE QUANTUM TEACHING - 05

81. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN PEMBERIAN PENGUATAN - 05

82. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN DAYA KREATIVITAS PADA ANAK SD MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS - 05

83. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN MENULIS LANJUT MELALUI MEDIA GAMBAR - 05

84. UPAYA MENIMBULKAN KEANTUSIASAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA INDONESIA DI SD MELALUI METODE QUANTUM

85. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS EVALUASI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PKPS DI KELAS V SDN GODONGKIWO - 06

86. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA MELALUI BIMBINGAN KARIR DI SDN KEDUNG POMAHAN DESA KEDUNG POMAHAN KEC. KEMIRI KAB. PURWOREJO – 06

87. UPAYA MENINGKATKAN PENERAPAN KONSEP PELAJARAN PPKN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO DENGAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT – 05

88. UPAYA MENIMBULKAN KEANTUSIASAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA INDONESIA DI SD MELALUI METODE QUANTUM TEACHING - 06

89. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENGATASI KENAKALAN ANAK YANG MENCARI PERHATIAN DI KELAS II SDN NGUPASAN PURWOREJO DENGAN BIMBINGAN MORAL - 05

90. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA MELALUI BIMBINGAN KARIR DI SDN KRAKITAN III KEC. BAYAT KAB. KLATEN – 06

91. MAKALAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN MINAT SISWA BELAJAR EKONOMI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS TERSTRUKTUR PRAPEMBELAJARAN - 06

92. PROP. PENELITIAN UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA DENGAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES DI SD PLIPIR PURWOREJO - 05

93. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN MINAT SISWA TERHADAP PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN COOPERATIVE LEARNING - 04

94. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN PENDAPAT DALAM PELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN JATIMULYO KEBUMEN – 04

95. PROP. PENELITIAN UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES - 04

96. PROP. PENELITIAN UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN BERBAHASA LISAN SISWA KELAS V SD MI MAARIF AMBARKETAWANG MENGGUNAKAN METODE DISKUSI TH PELAJARAN 2004/2005 - 04

97. PROP. PENELITIAN UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA MELALUI CARA REPETITIF ATAU PENGULANGAN DALAM PELAJARAN MATEMATIKA – 03/04

98. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENINGKATAN KEBERWACANAAN MELALUI EFEKTIVITAS SASTRA SISWA KELAS III SD - 03

99. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS MELALUI ALAT PERAGA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MEMBACA PERMULAAN SISWA KELAS II SDN I KEMANGKON - 03

100. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN BELAJAR MENGAJAR YANG EFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN IPA DI KELAS VI DENGAN SISTEM CARA BELAJAR SISWA AKTIF (CBSA) - 03

101. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN MENULIS SISWA DI KELAS V SD MELALUI PEMBELAJARAN HOLISTIK - 03

102. PROP. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PEMBERIAN PENGUATAN DI SDN I GRANTUNG - 03

103. PROP. PENELITIAN UPAYA GURU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGARANG DENGAN MEDIA GAMBAR BERSERI DI SDN BAPANGSARI PURWOREJO - 04

wakil president indonesia

Daftar Wakil Presiden Indonesia
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Untuk informasi mengenai lembaga kepresidenan Indonesia, lihat Presiden Indonesia.

Berikut merupakan daftar Wakil Presiden Indonesia.
No. Wakil Presiden Mulai menjabat Selesai menjabat Partai Presiden Periode
1 Mohammad Hatta Hatta-1.jpg 18 Agustus 1945 19 Desember 1948 PNI Soekarno 1
Lowong 19 Desember 1948 13 Juli 1949 - Syafruddin Prawiranegara
(Ketua PDRI)
Mohammad Hatta 13 Juli 1949 27 Desember 1949 PNI Soekarno
Lowong 27 Desember 1949 15 Agustus 1950 - Soekarno
(Presiden RIS)
Assaat
(Pemangku Sementara
Jabatan Presiden RI)
Mohammad Hatta 15 Agustus 1950 1 Desember 1956 PNI Soekarno
- Lowong[1] 1 Desember 1956 22 Februari 1967 -
22 Februari 1967 27 Maret 1968 Soeharto
(Pejabat Presiden)
27 Maret 1968 24 Maret 1973 Soeharto 2
2 Hamengkubuwana IX Hbix.jpg 24 Maret 1973 23 Maret 1978 Nonpartisan 3
3 Adam Malik Adammalik2.jpg 23 Maret 1978 11 Maret 1983 Golkar 4
4 Umar Wirahadikusumah Umarwirahadi.jpg 11 Maret 1983 11 Maret 1988 Golkar 5
5 Soedharmono Sudharmono2.jpg 11 Maret 1988 11 Maret 1993 Golkar 6
6 Try Sutrisno Srisutrisno.jpg 11 Maret 1993 11 Maret 1998 Golkar 7
7 Bacharuddin Jusuf Habibie Bacharuddin Jusuf Habibie official portrait.jpg 11 Maret 1998 21 Mei 1998 Golkar 8
- Lowong[2] 21 Mei 1998 20 Oktober 1998 - Bacharuddin Jusuf Habibie
8 Megawati Soekarnoputri Vice President Megawati Sukarnoputri - Indonesia.jpg 20 Oktober 1999 23 Juli 2001 PDIP Abdurrahman Wahid 9
9 Hamzah Haz Hamzah Haz.jpg 26 Juli 2001 20 Oktober 2004 PPP Megawati Soekarnoputri
10 Muhammad Jusuf Kalla Jusuf Kalla.jpg 20 Oktober 2004 20 Oktober 2009 Partai Golkar Susilo Bambang Yudhoyono 10
11 Boediono Boediono official vice presidential portrait.jpg 20 Oktober

