Segala  puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Semoga shalawat dan salam tercurah  untuk imam para rasul, nabi kita Muhammad, beserta keluarga dan para  shahabatnya . 
Islam adalah syari’at Allah terakhir yang diturunkan-Nya kepada penutup para nabi dan rasul-Nya, Muhammad bin Abdullah shallallahu ‘alaihi wasallam.  Ia merupakan satu-satunya agama yang benar. Allah tidak menerima agama  dari siapapun selainnya. Dia telah menjadikannya sebagai agama yang  mudah, tidak ada kesulitan dan kesusahan di dalamnya. Allah tidak  mewajibkan dan tidak pula membebankan kepada para pemeluknya apa-apa  yang mereka tidak sanggup melakukannya. Islam adalah agama yang dasarnya  tauhid, syi’arnya kejujuran, porosnya keadilan, tiangnya kebenaran,  ruhnya kasih sayang. Ia merupakan agama agung yang mengarahkan manusia  kepada seluruh hal yang bermanfa’at, serta melarang dari segala hal yang  membahayakan bagi agama dan kehidupan mereka di dunia.
Dengannya  Allah meluruskan ’aqidah dan akhlak, serta memperbaiki kehidupan dunia  dan akhirat. Dengannya pula Allah menyatukan hati yang bercerai-berai,  dan hawa nafsu yang berpecah-belah, dengan membebaskannya dari kegelapan  kebatilan, dan mengarahkan serta menunjukinya kepada kebenaran dan  jalan yang lurus. Islam adalah agama yang lurus, yang sangat bijaksana  dan sempurna dalam segala berita dan hukum-hukumnya. Ia tidak  memberitakan kecuali dengan jujur dan benar, dan tidak menghukum kecuali  dengan yang baik dan adil, yaitu: ’aqidah yang benar, amalan yang  tepat, akhlak yang utama dan etika yang mulia. 
Syari’ah Islam bertujuan untuk mewujudkan hal-hal berikut: 
1. Memperkenalkan  manusia dengan Tuhan dan Pencipta mereka, melalui nama-nama-Nya yang  mulia dan sifat-sifat-Nya yang agung, serta perbuatan-perbuatan-Nya yang  sempurna. 
2. Menyeru  manusia untuk beribadah hanya kepada Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya;  dengan menjalankan semua perintah dan menjauhi semua larangan-Nya, yang  merupakan kemaslahatan bagi mereka di dunia dan akhirat. 
3. Mengingatkan  mereka akan keadaan dan tempat kembali mereka setelah mati, dan apa  yang akan mereka hadapi di dalam kubur, serta ketika dibangkitkan dan  dihisab. Kemudian tempat kembali mereka surga atau neraka. 
Dan hal-hal yang diseru oleh Islam dapat kita simpulkan dalam penjelasan berikut:
Pertama
Aqidah
Yaitu: Meyakini Rukun-Rukun (Pilar-Pilar) Iman yang enam:
1- Beriman kepada Allah, diwujudkan dengan hal-hal berikut: 
a. Satu: Beriman kepada rububiyyah Allah Ta’ala, maksudnya: Allah adalah Tuhan, Pencipta, Pemilik dan Pengatur segala urusan. 
b. Beriman kepada uluhiyyah Allah Ta’ala, maksudnya: Allah Ta’ala sajalah Tuhan yang berhak disembah, dan semua sesembahan selain-Nya adalah batil.
c. Beriman  kepada nama-nama dan sifat-sifat-Nya, maksudnya: bahwasanya Allah  Ta’ala memiliki nama-nama yang mulia, dan sifat-sifat yang sempurna  serta agung sesuai dengan yang ada dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam . 
2- Beriman kepada para Malaikat: 
Malaikat  adalah hamba-hamba yang mulia. Mereka diciptakan oleh Allah untuk  beribadah kepada-Nya, serta tunduk dan patuh menta’ati-Nya. Allah telah  membebankan kepada mereka berbagai tugas. Diantara mereka adalah Jibril;  ditugaskan menurunkan wahyu dari sisi Allah kepada nabi-nabi dan  rasul-rasul yang dikehendaki-Nya. 
Mikail yang ditugaskan untuk mengurus hujan dan tumbuh-tumbuhan. 
Israfil yang bertugas meniupkan sangsakala di hari terjadinya kiamat. 
Dan Malaikat Maut, bertugas mencabut nyawa ketika ajal tiba. 
