Jumat, 19 Agustus 2011

belajar bahasa arab dengan pendekatan resource based learning


PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DENGAN STRATEGI BELAJAR BERBASIS ANEKA SUMBER
(RESOURCE-BASED LEARNING)*
Oleh: Siti Uriana Rahmawati

ملخص البحث

لقد كتب فى هذا العصر نظريات التربية الحديثة, منها حرية التلاميذ على استخدام وسائل التربية المتنوعة, مثل الكتاب, الجريدة, المذ ياع, التلفاز, معمل اللغة, البيئة, وما اشبه ذلك. و كذلك الحركة تحض على التعليم الفردى, اى الانتقال من تعليم الفصل الى تعليم جماعة منه, و من تعليم جماعة الى تعليم الفرد.
تستخد م وسائل التربية المتنوعة فى التعليم الفردى استخداما كثيرا. لأن هذا التعليم يراعى فيه قوة كل فرد, و مستواه فى كل مادة على حدة. بجانب ذلك, جواز استخدام وسائل التربية المتنوعة فى تعليم اللغة العربية لذى تلاميذ مرحلة المتوسطة و المتقدمة لنيل المهارات اللغوية.

Kata Kunci: Pembelajarn Bahasa Arab, Strategi Pembelajaran, Perubahan Teori Belajar, Belajar Individual, Belajar Berbasis Aneka Sumber.

PENDAHULUAN
Dalam penyelenggaraan pendidikan dikenal adanya tripusat pendidikan, yaitu lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Namun demikian orang seringkali salah persepsi, dan beranggapan sekolah satu-satunya lembaga pendidikan. Hal ini akan semakin jelas dengan menilik ungkapan Sucipto; di era perkembangan teknologi informasi dewasa ini, sekolah bukan lagi satu-satunya lembaga yang tahu tentang pendidikan, bahkan lonceng kematian institusi ini sudah semakin nyaring terdengar. Sekolah bukan lagi menjadi teaching institutional, tapi lebih menonjolkan learning institutional. Konsep ini berimplikasi, sekolah hanya bagian dari system learning yang ada dalam masyarakat .
Peserta didik bisa belajar dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar/ الوسائل التعليمية المتنوعة: الوسائل السمعية, الوسائل البصرية, الوسائل السمعية البصرية . Sumber belajar ada yang dirancang khusus untuk pembelajaran (by design) dan ada yang tidak dirancang khusus untuk pembelajaran, akan tetapi dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran (by utilization). Secara umum sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi, sumber belajar semakin lama semakin bertambah banyak ragamnya dan memungkinkan orang dapat belajar mandiri dengan lebih baik. Di mana saja, kapan saja, dengan apa atau siapa saja, dan tentang apa saja orang dapat belajar, memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan sikap. Sebab aneka sumber belajar dapat ditemukan di mana-mana, baik bersifat manusiawi, non manusiawi, maupun lingkungan yang dapat dimanfaatkan sebagai media belajar
Memang, pembelajaran tidak dapat dipisahkan dengan aneka sumber belajar (learning resources) baik yang berupa sarana maupun prasarana. Interaksi antara pembelajaran dengan aneka sumber belajar sangat berguna untuk menghadirkan fasilitas belajar. Agar diperoleh hasil belajar maksimal, maka kadar interaksi harus tinggi dan dikembangkan secara strategiik, begitu juga aneka sumber belajar perlu dikelola dan dikembangkan secara optimal .
Terkait dengan hal di atas, tulisan ini akan mencoba menawarkan sebuah model pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan strategi belajar berbasis aneka sumber (resource-based learning) yang lazim disingkat BEBAS.