ptk

Purwodadi Tahun Ajaran 2008 / 2009 Pokok Bahasan Lingkaran)
SKRIPSI
Untuk memenuhi sebagai persyaratan
Guna mencapai derajat Sarjana S-1
Pendidikan Matematika
Diajukan oleh:
BETA DWI AGUSTINA
A 410 050 020
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2009
________________________________________
Page 2
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam era globalisasi dan serba bersaing seperti saat ini, pendidikan
merupakan hal terpenting bagi setiap orang. Keberhasilan dunia pendidikan
akan tergantung pada sejauh mana kita mengembangkan keterampilan yang
tepat serta daya nalar yang kuat untuk menguasai kekuatan, kecepatan,
kompleksitas dan ketidakpastian yang saling berhubungan satu dengan yang
lain. Oleh karena itu bidang pendidikan perlu dan harus mendapatkan
perhatian, penanganan serta prioritas secara maksimal baik oleh pemerintah,
masyarakat dan para pengelola pendidikan pada umumnya.
Menurut Ernest Hemingway dalam buku Landasan Pendidikan
(2004:20) pendidikan merupakan kegiatan yang harus berfungsi sebagai a
built in shock proof crap detector, yaitu alat pendeteksi kebodohan dan
keadaan yang kedap kejut atau tahan bantingan dan tetap. Oleh karena itu
upaya peningkatan mutu pendidikan adalah bagian terpadu dari upaya
peningkatan kualitas manusia, baik aspek kemampuan kepribadian maupun
tanggung jawab sebagai warga negara. Tetapi lebih dari itu, yaitu dapat
menyesuaikan hidup di lingkungan masyarakat dan mampu mengembangkan
bagi penyempurnaan masyarakat itu sendiri.
Pendidikan dapat tertuang dalam situasi formal, non formal maupun
informal. Situasi pendidikan formal yang diimplementasikan dalam
lingkungan sekolah melalui proses belajar mengajar merupakan faktor penentu
________________________________________
Page 3
2
keberhasilan dari serangkaian pendidikan seseorang, karena dalam situasi
inilah transfer knowledge antar individu sedang terjadi, baik antara guru
dengan siswa maupun siswa dengan siswa. Oleh sebab itu sekolah sering
diartikan sebagai pendidikan dalam arti sempit. Pada pendidikan dalam situasi
formal yang terpenting adalah proses pelaksanaannya bukan hasil akhirnya,
karena dengan proses siswa dapat memperoleh pengetahuan sehingga mereka
mempunyai bekal ilmu yang kekal bagi dirinya untuk dibawa kemasa depan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam pelaksanaan proses pendidikan
formal, kegiatan belajar mengajar selalu mengalami berbagai hambatan.
Hambatan-hambatan itu bisa berasal dari faktor guru, materi ajar, guru, siswa
itu sendiri bahkan karena faktor strategi pembelajaran yang digunakan. Suatu
realita di lapangan menunjukkan bahwa masih banyaknya proses pembelajaran
dengan menggunakan metode konvensional atau metode ceramah yang
dilakukan oleh guru, sehingga sebagian besar siswa belum belajar ketika guru
mengajar karena aktifitas siswa sangat dibatasi.
Metode konvensional mengakibatkan siswa pasif selama proses
pembelajaran, karena tugas siswa dalam hal ini yang paling penting adalah
duduk diam dan mendengarkan dengan teliti serta mencatat yang pokok-pokok
dari yang dikemukakan oleh guru. Sehingga segala potensi yang ada dalam
diri siswa kurang begitu optimal sebagai seorang individu yang sedang
berkembang. Metode konvensional juga beranggapan bahwa seluruh siswa
yang berada dalam satu kelas adalah sama, baik dalam hal kemampuan,
kesiapan dan kematangan serta kecepatan belajar dengan penghubung diantara
________________________________________
Page 4
3
keduanya (guru dan siswa) adalah melalui bicara, padahal setiap siswa tidak
boleh dianggap sama, karena mereka mempunyai kelebihan dan kekurangan
masing-masing, sehingga tugas guru hanyalah memberikan ceramah kepada
siswa mengenai materi ajar yang disampaikan. Meskipun tidak dapat
dipungkiri bahwa metode konvensional akan memberikan kemudahan bagi
guru dalam mengorganisasi serta menguasai arah kelas.
Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, dewasa ini telah berkembang
secara pesat baik materi maupun kegunaannya. Matematika juga dapat
diartikan sebagai ilmu yang bertujuan untuk mendidik anak agar dapat berpikir
logis, kritis, analitis dan ulet serta percaya pada diri sendiri. Hampir seluruh
ilmu pengetahuan terdapat unsur matematika, oleh sebab itu matematika perlu
dipelajari oleh setiap orang, khususnya oleh siswa. Namun dalam kenyataan
dilapangan, pembelajaran matematika sering tidak dikaitkan dengan
permasalahan kehidupan sehari-hari sehingga siswa baru mampu mempelajari
tentang fakta, konsep, prinsip, hukum, teori serta gagasan lainnya pada tingkat
ingatan.
Menyelesaikan soal-soal matematika yang kontekstual atau yang
berkaitan dengan permasalahan kehidupan sehari-hari pada pelajaran
matematika merupakan kemampuan penting yang harus dimiliki oleh siswa.
Dengan kemampuan tersebut siswa dapat memperoleh pengetahuan tentang
bagaimana memahami suatu masalah serta mengkomunikasikan gagasan serta
memecahkan masalah baik untuk dirinya sendiri maupun kepada orang lain,
karena pada dasarnya matematika adalah bahasa khusus yang dibentuk untuk
________________________________________
Page 5
4
mengkomunikasikan bahasa sehari-hari. Jadi sangatlah penting bagi siswa
untuk dapat menyelesaiakan soal-soal matematika yang kontekstual atau yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Mengingat arti penting matematika bagi siswa, maka guru harus dapat
memilih metode atau strategi yang tepat dalam penyampaian materi. Strategi
pembelajaran yang diharap mampu menggeser penggunaan metode
konvensional serta mampu mengaktifkan dan mengkreatifkan siswa dalam
mengkontruksi ide pada proses pembelajaran matematika diantaranya adalah
dengan menggunakan strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan/ atau
pendekatan Realistic Mathematic Education (RME). Kedua strategi
pembelajaran ini merupakan strategi baru dalam dunia pendidikan yang sama-
sama mengajak siswa untuk lebih aktif dan kreatif dalam berpikir serta
mengkomunikasikan gagasan ketika menyelesaikan suatu persoalan
matematika.
Strategi Think Talk Write (TTW) sebagai salah satu stategi baru dalam
pendidikan, pada dasarnya dibangun melalui tahapan berpikir, berbicara dan
menulis dengan teks bacaan yang diberikan selalu dimulai dengan pemberian
soal-soal open-ended yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga
dengan penggunaan strategi ini diharapkan pembelajaran matematika menjadi
lebih bermakna dan mampu memberikan pengalaman dalam menyelesaiakan
permasalahan yang kontekstual pada siswa dengan menekankan pada
kemampuan bernalar secara sistematis.
________________________________________
Page 6
5
Tidak begitu jauh berbeda dari tujuan strategi TTW, pendekatan
Realistic Mathematic Educations (RME) juga sebagai salah satu pendekatan
baru dalam pembelajaran matematika, juga mengajak siswa untuk
mematematisasi kontekstual, yaitu kegiatan pola pikir siswa yang
dikembangkan dari hal-hal yang bersifat konkrit menuju hal-hal abstrak.
Sehingga pembelajaran dengan model realistik pada dasarnya adalah
pemanfaatan realita dan lingkungan yang dipahami siswa untuk memperlancar
proses pembelajaran, khususnya matematika sehingga mencapai tujuan
pendidikan matematika yang lebih baik dari pada masa lalu. Realita yang
dimaksud adalah hal-hal yang nyata atau konkrit yang dapat diamati dan
dipahami siswa dengan membayangkan, sedangkan lingkungan adalah tempat
siswa berada (Soedjadi, 2003:180).
Dengan demikian, baik melalui strategi Think Talk Write (TTW)
maupun pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) diharapkan
pembelajaran matematika menjadi lebih bermakna. Sehingga pemahaman serta
komunikasi matematik dan kemampuan menyelesaikan soal-soal matematika
yang kontekstual pada siswa akan meningkat, begitu juga terhadap prestasi
belajar mereka. Oleh sebab itu melalui kedua model tersebut pendidikan dapat
dikatakan mampu berfungsi sebagai a built in shock proof crap detector dalam
menghadapi era masa kini.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat ditarik
identifikasi masalah sebagai berikut:
________________________________________
Page 7
6
1. Diperlukannya suatu metode baru non konvensional untuk membuat suatu
pembelajaran matematika menjadi lebih efektif dan bermakna serta mampu
membuat siswa aktif dalam menumbuh kembangkan segala potensi yang
ada pada dirinya dalam menyelesaikan soal-soal matematika yang
kontekstual atau soal-soal matematika yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari.
2. Kurangnya komunikasi matematik pada siswa ketika pembelajaran
matematika berlangsung.
C. Pembatasan Masalah
Beberapa permasalahan terkadang akan timbul secara bersamaan.
Sehingga hal ini dapat mempersulit peneliti dalam meneliti permasalahan-
permasalahan yang ada. Pada penelitian ini, masalah dibatasi supaya terarah
tujuan penelitiannya. Adanya pembatasan masalah diharapkan masalah yang
diteliti dapat dikaji lebih mendalam, sehingga penelitian difokuskan pada:
1. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah suatu cara penyampaian materi
ajar dalam suatu pembelajaran, strategi pembelajaran yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW)
pada kelompok eksperimen dan pendekatan Realistic Mathemathic
Educations (RME) pada kelompok kontrol.
2. Kemampuan Menyelesaikan Soal-Soal Matematika
Kemampuan menyelesaikan soal-soal matematika dalam penelitian
ini adalah kemampuan menyelesaikan permasalahan matematika yang
________________________________________
Page 8
7
kontekstual atau yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari pada materi
lingkaran pokok bahasan menentukan unsur-unsur dan bagian-bagian
lingkaran SMP kelas VIII semester 2.
3. Prestasi Belajar Matematika
Prestasi belajar matematika pada penelitian ini adalah prestasi
belajar siswa pada pokok bahasan menentukan unsur-unsur dan bagian-
bagian lingkaran, yaitu hasil dari suatu pengukuran serta penilaian usaha
belajar matematika setelah proses pembelajaran berlangsung. Dalam hal ini
adalah nilai evaluasi pada akhir pokok bahasan.
D. Perumusan Masalah
Bertolak pada identifikasi dan pembatasan masalah diatas, masalah
pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah ada perbedaan kemampuan menyelesaikan soal-soal matematika
antara siswa yang diberi pembelajaran dengan strategi Think Talk Write
(TTW) dan pendekatan Realistic Mathematic Educations (RME) pada
pokok bahasan menentukan unsur-unsur dan bagian-bagian lingkaran.
2. Apakah kemampuan siswa dalam menyelesaiakan soal-soal matematika
yang diberi pembelajaran dengan strategi Think Talk Write (TTW) lebih
baik daripada siswa yang diberi pembelajaran dengan pendekatan Realistic
Mathematic Educations (RME).
________________________________________
Page 9
8
E. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian merupakan titik pijak untuk merealisasikan pesan
yang dilaksanakan, sehingga perlu dirumuskan secara jelas. Tujuan dari
diadakannya penelitian ini diantaranya :
1. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan menyelesaikan soal-soal
matematika antara siswa yang diberi pembelajaran dengan strategi Think
Talk Write (TTW) dan pendekatan Realistic Mathematic Educations
(RME) pada pokok bahasan menentukan unsur-unsur dan bagian-bagian
lingkaran.
2. Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyelesaiakan soal-soal
matematika yang diberi pembelajaran dengan strategi Think Talk Write
(TTW) lebih baik daripada siswa yang diberi pembelajaran dengan
pendekatan Realistic Mathematic Educations (RME).
F. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi dunia
pendidikan maupun dalam bidang lain. Adapun manfaat yang peneliti
harapkan adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Secara umum hasil penelitian ini diharapkan secara teoritis mampu
memberikan kontribusi pada pembelajaran matematika, utamanya pada
pengaruh penggunaan strategi TTW dan RME terhadap kemampuan
menyelesaikan soal-soal matematika yang kontekstual bagi siswa pada
pokok bahasan menentukan unsur-unsur dan bagian-bagian lingkaran.
________________________________________
Page 10
9
Secara khusus diharapkan strategi pembelajaran semacam strategi TTW
dan RME dapat menggeser pembelajaran konvensional yang masih sering
digunakan, sehingga dari hal tersebut pelajaran matematika bermanfaat
untuk menumbuh kembangkan kemampuan pemahaman serta komunikasi
matematik pada siswa serta pembelajaran menjadi lebih bermakna.
2. Manfaat Praktis
a. Memberikan informasi kepada guru mata pelajaran matematika untuk
menggunakan strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan / atau
pendekatan RME sebagai salah satu alternatif pada pembelajaran
matematika.
b. Bagi siswa, kedua strategi ini dapat meningkatkan kemampuan
pemahaman serta komunikasi matematik pada pembelajaran
matematika.
c. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan wacana guna uji kemampuan
terhadap bekal teori yang diperoleh di bangku kuliah serta sebagai
upaya mengembangkan ilmu pengetahuan dalam bidang matematika.
d. Hasil penelitian dapat dipergunakan sebagai pedoman atau referensi
untuk penelitian berikutnya