3- Beriman kepada Kitab-kitab: 
Allah  -Yang Maha Agung dan Mulia- telah menurunkan kepada para rasul-Nya  kitab-kitab, mengandung petunjuk dan kebaikan. Yang kita ketahui di  antara kitab-kitab itu adalah: 
a. Taurat, diturunkan Allah kepada Nabi Musa alaihis salam, ia merupakan kitab Bani Israil yang paling agung. 
b. Injil, diturunkan Allah kepada Nabi Isa alaihis salam. 
c. Zabur, diturunkan Allah kepada Daud alaihis salam. 
d. Shuhuf Nabi Ibrahim dan Nabi Musa ’alaihimas salam. 
e. Al Qur’an yang agung, diturunkan Allah Ta’ala kepada nabi-Nya Muhammad, penutup para nabi. Dengannya Allah telah menasakh  (menghapus) semua kitab sebelumnya. Dan Allah telah menjamin untuk  memelihara dan menjaganya; karena ia akan tetap menjadi hujjah atas  semua makhluk, sampai hari kiamat. 
4- Beriman kepada para rasul: 
Allah telah mengutus para rasul kepada makhluk-Nya. Rasul pertama adalah Nuh dan yang terakhir adalah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.  Dan semua rasul itu adalah manusia biasa, tidak memiliki sedikitpun  sifat-sifat ketuhanan. Mereka adalah hamba-hamba Allah yang telah  dimuliakan dengan kerasulan. Dan Allah telah mengakhiri semua syari’at  dengan syari’at Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau diutus untuk seluruh manusia. Maka tidak ada lagi nabi sesudahnya. 
5- Beriman kepada hari akhirat: 
Yaitu  hari kiamat, tidak ada hari lagi setelahnya, Ketika Allah membangkitkan  manusia dalam keadaan hidup untuk kekal di tempat yang penuh kenikmatan  atau di tempat siksaan yang amat pedih. 
Beriman  kepada Hari Akhir meliputi beriman kepada semua yang akan terjadi  setelah mati, yaitu: ujian kubur, kenikmatan dan siksaannya, serta apa  yang akan terjadi setelah itu, seperti kebangkitan dan hisab, kemudian  surga atau neraka. 
6- Beriman kepada Takdir: 
Takdir  artinya: beriman bahwasanya Allah telah mentaqdirkan semua yang ada dan  menciptakan seluruh makhluk sesuai dengan ilmu-Nya yang terdahulu, dan  menurut kebijaksanaan-Nya. Maka segala sesuatu telah diketahui oleh  Allah, serta telah pula tertulis disisi-Nya, dan Dialah yang telah  menghendaki dan menciptakannya. 
Kedua
Rukun-rukun (Pilar-Pilar) Islam 
Islam dibangun di atas lima rukun. Seseorang tidak akan menjadi muslim yang sebenarnya hingga dia mengimani dan melaksanakannya, yaitu: 
Rukun pertama: Syahadat  (bersaksi) bahwa, tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan  bahwasanya Muhammad itu adalah Rasulullah. Syahadat ini merupakan kunci  Islam dan pondasi bangunannya. 
Makna syahadat la ilaha illallah  ialah: tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah saja, Dialah ilah  yang hak, sedangkan ilah selainnya adalah batil. Dan ilah itu artinya:  sesuatu yang disembah. 
Dan  makna syahadat: bahwasanya Muhammad itu adalah rasulullah ialah:  membenarkan semua apa yang diberitakannya, dan menta’ati semua  perintahnya serta menjauhi semua yang dilarang dan dicegahnya. 
Rukun kedua: Shalat:
 Yaitu lima  shalat setiap hari, Allah syari’atkan sebagai hubungan antara seorang  muslim dengan Tuhannya. Di dalamnya dia bermunajat dan berdo’a  kepada-Nya, di samping agar menjadi pencegah bagi muslim dari perbuatan  keji dan munkar. 
Dan  Allah telah menyiapkan bagi yang menunaikannya kebaikan dalam agama dan  kemantapan iman serta ganjaran, baik cepat maupun lambat. Maka dengan  demikian seorang hamba akan mendapatkan ketenangan jiwa dan kenyamanan  raga yang akan membuatnya bahagia di dunia dan akhirat. 
Rukun ketiga: Zakat 
Yaitu: sedekah yang dibayar oleh orang yang memiliki harta sampai nisab  (kadar tertentu) setiap tahun, kepada yang berhak menerimanya seperti  orang-orang fakir dan lainnya, di antara yang berhak menerima zakat. 
Dan  zakat itu tidak diwajibkan atas orang fakir yang tidak memiliki nisab,  tapi hanya diwajibkan atas orang-orang kaya untuk menyempurnakan agama  dan islam mereka, meningkatkan kondisi dan akhlak mereka, menolak segala  bala dari mereka dan harta mereka, mensucikan mereka dari dosa, di  samping sebagai bantuan bagi orang-orang yang membutuhkan dan fakir di  antara mereka, serta untuk memenuhi kebutuhan keseharian mereka,  sementara zakat hanyalah merupakan bagian kecil sekali dari jumlah harta  dan rizki yang diberikan Allah kepada mereka. 