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) DAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATIONS (RME) TERHADAP KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL-SOAL MATEMATIKA PADA SISWA

Purwodadi Tahun Ajaran 2008 / 2009 Pokok Bahasan Lingkaran)
SKRIPSI
Untuk memenuhi sebagai persyaratan
Guna mencapai derajat Sarjana S-1
Pendidikan Matematika
Diajukan oleh:
BETA DWI AGUSTINA
A 410 050 020
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2009
________________________________________
Page 2
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam era globalisasi dan serba bersaing seperti saat ini, pendidikan
merupakan hal terpenting bagi setiap orang. Keberhasilan dunia pendidikan
akan tergantung pada sejauh mana kita mengembangkan keterampilan yang
tepat serta daya nalar yang kuat untuk menguasai kekuatan, kecepatan,
kompleksitas dan ketidakpastian yang saling berhubungan satu dengan yang
lain. Oleh karena itu bidang pendidikan perlu dan harus mendapatkan
perhatian, penanganan serta prioritas secara maksimal baik oleh pemerintah,
masyarakat dan para pengelola pendidikan pada umumnya.
Menurut Ernest Hemingway dalam buku Landasan Pendidikan
(2004:20) pendidikan merupakan kegiatan yang harus berfungsi sebagai a
built in shock proof crap detector, yaitu alat pendeteksi kebodohan dan
keadaan yang kedap kejut atau tahan bantingan dan tetap. Oleh karena itu
upaya peningkatan mutu pendidikan adalah bagian terpadu dari upaya
peningkatan kualitas manusia, baik aspek kemampuan kepribadian maupun
tanggung jawab sebagai warga negara. Tetapi lebih dari itu, yaitu dapat
menyesuaikan hidup di lingkungan masyarakat dan mampu mengembangkan
bagi penyempurnaan masyarakat itu sendiri.
Pendidikan dapat tertuang dalam situasi formal, non formal maupun
informal. Situasi pendidikan formal yang diimplementasikan dalam
lingkungan sekolah melalui proses belajar mengajar merupakan faktor penentu
________________________________________
Page 3
2
keberhasilan dari serangkaian pendidikan seseorang, karena dalam situasi
inilah transfer knowledge antar individu sedang terjadi, baik antara guru
dengan siswa maupun siswa dengan siswa. Oleh sebab itu sekolah sering
diartikan sebagai pendidikan dalam arti sempit. Pada pendidikan dalam situasi
formal yang terpenting adalah proses pelaksanaannya bukan hasil akhirnya,
karena dengan proses siswa dapat memperoleh pengetahuan sehingga mereka
mempunyai bekal ilmu yang kekal bagi dirinya untuk dibawa kemasa depan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam pelaksanaan proses pendidikan
formal, kegiatan belajar mengajar selalu mengalami berbagai hambatan.
Hambatan-hambatan itu bisa berasal dari faktor guru, materi ajar, guru, siswa
itu sendiri bahkan karena faktor strategi pembelajaran yang digunakan. Suatu
realita di lapangan menunjukkan bahwa masih banyaknya proses pembelajaran
dengan menggunakan metode konvensional atau metode ceramah yang
dilakukan oleh guru, sehingga sebagian besar siswa belum belajar ketika guru
mengajar karena aktifitas siswa sangat dibatasi.
Metode konvensional mengakibatkan siswa pasif selama proses
pembelajaran, karena tugas siswa dalam hal ini yang paling penting adalah
duduk diam dan mendengarkan dengan teliti serta mencatat yang pokok-pokok
dari yang dikemukakan oleh guru. Sehingga segala potensi yang ada dalam
diri siswa kurang begitu optimal sebagai seorang individu yang sedang
berkembang. Metode konvensional juga beranggapan bahwa seluruh siswa
yang berada dalam satu kelas adalah sama, baik dalam hal kemampuan,
kesiapan dan kematangan serta kecepatan belajar dengan penghubung diantara
________________________________________
Page 4
3
keduanya (guru dan siswa) adalah melalui bicara, padahal setiap siswa tidak
boleh dianggap sama, karena mereka mempunyai kelebihan dan kekurangan
masing-masing, sehingga tugas guru hanyalah memberikan ceramah kepada
siswa mengenai materi ajar yang disampaikan. Meskipun tidak dapat
dipungkiri bahwa metode konvensional akan memberikan kemudahan bagi
guru dalam mengorganisasi serta menguasai arah kelas.
Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, dewasa ini telah berkembang
secara pesat baik materi maupun kegunaannya. Matematika juga dapat
diartikan sebagai ilmu yang bertujuan untuk mendidik anak agar dapat berpikir
logis, kritis, analitis dan ulet serta percaya pada diri sendiri. Hampir seluruh
ilmu pengetahuan terdapat unsur matematika, oleh sebab itu matematika perlu
dipelajari oleh setiap orang, khususnya oleh siswa. Namun dalam kenyataan
dilapangan, pembelajaran matematika sering tidak dikaitkan dengan
permasalahan kehidupan sehari-hari sehingga siswa baru mampu mempelajari
tentang fakta, konsep, prinsip, hukum, teori serta gagasan lainnya pada tingkat
ingatan.
Menyelesaikan soal-soal matematika yang kontekstual atau yang
berkaitan dengan permasalahan kehidupan sehari-hari pada pelajaran
matematika merupakan kemampuan penting yang harus dimiliki oleh siswa.
Dengan kemampuan tersebut siswa dapat memperoleh pengetahuan tentang
bagaimana memahami suatu masalah serta mengkomunikasikan gagasan serta
memecahkan masalah baik untuk dirinya sendiri maupun kepada orang lain,
karena pada dasarnya matematika adalah bahasa khusus yang dibentuk untuk
________________________________________
Page 5
4
mengkomunikasikan bahasa sehari-hari. Jadi sangatlah penting bagi siswa
untuk dapat menyelesaiakan soal-soal matematika yang kontekstual atau yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Mengingat arti penting matematika bagi siswa, maka guru harus dapat
memilih metode atau strategi yang tepat dalam penyampaian materi. Strategi
pembelajaran yang diharap mampu menggeser penggunaan metode
konvensional serta mampu mengaktifkan dan mengkreatifkan siswa dalam
mengkontruksi ide pada proses pembelajaran matematika diantaranya adalah
dengan menggunakan strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan/ atau
pendekatan Realistic Mathematic Education (RME). Kedua strategi
pembelajaran ini merupakan strategi baru dalam dunia pendidikan yang sama-
sama mengajak siswa untuk lebih aktif dan kreatif dalam berpikir serta
mengkomunikasikan gagasan ketika menyelesaikan suatu persoalan
matematika.
Strategi Think Talk Write (TTW) sebagai salah satu stategi baru dalam
pendidikan, pada dasarnya dibangun melalui tahapan berpikir, berbicara dan
menulis dengan teks bacaan yang diberikan selalu dimulai dengan pemberian
soal-soal open-ended yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga
dengan penggunaan strategi ini diharapkan pembelajaran matematika menjadi
lebih bermakna dan mampu memberikan pengalaman dalam menyelesaiakan
permasalahan yang kontekstual pada siswa dengan menekankan pada
kemampuan bernalar secara sistematis.
________________________________________
Page 6
5
Tidak begitu jauh berbeda dari tujuan strategi TTW, pendekatan
Realistic Mathematic Educations (RME) juga sebagai salah satu pendekatan
baru dalam pembelajaran matematika, juga mengajak siswa untuk
mematematisasi kontekstual, yaitu kegiatan pola pikir siswa yang
dikembangkan dari hal-hal yang bersifat konkrit menuju hal-hal abstrak.
Sehingga pembelajaran dengan model realistik pada dasarnya adalah
pemanfaatan realita dan lingkungan yang dipahami siswa untuk memperlancar
proses pembelajaran, khususnya matematika sehingga mencapai tujuan
pendidikan matematika yang lebih baik dari pada masa lalu. Realita yang
dimaksud adalah hal-hal yang nyata atau konkrit yang dapat diamati dan
dipahami siswa dengan membayangkan, sedangkan lingkungan adalah tempat
siswa berada (Soedjadi, 2003:180).
Dengan demikian, baik melalui strategi Think Talk Write (TTW)
maupun pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) diharapkan
pembelajaran matematika menjadi lebih bermakna. Sehingga pemahaman serta
komunikasi matematik dan kemampuan menyelesaikan soal-soal matematika
yang kontekstual pada siswa akan meningkat, begitu juga terhadap prestasi
belajar mereka. Oleh sebab itu melalui kedua model tersebut pendidikan dapat
dikatakan mampu berfungsi sebagai a built in shock proof crap detector dalam
menghadapi era masa kini.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat ditarik
identifikasi masalah sebagai berikut:
________________________________________
Page 7
6
1. Diperlukannya suatu metode baru non konvensional untuk membuat suatu
pembelajaran matematika menjadi lebih efektif dan bermakna serta mampu
membuat siswa aktif dalam menumbuh kembangkan segala potensi yang
ada pada dirinya dalam menyelesaikan soal-soal matematika yang
kontekstual atau soal-soal matematika yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari.
2. Kurangnya komunikasi matematik pada siswa ketika pembelajaran
matematika berlangsung.
C. Pembatasan Masalah
Beberapa permasalahan terkadang akan timbul secara bersamaan.
Sehingga hal ini dapat mempersulit peneliti dalam meneliti permasalahan-
permasalahan yang ada. Pada penelitian ini, masalah dibatasi supaya terarah
tujuan penelitiannya. Adanya pembatasan masalah diharapkan masalah yang
diteliti dapat dikaji lebih mendalam, sehingga penelitian difokuskan pada:
1. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah suatu cara penyampaian materi
ajar dalam suatu pembelajaran, strategi pembelajaran yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW)
pada kelompok eksperimen dan pendekatan Realistic Mathemathic
Educations (RME) pada kelompok kontrol.
2. Kemampuan Menyelesaikan Soal-Soal Matematika
Kemampuan menyelesaikan soal-soal matematika dalam penelitian
ini adalah kemampuan menyelesaikan permasalahan matematika yang
________________________________________
Page 8
7
kontekstual atau yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari pada materi
lingkaran pokok bahasan menentukan unsur-unsur dan bagian-bagian
lingkaran SMP kelas VIII semester 2.
3. Prestasi Belajar Matematika
Prestasi belajar matematika pada penelitian ini adalah prestasi
belajar siswa pada pokok bahasan menentukan unsur-unsur dan bagian-
bagian lingkaran, yaitu hasil dari suatu pengukuran serta penilaian usaha
belajar matematika setelah proses pembelajaran berlangsung. Dalam hal ini
adalah nilai evaluasi pada akhir pokok bahasan.
D. Perumusan Masalah
Bertolak pada identifikasi dan pembatasan masalah diatas, masalah
pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah ada perbedaan kemampuan menyelesaikan soal-soal matematika
antara siswa yang diberi pembelajaran dengan strategi Think Talk Write
(TTW) dan pendekatan Realistic Mathematic Educations (RME) pada
pokok bahasan menentukan unsur-unsur dan bagian-bagian lingkaran.
2. Apakah kemampuan siswa dalam menyelesaiakan soal-soal matematika
yang diberi pembelajaran dengan strategi Think Talk Write (TTW) lebih
baik daripada siswa yang diberi pembelajaran dengan pendekatan Realistic
Mathematic Educations (RME).
________________________________________
Page 9
8
E. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian merupakan titik pijak untuk merealisasikan pesan
yang dilaksanakan, sehingga perlu dirumuskan secara jelas. Tujuan dari
diadakannya penelitian ini diantaranya :
1. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan menyelesaikan soal-soal
matematika antara siswa yang diberi pembelajaran dengan strategi Think
Talk Write (TTW) dan pendekatan Realistic Mathematic Educations
(RME) pada pokok bahasan menentukan unsur-unsur dan bagian-bagian
lingkaran.
2. Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyelesaiakan soal-soal
matematika yang diberi pembelajaran dengan strategi Think Talk Write
(TTW) lebih baik daripada siswa yang diberi pembelajaran dengan
pendekatan Realistic Mathematic Educations (RME).
F. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi dunia
pendidikan maupun dalam bidang lain. Adapun manfaat yang peneliti
harapkan adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Secara umum hasil penelitian ini diharapkan secara teoritis mampu
memberikan kontribusi pada pembelajaran matematika, utamanya pada
pengaruh penggunaan strategi TTW dan RME terhadap kemampuan
menyelesaikan soal-soal matematika yang kontekstual bagi siswa pada
pokok bahasan menentukan unsur-unsur dan bagian-bagian lingkaran.
________________________________________
Page 10
9
Secara khusus diharapkan strategi pembelajaran semacam strategi TTW
dan RME dapat menggeser pembelajaran konvensional yang masih sering
digunakan, sehingga dari hal tersebut pelajaran matematika bermanfaat
untuk menumbuh kembangkan kemampuan pemahaman serta komunikasi
matematik pada siswa serta pembelajaran menjadi lebih bermakna.
2. Manfaat Praktis
a. Memberikan informasi kepada guru mata pelajaran matematika untuk
menggunakan strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan / atau
pendekatan RME sebagai salah satu alternatif pada pembelajaran
matematika.
b. Bagi siswa, kedua strategi ini dapat meningkatkan kemampuan
pemahaman serta komunikasi matematik pada pembelajaran
matematika.
c. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan wacana guna uji kemampuan
terhadap bekal teori yang diperoleh di bangku kuliah serta sebagai
upaya mengembangkan ilmu pengetahuan dalam bidang matematika.
d. Hasil penelitian dapat dipergunakan sebagai pedoman atau referensi
untuk penelitian berikutnya

Minggu, 17 Juli 2011

bab 1

BAB I
PENDAHULAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu aspek yang paling besar peranannya dalam kelangsungan hidup manusia dan perkembangan suatu bangsa. Menyadari akan pentingnya pendidikan, pemerintah telah melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan. Guru sebagai salah seorang yang bertanggung jawab langsung dalam meningkatkan mutu pendidikan diharapkan memiliki keahlian, keterampilan dan kemampuan yang dapat diandalkan. Untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah maka siswa diharapkan menguasai semua bidang studi. Salah satunya adalah matematika yang dipelajari disetiap jenjang pendidikan diharapkan mampu melatih manusia untuk belajar berpikir praktis, logis, bersikap kritis dan kreatif secara sistematis dalam setiap tindakannya. Untuk mencapai hal yang diinginkan tersebut diperlukan proses belajar mengajar yang berlangsung dengan baik. Berbagai usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Kualitas pendidikan yang optimal akan tercipta jika peran guru sebagai fasilitator dalam proses belajar mengajar tidak diabaikan disamping itu guru juga berfungsi sebagai pencipta kondisi yang kondusif selama berlangsungnya kegiatan belajar mengajar bagi para siswa. Kondisi ini diciptakan untuk membantu perkembangan anak secara optimal baik perkembangan fisik maupun mental, baik jasmani atau rohani, dalam upaya menemukan dan memecahkan masalah yang dihadapi siswa, di sini guru agar mampu membangkitkan semangat siswa dalam berfikir.
Sesuai dengan definisinya ilmu pengetahuan merupakan keterangan yang lengkap dan konsisten tentang fakta, pengalaman yang dapat diuji secara otomatis, empiris, dan riset serta tersusun secara sistematis yaitu dimulai dari hal yang sederhana hingga pada hal-hal yang kompleks, antara satu dan yang lainnya saling berhubungan.
Matematika merupakan cabang dari ilmu pengetahuan, secara singkat matematika berkenaan dengan ide atau konsep abstrak yang tersusun secara hierarkis dan penalarannya deduktif. Belajar matematika haruslah dimulai dengan pemahaman, konsep-konsep yang sederhana agar dapat mempelajari konsep-konsep lainnya yang lebih kompleks. Tanpa memahami konsep dasar tersebut maka akan terasa sulit untuk mempelajari konsep selanjutnya. Lebih lanjut Hudojo menyebutkan:
Matematika yang berkenaan dengan ide-ide abstrak yang diberi simbol-simbol itu tersusun secara hierarkis. Mempelajari konsep B yang berdasarkan kepada konsep A, seseorang perlu memahami lebih dulu konsep A. Tanpa memahami konsep A, tidak mungkin orang itu memahami konsep B. Ini berarti, mempelajari matematika haruslah bertahap dan berurutan serta berdasarkan kepada pengalaman belajar yang lalu.