Rukun keempat: Puasa 
Yaitu  selama satu bulan saja setiap tahun, pada bulan Ramadhan yang mulia,  yakni bulan kesembilan dari bulan-bulan Hijriah. Kaum muslimin secara  keseluruhan serempak meninggalkan kebutuhan-kebutuhan pokok mereka;  makan, minum dan jima’, di siang hari; mulai dari terbit fajar sampai  matahari terbenam. 
Dan  semua itu akan diganti oleh Allah bagi mereka -berkat karunia dan  kemurahannya- dengan penyempurnaan agama dan iman mereka, serta  peningkatan kesempurnaan diri, dan banyak lagi ganjaran dan kebaikan  lainnya; baik, di dunia maupun di akhirat yang telah dijanjikan Allah  bagi orang-orang yang berpuasa. 
Rukun kelima: Haji 
Yaitu  menuju Masjidil haram untuk melakukan ibadah tertentu. Allah  mewajibkannya atas orang yang mampu sekali seumur hidup. Pada waktu itu  kaum muslimin dari segala penjuru berkumpul di tempat yang paling mulia  di muka bumi ini, menyembah Tuhan Yang Satu, memakai pakaian yang sama,  tidak ada perbedaan antara pemimpin dan yang dipimpin, antara si kaya  dan si fakir dan antara yang berkulit putih dan berkulit hitam. Mereka  semua melaksanakan bentuk-bentuk ibadah tertentu, yang terpenting di  antaranya adalah: Wukuf di padang Arafah, thawaf di Ka’bah yang mulia, kiblatnya kaum muslimin, dan sa’i antara bukit Shafa dan Marwah. 
Dan di dalam pelaksanan haji itu terdapat manfaat-manfaat yang tidak terhingga banyaknya, baik dari segi agama maupun dunia.
Ketiga
Selanjutnya,  Islam juga telah mengatur kehidupan pemeluknya secara individu dan  kelompok, dengan konsep yang menjamin kebahagiaan hidup mereka dunia dan  akhirat. Islam membolehkan bahkan mendorong mereka untuk nikah, dan  sebaliknya mengharamkan atau melarang perbuatan zina, sodomi dan segala  bentuk prilaku kotor lainnya. Ia mewajibkan menjalin hubungan antar  kerabat, mengasihi orang-orang fakir dan miskin serta menyantuni mereka,  sebagaimana Islam juga mewajibkan dan mendorong untuk berakhlak mulia,  serta mengharamkan dan melarang segala bentuk moral yang hina. 
Islam  membolehkan bagi mereka usaha yang baik melalui perdagangan, persewaan  dan semacamnya, serta mengharamkan praktek riba, segala bentuk  perdagangan yang terlarang dan semua yang mengandung unsur penipuan atau  pengelabuan. 
Sebagaimana  Islam juga memperhatikan perbedaan manusia dalam konsisten terhadap  ajarannya dan memelihara hak-hak orang lain, untuk itu ditetapkan  sanksi-sanksi yang mencegah untuk terjadinya berbagai pelanggaran  terhadap hak-hak Allah seperti: murtad, berzina, meminum khamar dan  semacamnya, begitu juga ditetapkan sanksi-sanksi yang mencegah akan  terjadinya pelanggaran terhadap hak-hak sesama manusia, seperti  membunuh, mencuri, menuduh orang lain berbuat zina, atau menganiaya  dengan memukul atau menyakiti. Sanksi-sanksi tersebut sangat sesuai  dengan bentuk kejahatannya tanpa berlebih-lebihan. 
Sebagaimana  Islam juga telah mengatur dan memberi batasan terhadap hubungan antara  rakyat dan penguasa, dengan mewajibkan rakyat untuk ta’at selama bukan  dalam maksiat kepada Allah, dan mengharamkan kepada mereka memberontak  atau menentang, karena bisa menimbulkan kerusakan-kerusakan secara umum  atau khusus. 
Sebagai  penutup, dapat kita katakan bahwa Islam telah merangkum ajaran yang  membangun dan menciptakan hubungan yang benar dan amalan yang tepat  antara hamba dan Tuhannya dan antara seseorang dengan masyarakatnya  dalam segala urusan. Maka tak satupun kebaikan, baik itu dari segi  akhlak maupun mu’amalat, melainkan Islam telah membimbing dan mendorong  ummat untuk melaksanakannya, dan sebaliknya tak satupun keburukan dalam  hal akhlak ataupun mu’amalat melainkan Islam telah mencegah dan melarang  ummat untuk melakukannya. Ini semua membuktikan kesempurnaan dan  keindahan agama ini, dalam seluruh sisi dan bagiannya. 
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.