Matematika diajarkan kepada anak didik sejak sekolah tingkat dasar dengan menggunakan metode penyampaian yang tepat, sehingga siswa dapat aktif, bekerja memecahkan masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya dan saling mendiskusikan masalah dengan teman-temannya. Dalam matemtaika dikenal beberapa konsep dasar atau konsep esensial yang merupakan konsep-konsep matematika yang strategis dalam menunjang kemampuan untuk memahami konsep-konsep lainnya, juga banyak digunakan dalam bidang studi lainnya serta dalam kehidupan sehari-hari. Di antara konsep-konsep esensial dalam matematika adalah pada konsep bilangan dan operasinya, konsep ini harus benar-benar dikuasai agar mempermudah pemahaman dalam matematika.
Keberhasilan siswa belajar matematika dipengaruhi oleh penguasaan guru terhadap berbagai cara penyampaian bahasan matematika kepada siswa. Seorang guru hendaknya memilih dan menggunakan model pembelajaran yang melibatkan siswa agar aktif dalam belajar secara mental, fisik dan sosial. Di dalam membangkitkan minat, semangat, daya cipta (kreatifitas) dan kemampuan siswa untuk menemukan dan memecahkan masalah dengan upaya sendiri.
Hasil penelitian Darwani menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif memiliki dampak positif terhadap siswa yang rendah prestasi, karena pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kerja keras siswa, lebih giat dan lebih termotivasi.
Menurut Kauchak (dalam Dede Rosyada) cooperatif learning adalah belajar yang dilakukan bersama, saling membantu satu sama lain, dan mereka telah menyepakati tujuan atau kompetensi yang akan dicapai, masing-masing memiliki akuntabilitas individual, dan masing-masing harus mempunyai kesempatan yang sama untuk mencapai sukses. Dalam pembelajaran yang berlangsung sekarang, sering kali siswa itu berkompetensi agar memperoleh rangking terbaik. Dalam belajar kooperatif yang dikedepankan kebersamaan dan kerja sama serta saling membatu satu sama lain untuk mencapai keberhasilan masing-masing siswa dalam mencapai kompetensi ideal, yang pada akhirnya akan membentuk image kompetensi kelas. Itulah tujuan yang harus disepakati dalam kelompok dengan strategi cooperatif learning.
Bentuk pembelajaran yang paling sederhana untuk diterapkan bagi pencapaian tujuan pembelajaran adalah model pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions), di mana siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 siswa. Metode tipe STAD ini lebih menekankan kepada aspek sosial antara siswa dalam kelompok yang heterogen. Dalam pembelajaran ini siswa belajar bersama, saling menyumbang pikiran dan bertanggung jawab terhadap keberhasilan belajar baik individu maupun kelompok.
Berangkat dari uraian di atas, maka penulis ingin mengadakan penelitian lebih lanjut, apakah penerapan pembelajaran Kooperatif Tipe STAD berhasil digunakan khususnya pada materi Kubus di MTsS Lam Ujong Aceh Besar. Untuk mendapatkan jawaban pertanyaan tersebut penting kiranya masalah ini diangkat menjadi suatu penelitian dengan judul: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Materi Kubus di MTsS Lam Ujong Aceh Besar Tahun Ajaran 2007/2008.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian di atas yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “apakah penerapan pembelajaran Kooperatif Tipe STAD berhasil digunakan pada pokok bahasan Kubus di MTsS Lam Ujong Aceh Besar?.

C. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan yang dilakukan seseorang atau lembaga selalu mempunyai tujuan tertentu dan pada akhirnya diharapkan tujuan tersebut dapat tercapai. Berdasarkan pertanyaan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD pada materi kubus.

D. Penjelasan Istilah

Untuk menghindari kesalah pahaman dan penaksiran judul skripsi ini perlu kiranya penulis menjelaskan beberapa istilah yang ada di dalamnya. Adapun istilah yang perlu dijelaskan adalah:
1. Penerapan
Penerapan berasal dari kata kerja “terap” kemudian diberikan awalan “pe’ dan akhiran “an” sehingga menjadi penerapan yang berati pemasangan., pengenaan, perihal mempraktekkan.
Dalam kamus Inggris-Indonesia istilah penerapan dikenal dengan kata “applied” yang berarti mempergunakan, memperhatikan.
Adapun penerapan yang dimaksud di sini adalah perihal mempraktekkan atau mempergunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam proses pembelajaran pada pokok bahasan kubus.
2. Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan strategi belajar dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Belajar belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pembelajaran. Adapun pembelajaran kooperatif tipe STAD yang penulis maksud dalam penelitian ini adalah menentukan siswa dalam kelompok belajar untuk menyelesaikan tugas kelompok
3. Kubus
Kubus adalah bangun ruang yang mempunyai semua rusuk sama panjang.

E. Postulat dan Hipotesis

Postulat adalah anggapan dasar, menurut Winarno Surachmad, tumpuan segala dan kegiatan terhadap masalah yang dihadapi, postulat inilah yang menjadi titik pangkal, titik di mana tidak ada lagi keragu-raguan.
Berdasarkan pendapat di atas, maka yang menjadi postulat dalam penelitian ini adalah:
1. Penggunaan metode yang tepat dalam proses belajar mengajar merupakan salah satu faktor yang menunjang keberhasilan.
2. Metode pembelajaran kooperatif merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pengajaran matematika.
Suatu penelitian dilengkapi dengan hipotesis. Suprapto mengungkapkan, hipotesis adalah suatu proporsi, kondisi, atau prinsip yang untuk sementara waktu dianggap benar dan barang kali tanpa keyakinan, agar bias dapat ditarik konsekuensi yang logis dan dengan cara ini diadakan pengujian (tes) tentang kebenaran dengan menggunakan data empiris (empirical data) hasil penelitian.
Sementara hipotesis adalah: “Sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti data yang terkumpul.” Jadi yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah penerapan pembelajaran Kooperatif tipe STAD pada pokok bahasan kubus mencapai taraf berhasil.
Kemudian untuk menjaga keseragaman dalam skripsi ini, penulis berpedoman pada buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah “ yang diterbitkan oleh Fakultas Tarbiyah IAIN Ar – Raniry Darussalam Banda Aceh Tahun 2004.

RPP Lingkaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)


Nama Sekolah : SMP dan MTs
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII (Delapan)
Semester : 2 (Dua)


Standar Kompetensi : 4. Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya.

Kompetensi Dasar : 4.1. Menentukan unsur dan bagian-bagian lingkaran.

Indikator : Menyebutkan unsur-unsur dan bagian-bagian lingkaran: pusat lingkaran, jari-jari, diameter, busur, tali busur, tembereng, juring, apotema.

Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (1 pertemuan).

A. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat menyebutkan unsur-unsur dan bagian-bagian lingkaran: pusat lingkaran, jari-jari, diameter, busur, tali busur, tembereng, juring, apotema.

B. Materi Ajar

Lingkaran, yaitu mengenai mengenal unsur-unsur dan bagian-bagian lingkaran.

C. Metode Pembelajaran

Ceramah, tanya jawab, diskusi, dan pemberian tugas.

D. Langkah-langkah Kegiatan

 Pertemuan Pertama

Pendahuluan : - Menyampaikan tujuan pembelajaran.
- Memotivasi peserta didik dengan memberi penjelasan tentang pentingnya mempelajari materi ini.
Kegiatan Inti:
a. Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru mengenai unsur-unsur dan bagian-bagian lingkaran: pusat lingkaran, jari-jari, diameter, busur, tali busur, tembereng, juring, apotema, kemudian antara peserta didik dan guru mendiskusikan materi tersebut (Bahan: buku paket, yaitu buku Matematika SMP dan MTs ESIS Kelas VIII Semester 2, karangan Tatag Yuli Eko Siswono dan Netti Lastiningsih hal. 143-147 mengenai mengenal unsur-unsur dan bagian-bagian lingkaran).
b. Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan mengenai unsur-unsur dan bagian-bagian lingkaran: pusat lingkaran, jari-jari, diameter, busur, tali busur, tembereng, juring, apotema.
c. Peserta didik mengerjakan beberapa soal dari “Bekerja Aktif“ dalam buku paket hal. 145 mengenai pemasangan nama unsur-unsur atau bagian-bagian lingkaran: pusat lingkaran, jari-jari, diameter, busur, tali busur, tembereng, juring, apotema terhadap gambar ilustrasinya, kemudian peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban soal tersebut.
d. Peserta didik mengerjakan soal-soal dari “Cek Pemahaman“ dalam buku paket hal. 146 mengenai unsur-unsur dan bagian-bagian lingkaran.
e. Peserta didik mengerjakan beberapa soal dari “Kompetensi Berkembang Melalui Latihan“ dalam buku paket hal. 146-147 mengenai unsur-unsur dan bagian-bagian lingkaran, kemudian peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas beberapa jawaban soal tersebut.

Penutup
a. Peserta didik membuat rangkuman subbab yang telah dipelajari.
b. Peserta didik diberikan pekerjaan rumah (PR) dari soal-soal “Kompetensi Berkembang Melalui Latihan” dalam buku paket pada hal. 146-147 yang belum terselesaikan/dibahas di kelas.

E. Alat dan Sumber Belajar

Sumber :
- Buku paket, yaitu buku Matematika SMP dan MTs ESIS Kelas VIII Semester 2, karangan Tatag Yuli Eko Siswono dan Netti Lastiningsih hal. 143-147.
- Buku referensi lain.
Alat :
- Laptop
- LCD
- OHP

F. Penilaian

Teknik : tugas individu.
Bentuk Instrumen : uraian singkat.
Contoh Instrumen :

• Perhatikan lingkaran berikut.
A

• O


B
Disebut apakah garis AB?












Bogor,............................................
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Matematika
Kepala Sekolah





_______________________ _______________________
NIP. NIP.

Kompetensi Dasar : 4.2. Menghitung keliling dan luas lingkaran.

Indikator : 1. Menemukan nilai Phi.
2. Menentukan rumus keliling dan luas lingkaran.
3. Menghitung keliling dan luas lingkaran.

Alokasi Waktu : 6 jam pelajaran (3 pertemuan).

A. Tujuan Pembelajaran

a. Peserta didik dapat menemukan nilai Phi.
b. Peserta didik dapat menentukan rumus keliling dan luas lingkaran.
c. Peserta didik dapat menghitung keliling dan luas lingkaran.

B. Materi Ajar

a. Menentukan nilai Phi ( ).
b. Menentukan keliling lingkaran.
c. Menentukan luas lingkaran.

C. Metode Pembelajaran

Ceramah, tanya jawab, diskusi, dan pemberian tugas.

D. Langkah-langkah Kegiatan

 Pertemuan Pertama, Kedua, dan Ketiga

Pendahuluan : - Menyampaikan tujuan pembelajaran.
- Memotivasi peserta didik dengan memberi penjelasan tentang pentingnya mempelajari materi ini.
Kegiatan Inti:
a. Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru mengenai cara menemukan nilai Phi ( ), menentukan rumus keliling dan luas lingkaran, serta menghitung keliling dan luas lingkaran (Bahan: buku paket, yaitu buku Matematika SMP dan MTs ESIS Kelas VIII Semester 2, karangan Tatag Yuli Eko Siswono dan Netti Lastiningsih hal.147-150 mengenai menemukan nilai Phi ( ), hal. 150-155 mengenai menentukan keliling lingkaran, dan hal. 156-161 mengenai menentukan luas lingkaran), kemudian antara peserta didik dan guru mendiskusikan materi tersebut.
b. Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan mengenai cara menemukan nilai Phi ( ), menentukan rumus keliling dan luas lingkaran, serta menghitung keliling dan luas lingkaran.
c. Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket pada hal. 150-151 mengenai cara menentukan keliling lingkaran, dan hal. 156-157 mengenai cara mencari luas lingkaran.
d. Peserta didik mengerjakan soal-soal dari “Cek Pemahaman“ dalam buku paket hal. 152 mengenai penentuan keliling lingkaran, jari-jari, diameter jika salah satu nilai dari jari-jari, keliling, dan diameter lingkaran diketahui, dan hal. 158 mengenai penentuan luas lingkaran.
e. Peserta didik mengerjakan beberapa soal dari “Bekerja Aktif“ dalam buku paket hal. 147-149 mengenai penentuan rumus keliling lingkaran dan penemuan nilai Phi ( ), hal. 156 mengenai penentuan luas lingkaran, kemudian peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban soal tersebut.
f. Peserta didik mengerjakan beberapa soal dari “Kompetensi Berkembang Melalui Latihan“ dalam buku paket hal. 149-150 mengenai nilai Phi ( ), 152-155 mengenai penentuan keliling lingkaran, dan hal. 158-161 mengenai penentuan luas lingkaran, kemudian peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas beberapa jawaban soal tersebut.
g. Peserta didik mengerjakan beberapa soal “Quiz“ dalam buku paket hal. 152 dan 158.

Penutup
a. Peserta didik membuat rangkuman subbab yang telah dipelajari.
b. Peserta didik diberikan pekerjaan rumah (PR) dari soal-soal “Kompetensi Berkembang Melalui Latihan” dalam buku paket pada hal. 149-150, 152-155 dan 158-161 yang belum terselesaikan/dibahas di kelas.

E. Alat dan Sumber Belajar

Sumber :
- Buku paket, yaitu buku Matematika SMP dan MTs ESIS Kelas VIII Semester 2, karangan Tatag Yuli Eko Siswono dan Netti Lastiningsih hal. 147-150, 150-155, 156-161.
- Buku referensi lain.
Alat :
- Laptop
- LCD
- OHP

F. Penilaian

Teknik : tugas individu, kuis.
Bentuk Instrumen : uraian singkat, pilihan ganda.
Contoh Instrumen :
1. Ukurlah keliling (K) sebuah benda berbentuk lingkaran dan juga diameternya (d). Berapakah nilai ?
2. Sebutkan :
a. rumus keliling lingkaran yang berjari-jari m.
b. rumus luas lingkaran yang berjari-jari n.

3. Hitunglah :
a. keliling lingkaran yang berdiameter 10 cm.
b. luas lingkaran yang berjari-jari 3 cm.












Bogor,............................................
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Matematika
Kepala Sekolah





_______________________ _______________________
NIP. NIP.



Kompetensi Dasar : 4.3. Memahami relasi dan fungsi.

Indikator : 1. Mengenal hubungan sudut pusat dan sudut keliling jika menghadap busur yang sama.
2. Menentukan besar sudut keliling jika menghadap diameter dan busur yang sama.
3. Menentukan panjang busur, luas juring dan tembereng.
4. Menggunakan hubungan sudut pusat, panjang busur, luas juring dalam pemecahan masalah.

Alokasi Waktu : 8 jam pelajaran (4 pertemuan).

A. Tujuan Pembelajaran

a. Peserta didik dapat mengenal hubungan sudut pusat dan sudut keliling jika menghadap busur yang sama.
b. Peserta didik dapat menentukan besar sudut keliling jika menghadap diameter dan busur yang sama.
c. Peserta didik dapat menentukan panjang busur, luas juring dan tembereng.
d. Peserta didik dapat menggunakan hubungan sudut pusat, panjang busur, luas juring dalam pemecahan masalah.

B. Materi Ajar

a. Mengenal sudut pusat dan sudut keliling.
b. Mengenal hubungan antara busur, juring, dan sudut pusat.

C. Metode Pembelajaran

Ceramah, tanya jawab, diskusi, dan pemberian tugas.

D. Langkah-langkah Kegiatan

 Pertemuan Pertama dan Kedua

Pendahuluan : - Menyampaikan tujuan pembelajaran.
- Memotivasi peserta didik dengan memberi penjelasan tentang pentingnya mempelajari materi ini.
Kegiatan Inti:
a. Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru mengenai hubungan sudut pusat dan sudut keliling jika menghadap busur yang sama, dan cara menentukan besar sudut keliling jika menghadap diameter dan busur yang sama (Bahan: buku paket, yaitu buku Matematika SMP dan MTs ESIS Kelas VIII Semester 2, karangan Tatag Yuli Eko Siswono dan Netti Lastiningsih hal. 161-166 mengenai mengenal sudut pusat dan sudut keliling), kemudian antara peserta didik dan guru mendiskusikan materi tersebut.
b. Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan mengenai hubungan sudut pusat dan sudut keliling jika menghadap busur yang sama, dan cara menentukan besar sudut keliling jika menghadap diameter dan busur yang sama.
c. Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket pada hal. 162-163 mengenai cara menentukan besar sudut keliling.
d. Peserta didik mengerjakan beberapa soal dari “Bekerja Aktif“ dalam buku paket hal. 162 mengenai hubungan sudut pusat dan sudut keliling jika menghadap busur yang sama, kemudian peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban soal tersebut.
e. Peserta didik mengerjakan soal-soal dari “Cek Pemahaman“ dalam buku paket hal. 163 mengenai penentuan besar sudut pusat dan sudut keliling.
f. Peserta didik mengerjakan beberapa soal dari “Kompetensi Berkembang Melalui Latihan“ dalam buku paket hal. 164-166 mengenai penentuan besar sudut pusat dan sudut keliling, kemudian peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas beberapa jawaban soal tersebut.
g. Peserta didik mengerjakan beberapa soal “Quiz“ dalam buku paket hal. 164.

Penutup
a. Peserta didik membuat rangkuman subbab yang telah dipelajari.
b. Peserta didik diberikan pekerjaan rumah (PR) dari soal-soal “Kompetensi Berkembang Melalui Latihan” dalam buku paket pada hal. 164-166 yang belum terselesaikan/dibahas di kelas.

 Pertemuan Ketiga dan Keempat

Pendahuluan : - Menyampaikan tujuan pembelajaran.
- Memotivasi peserta didik dengan memberi penjelasan tentang pentingnya mempelajari materi ini.
Kegiatan Inti:
a. Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru mengenai cara menentukan panjang busur, luas juring dan tembereng, dan menggunakan hubungan sudut pusat, panjang busur, luas juring dalam pemecahan masalah (Bahan: buku paket, yaitu buku Matematika SMP dan MTs ESIS Kelas VIII Semester 2, karangan Tatag Yuli Eko Siswono dan Netti Lastiningsih hal. 166-171 mengenai mengenal hubungan antara busur, juring, dan sudut pusat), kemudian antara peserta didik dan guru mendiskusikan materi tersebut.
b. Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan mengenai cara menentukan panjang busur, luas juring dan tembereng, dan menggunakan hubungan sudut pusat, panjang busur, luas juring dalam pemecahan masalah.
c. Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket pada hal. 167-169 mengenai cara menentukan keliling dan luas lingkaran, serta panjang busur, luas juring dan temberengnya.
d. Peserta didik mengerjakan soal-soal dari “Cek Pemahaman“ dalam buku paket hal. 169 mengenai penentuan panjang busur, luas juring, dan besar sudut lingkaran.
e. Peserta didik mengerjakan beberapa soal “Quiz“ dalam buku paket hal. 169.
f. Peserta didik mengerjakan beberapa soal dari “Kompetensi Berkembang Melalui Latihan“ dalam buku paket hal. 169-171 mengenai penentuan jari-jari lingkaran jika diketahui besar sudut pusat dan panjang busur lingkaran, luas juring dan tembereng, dan penggunaan hubungan sudut pusat, panjang busur, luas juring dalam pemecahan masalah, kemudian peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas beberapa jawaban soal tersebut.

Penutup
a. Peserta didik membuat rangkuman subbab yang telah dipelajari.
b. Peserta didik diberikan pekerjaan rumah (PR) dari soal-soal “Kompetensi Berkembang Melalui Latihan” dalam buku paket pada hal. 169-171 yang belum terselesaikan/dibahas di kelas.

E. Alat dan Sumber Belajar

Sumber :
- Buku paket, yaitu buku Matematika SMP dan MTs ESIS Kelas VIII Semester 2, karangan Tatag Yuli Eko Siswono dan Netti Lastiningsih hal. 161-166 dan 166-171.
- Buku referensi lain.
Alat :
- Laptop
- LCD
- OHP

F. Penilaian

Teknik : tugas individu, kuis.
Bentuk Instrumen : uraian singkat, pilihan ganda.
Contoh Instrumen :

1. Jika sudut A adalah sudut pusar dan sudut B adalah sudut keliling, sebutkan hubungan antara sudut A dan sudut B jika kedua sudut itu menghadap busur yang sama.

2. Berapa besar sudut keliling jika menghadap diameter lingkaran?

3. Di dalam lingkaran dengan jari-jari 7 cm, terdapat sudut pusar yang besarnya . Hitunglah:
a. panjang busur kecil,
b. luas juring kecil.

4. Gambar di bawah ini adalah penampang pipa yang digenangi air. Diameter pipa adalah 14 cm dan panjang permukaan air pada pipa adalah 10 cm. Berapakah tinggi air dari dasar pipa dan luas penampang air itu?


10 cm









































Bogor,............................................
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Matematika
Kepala Sekolah




_______________________ _______________________
NIP. NIP.

Kompetensi Dasar : 4.4. Menghitung panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran.

Indikator : 1. Menemukan sifat sudut yang dibentuk oleh garis singgung dan garis yang melalui titik pusat.
2. Mengenali garis singgung persekutuan dalam dan persekutuan luar dua lingkaran.
3. Menentukan panjang garis singgung persekutuan dalam dan persekutuan luar.
4. Menghitung panjang sabuk lilitan minimal yang menghubungkan dua lingkaran.

Alokasi Waktu : 8 jam pelajaran (4 pertemuan).

A. Tujuan Pembelajaran

a. Peserta didik dapat menemukan sifat sudut yang dibentuk oleh garis singgung dan garis yang melalui titik pusat.
b. Peserta didik dapat mengenali garis singgung persekutuan dalam dan persekutuan luar dua lingkaran.
c. Peserta didik dapat menentukan panjang garis singgung persekutuan dalam dan persekutuan luar.
d. Peserta didik dapat menghitung panjang sabuk lilitan minimal yang menghubungkan dua lingkaran.

B. Materi Ajar

Garis Singgung Lingkaran, yaitu mengenai:
a. Mengenal garis singgung lingkaran.
b. Menemukan sifat-sifat garis singgung lingkaran.
c. Menyebutkan syarat kedudukan dua lingkaran.
d. Mengenal garis singgung persekutuan dua lingkaran.
e. Melukis garis singgung lingkaran.
f. Menghitung panjang garis singgung persekutuan.
g. Menghitung panjang sabuk lilitan minimal yang menghubung- kan dua lingkaran.

C. Metode Pembelajaran

Ceramah, tanya jawab, diskusi, dan pemberian tugas.

D. Langkah-langkah Kegiatan

 Pertemuan Pertama dan Kedua

Pendahuluan : - Menyampaikan tujuan pembelajaran.
- Memotivasi peserta didik dengan memberi penjelasan tentang pentingnya mempelajari materi ini.
Kegiatan Inti:
a. Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru mengenai cara menemukan sifat sudut yang dibentuk oleh garis singgung dan garis yang melalui titik pusat dan mengenali garis singgung persekutuan dalam dan persekutuan luar dua lingkaran (Bahan: buku paket, yaitu buku Matematika SMP dan MTs ESIS Kelas VIII Semester 2, karangan Tatag Yuli Eko Siswono dan Netti Lastiningsih hal. 185-186 mengenai mengenal garis singgung lingkaran, hal. 186-189 mengenai menemukan sifat-sifat garis singgung lingkaran, hal. 190 mengenai menyebutkan syarat kedudukan dua lingkaran, dan hal. 190-193 mengenai mengenal garis singgung persekutuan dua lingkaran), kemudian antara peserta didik dan guru mendiskusikan materi tersebut.
b. Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan mengenai cara menemukan sifat sudut yang dibentuk oleh garis singgung dan garis yang melalui titik pusat dan mengenali garis singgung persekutuan dalam dan persekutuan luar dua lingkaran.
c. Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket pada hal. 188 mengenai cara menentukan panjang garis singgung lingkaran dan besar sudut yang dibentuk oleh garis singgung dan garis yang melalui titik pusat, dan hal. 191 mengenai cara menentukan garis singgung persekutuan luar dua lingkaran.
d. Peserta didik mengerjakan soal-soal dari “Cek Pemahaman“ dalam buku paket hal. 186 dan 187 mengenai pembuatan garis singgung melalui beberapa titik pada lingkaran, hal. 188 mengenai sudut yang dibentuk oleh garis singgung dan garis yang melalui titik pusat, hal. 190 mengenai penyelidikan banyaknya garis singgung persekutuan dua lingkaran, dan hal. 192 mengenai penggambaran garis singgung persekutuan dalam dan persekutuan luar dari kedua lingkaran, serta panjang garis singgung persekutuan luar kedua lingkaran, kemudian antara peserta didik dan guru mendiskusikan materi tersebut.
e. Peserta didik mengerjakan beberapa soal dari “Bekerja Aktif“ dalam buku paket hal. 186-187 mengenai penemuan sifat-sifat garis singgung lingkaran, dan hal. 190 mengenai syarat kedudukan dua lingkaran.
f. Peserta didik mengerjakan beberapa soal dari “Kompetensi Berkembang Melalui Latihan“ dalam buku paket hal. 188-189 mengenai garis singgung lingkaran dan sifat-sifatnya, dan hal. 192-193 mengenai syarat kedudukan dua lingkaran dan garis singgung persekutuan dua lingkaran, kemudian peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas beberapa jawaban soal tersebut.

Penutup
a. Peserta didik membuat rangkuman subbab yang telah dipelajari.
b. Peserta didik diberikan pekerjaan rumah (PR) dari soal-soal “Kompetensi Berkembang Melalui Latihan” dalam buku paket pada hal. 188-189 dan 192-193 yang belum terselesaikan/dibahas di kelas.

 Pertemuan Ketiga dan Keempat

Pendahuluan : - Menyampaikan tujuan pembelajaran.
- Memotivasi peserta didik dengan memberi penjelasan tentang pentingnya mempelajari materi ini.
Kegiatan Inti:
a. Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru mengenai cara menentukan panjang garis singgung persekutuan dalam dan persekutuan luar, serta menghitung panjang sabuk lilitan minimal yang menghubungkan dua lingkaran (Bahan: buku paket, yaitu buku Matematika SMP dan MTs ESIS Kelas VIII Semester 2, karangan Tatag Yuli Eko Siswono dan Netti Lastiningsih hal. 193-199 mengenai melukis garis singgung lingkaran, hal. 200-203 mengenai menghitung panjang garis singgung persekutuan, hal. 204-211 mengenai menghitung panjang sabuk lilitan minimal yang menghubungkan dua lingkaran), kemudian antara peserta didik dan guru mendiskusikan materi tersebut.
b. Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan mengenai cara menentukan panjang garis singgung persekutuan dalam dan persekutuan luar, serta menghitung panjang sabuk lilitan minimal yang menghubungkan dua lingkaran.
c. Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket pada hal. 200 mengenai cara menghitung panjang garis singgung persekutuan luar dua lingkaran, hal. 202 mengenai cara menghitung panjang garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran, dan hal. 205 mengenai cara menghitung panjang sabuk lilitan minimal yang menghubungkan dua lingkaran.
d. Peserta didik mengerjakan beberapa soal dari “Bekerja Aktif“ dalam buku paket hal.193-194 mengenai melukis garis singgung lingkaran melalui titik yang terletak pada lingkaran, hal.195 mengenai melukis garis singgung lingkaran melalui titik yang terletak di luar lingkaran, hal.196-197 mengenai melukis garis singgung persekutuan luar dua lingkaran, dan hal.197-198 mengenai melukis garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran.
e. Peserta didik mengerjakan soal-soal dari “Cek Pemahaman“ dalam buku paket hal. 194 mengenai melukis garis singgung lingkaran melalui titik yang terletak pada lingkaran, hal.196 mengenai melukis garis singgung lingkaran melalui titik yang terletak di luar lingkaran, hal. 197 mengenai melukis garis singgung persekutuan luar dua lingkaran, hal.199 mengenai melukis garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran hal. 200 mengenai menghitung panjang garis singgung persekutuan luar dua lingkaran, hal. 202 mengenai menghitung panjang garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran, hal. 206 mengenai menghitung panjang sabuk lilitan minimal yang menghubungkan dua lingkaran, kemudian antara peserta didik dan guru mendiskusikan materi tersebut.
f. Peserta didik mengerjakan beberapa soal dari “Kompetensi Berkembang Melalui Latihan“ dalam buku paket hal. 199 mengenai melukis garis singgung lingkaran, hal. 203 mengenai menghitung panjang garis singgung persekutuan, dan hal. 206 mengenai menghitung panjang sabuk lilitan minimal yang menghubungkan dua lingkaran, kemudian peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas beberapa jawaban soal tersebut.
g. Peserta didik mengerjakan beberapa soal “Quiz“ dalam buku paket hal. 201 dan 202.

Penutup
a. Peserta didik membuat rangkuman subbab yang telah dipelajari.
b. Peserta didik diberikan pekerjaan rumah (PR) dari soal-soal “Kompetensi Berkembang Melalui Latihan” dalam buku paket pada hal. 199, 203, dan 206 yang belum terselesaikan/dibahas di kelas.

E. Alat dan Sumber Belajar

Sumber :
- Buku paket, yaitu buku Matematika SMP dan MTs ESIS Kelas VIII Semester 2, karangan Tatag Yuli Eko Siswono dan Netti Lastiningsih hal. 185-211.
- Buku referensi lain.
Alat :
- Laptop
- LCD
- OHP

F. Penilaian

Teknik : tugas individu, kuis.
Bentuk Instrumen : uraian singkat, pilihan ganda.
Contoh Instrumen :

1. Perhatikan gambar!


O • P

Q
Berapakah besar sudut P? Mengapa?

2. Perhatikan gambar!
A K
B
P •
• Q

L
Disebut apakah:
a. Garis AB?
b. GAris KL?


3. Panjang jari-jari dua lingkaran masing-masing 5 cm dan 2 cm. Jika jarak antara titik pusatnya 10 cm, berturut-turut berapakah panjang garis singgung persekutuan dalam dan persekutuan luar?










































Bogor,............................................
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Matematika
Kepala Sekolah





_______________________ _______________________
NIP. NIP.

Kompetensi Dasar : 4.5. Melukis lingkaran dalam dan lingkaran luar suatu segitiga.

Indikator : 1. Melukis lingkaran dalam dan lingkaran luar segitiga.
2. Melukis lingkaran jika diketahui tiga titik yang tidak segaris.

Alokasi Waktu : 6 jam pelajaran (3 pertemuan).

A. Tujuan Pembelajaran

a. Peserta didik dapat melukis lingkaran dalam dan lingkaran luar segitiga.
b. Peserta didik dapat melukis lingkaran jika diketahui tiga titik yang tidak segaris.

B. Materi Ajar

Lingkaran, yaitu mengenai:
a. Melukis lingkaran dalam dan luar segitiga.
b. Melukis lingkaran jika diketahui tiga titik yang tidak segaris.

C. Metode Pembelajaran

Ceramah, tanya jawab, diskusi, dan pemberian tugas.

D. Langkah-langkah Kegiatan

 Pertemuan Pertama

Pendahuluan : - Menyampaikan tujuan pembelajaran.
- Memotivasi peserta didik dengan memberi penjelasan tentang pentingnya mempelajari materi ini.
Kegiatan Inti:
a. Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru mengenai cara melukis lingkaran dalam dan lingkaran luar segitiga (Bahan: buku paket, yaitu buku Matematika SMP dan MTs ESIS Kelas VIII Semester 2, karangan Tatag Yuli Eko Siswono dan Netti Lastiningsih hal. 171-177 mengenai melukis lingkaran dalam dan luar segitiga), kemudian antara peserta didik dan guru mendiskusikan materi tersebut.
b. Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan mengenai cara melukis lingkaran dalam dan lingkaran luar segitiga.
c. Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket pada hal.172-173 mengenai cara menentukan jari-jari lingkaran dalam segitiga, dan hal. 175 mengenai penghitungan panjang jari-jari lingkaran luar segitiga.
d. Peserta didik mengerjakan beberapa soal dari “Bekerja Aktif“ dalam buku paket hal.171 mengenai melukis lingkaran dalam segitiga dan hal. 173-174 mengenai melukis lingkaran luar segitiga.
e. Peserta didik mengerjakan soal-soal dari “Cek Pemahaman“ dalam buku paket hal.171 dan 173 mengenai melukis lingkaran dalam segitiga serta jari-jari lingkaran dalam pada segitiga tersebut, hal. 174 mengenai melukis lingkaran luar segitiga, dan hal. 176 mengenai penghitungan panjang jari-jari lingkaran luar segitiga.
f. Peserta didik mengerjakan beberapa soal dari “Kompetensi Berkembang Melalui Latihan“ dalam buku paket hal. 176-177 mengenai melukis lingkaran dalam dan lingkaran luar segitiga, kemudian peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas beberapa jawaban soal tersebut.
g. Peserta didik mengerjakan beberapa soal “Quiz“ dalam buku paket hal. 173 dan 176.

Penutup
a. Peserta didik membuat rangkuman subbab yang telah dipelajari.
b. Peserta didik diberikan pekerjaan rumah (PR) dari soal-soal “Kompetensi Berkembang Melalui Latihan” dalam buku paket pada hal. 176-177 yang belum terselesaikan/dibahas di kelas.
 Pertemuan Kedua

Pendahuluan : - Menyampaikan tujuan pembelajaran.
- Memotivasi peserta didik dengan memberi penjelasan tentang pentingnya mempelajari materi ini.
Kegiatan Inti:
a. Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru mengenai cara melukis lingkaran jika diketahui tiga titik yang tidak segaris (Bahan: buku paket, yaitu buku Matematika SMP dan MTs ESIS Kelas VIII Semester 2, karangan Tatag Yuli Eko Siswono dan Netti Lastiningsih hal. 177-178 mengenai cara melukis lingkaran jika diketahui tiga titik yang tidak segaris, kemudian antara peserta didik dan guru mendiskusikan materi tersebut.
b. Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan mengenai cara melukis lingkaran jika diketahui tiga titik yang tidak segaris.
c. Peserta didik mengerjakan beberapa soal dari “Bekerja Aktif“ dalam buku paket hal.177-178 mengenai melukis lingkaran jika diketahui tiga titik berbeda yang tidak segaris.
d. Peserta didik mengerjakan beberapa soal dari “Kompetensi Berkembang Melalui Latihan“ dalam buku paket hal. 178 mengenai melukis lingkaran jika diketahui tiga titik yang tidak segaris, kemudian peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas beberapa jawaban soal tersebut.
e. Peserta didik diingatkan untuk mempelajari kembali materi mengenai lingkaran dan garis singgung lingkaran untuk menghadapi ulangan pada pertemuan berikutnya.

Penutup
a. Peserta didik membuat rangkuman subbab yang telah dipelajari.
b. Peserta didik dan guru menyimak dan membahas “Refleksi Matematika“ pada hal. 179 dan 207.
c. Peserta didik diberikan pekerjaan rumah (PR) dari soal-soal “Kompetensi Berkembang Melalui Latihan” dalam buku paket pada hal. 178 yang belum terselesaikan/dibahas di kelas, serta soal-soal dari “Evaluasi Mandiri“ pada hal. 180-182 dan 208-211, serta “Portofolio“ pada hal. 183 dan 211.


 Pertemuan Ketiga

Pendahuluan : Memotivasi siswa agar dapat mengerjakan soal-soal pada ulangan harian dengan baik berkaitan dengan materi mengenai lingkaran dan garis singgung lingkaran.
Kegiatan Inti:
a. Peserta didik diminta untuk menyiapkan kertas ulangan dan peralatan tulis secukupnya di atas meja karena akan diadakan ulangan harian.
b. Peserta didik diberikan lembar soal ulangan harian.
c. Peserta didik diingatkan mengenai waktu pengerjaan soal ulangan harian, serta diberi peringatan bahwa ada sanksi bila peserta didik mencontek.
d. Guru mengumpulkan kertas ulangan jika waktu pengerjaan soal ulangan harian telah selesai.

Penutup
Peserta didik diingatkan untuk mempelajari materi pada pertemuan berikutnya mengenai kubus, balok, prisma dan limas tegak.

E. Alat dan Sumber Belajar

Sumber :
- Buku paket, yaitu buku Matematika SMP dan MTs ESIS Kelas VIII Semester 2, karangan Tatag Yuli Eko Siswono dan Netti Lastiningsih hal. 143-211.
- Buku referensi lain.
Alat :
- Laptop
- LCD
- OHP


F. Penilaian

Teknik : tugas individu, kuis, ulangan harian.
Bentuk Instrumen : uraian singkat, pilihan ganda.
Contoh Instrumen :

1. Dengan menggunakan jangka dan penggaris, lukislah:
a. Lingkaran dalam segitiga
b. Lingkaran luar segitiga.

2. Buatlah lingkaran yang melalui titik-titik P, Q, R berikut!

• R

P •



• Q

3. Seekor anjing yang terikat pada suatu pancang dialtih untuk berlari mengitari halaman. Suatu hari anjing itu berlari mengelilingi halaman 30 kali dengan tali yang mengencang sepanjang 5 m. Apabila tali dianggap terus mengencang setiap kali berputar, berapa meter jarak yang ditempuh anjing itu?

4. Segitiga ABC memiliki sisi-sisi 12 cm, 5 cm, dan 13 cm. Panjang jari-jari lingkaran dalamnya adalah …
a. 2 cm c. 6 cm
b. 4 cm d. 8 cm

5. Panjang garis singgung persekutuan luar dua lingkaran 15 cm. Jika panjang jari-jarinya masing-masing 10 cm dan 2 cm, jarak kedua pusat lingkaran itu adalah .....
a. 17 cm c. cm
b. cm d. 16 cm













Bogor,............................................
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Matematika
Kepala Sekolah




_______________________ _______________________
NIP. NIP.