LATAR BELAKANG
Belajar berbasis aneka sumber (BEBAS) bukan sesuatu yang berdiri sendiri, melainkan bertalian erat dengan sejumlah perubahan yang mempengaruhi pengembangan kurikulum. Perubahan-perubahan tersebut antara lain:
Perubahan Sifat dan Pola Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan dewasa ini berkembang sangat pesat, sehingga dijuluki eksplosi pengetahuan. Hal ini bukan hanya mengenai pertambahan pengetahuan, melainkan juga perubahan pola pengetahuan, sehingga muncul disiplin ilmu baru berkat spesialisasi dan pendekatan interdisipliner. Maka timbul masalah, apa saja yang harus diketahui peserta didik? Strategi apa yang dapat digunakan untuk menyampaikan pengetahuan? Bagaimana cara mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan? Sumber apa saja yang bisa dimanfaatkan untuk pembelajaran?
Perkembangan ilmu pengetahuan yang begitu cepat mengakibatkan pengetahuan akan usang dalam waktu beberapa tahun. Maka, diperlukan suatu teori atau cara untuk menseleksi bahan pengajaran, cara menentukan prioritas pengetahuan yang dimasukkan ke dalam kurikulum, dan cara menyampaikan pengetahuan tersebut kepada peserta didik.
Pendidik hendaknya menyampaikan pengetahuan yang bersifat konseptual dan bukan faktual. Di samping itu, ledakan publikasi seiring dengan perkembangan pengetahuan menghendaki agar peserta didik dapat mencari dan menemukan sendiri, mereka harus dibekali metodologi penelitian dalam laboratorium maupun perpustakaan.
Perkembangan sosial yang cepat akibat industrialisasi tidak memungkinkan prediksi yang tepat mengenai pengetahuan yang diperlukan di masa mendatang, untuk itu setiap peserta didik perlu dibekali semangat untuk belajar mandiri sepanjang hayat (lifelong education). Dan aneka sumber belajar harus disediakan secara terbuka bagi siapa saja yang ingin belajar.
Peranan pendidik berubah, mereka bukan instruktur dan direktur belajar, melainkan sebagai pertisipan dan mediator yang bekerja sama dengan peserta didik; ia bukan sekedar menyampaikan pengetahuan kepada apeserta didik, melainkan memupuk pengertian, dan membimbing mereka untuk belajar mandiri.
Pemahaman Baru Tentang Teori Belajar
Dahulu masalah mengajar menjadi fokus pembahasan dalam pembelajaran, namun akhir-akhir ini yang ditonjolkan masalah teori belajar, sebab sebuah pembelajaran dianggap berhasil apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhan dan minat peserta didik. Setiap peserta didik berbeda secara individual, dan hal ini perlu mendapat perhatian tersendiri. Belajar akan terjadi atas kemauan peserta didik, sebab ia bukan bejana yang harus diisi dengan pelbagai pengetahuan.
Realitas menunjukkan masih banyak pembelajaran yang dilakukan secara klasikal, tanpa memperhatikan perbedaan individual peserta didik. Seluruh peserta didik dituntut menyelesaikan pelajaran dengan kecepatan yang sama. Pendidik menganggap dan memperlakukan peserta didik seakan-akan kelas itu homogin, meskipun kenyataannya hetorogin. Oleh karena itu, banyak kegagalan dan frustrasi yang dialami peserta didik, mereka enggap dan malas belajar.
Salah satu cara untuk memberdayakan perbedaan individual adalah pengembangan belajar berbasis aneka sumber (BEBAS). Cara belajar ini memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan minat dan kebutuhannya.


3. Perubahan Media Komunikasi
Perkembangan media komunikasi mengalami kemajuan yang sangat pesat dewasa ini; media cetak yang berupa buku, modul, dll; media elektronik yang berupa radio, TV, video, komputer, internet, dan sebagainya telah menambah dimensi baru dalam media komunikasi.
Pendidik perlu melihat manfaat kemajuan media komunikasi bagi pembelajaran. Buku sampai sekarang masih memegang peranan penting, namun ada yang meramalkan dalam waktu dekat semua aspek kurikulum akan dikomputerkan. Penggunaan media dalam pendidikan dimulai dengan memperkenalkan “audio visual aids” pada tahun 1920-an di Amerika Serikat. Alat-alat dipandang sebagai alat bantu pendidik dalam mengajar, sebagai tambahan yang dapat digunakan pendidik bila dikehendakinya.
Pada tahun 1960-an muncul pemikiran baru tentang penggunaan media yang dirintis oleh Skinner dengan penemuannya “programmed instruction” atau pengajaran berprograma. Dengan alat ini peserta didik belajar secara individual. Alat tersebut bukan sekedar alat bantu tambahan tetapi sesuatu yang digunakan peserta didik dalam pembelajaran. Pengajaran berprograma mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan teknologi pendidikan . Hal ini terbukti dengan munculnya pelbagai strategi belajar individual, misalnya: belajar jarak jauh, belajar dengan berbantuan komputer, pengajaran modul, belajar terbuka, dan sebagainya. Dan kemudian berkembang menjadi belajar berbasis aneka sumber (BEBAS).

PENGERTIAN
Belajar berbasis aneka sumber (resource-based learning) atau BEBAS merupakan sebuah term yang memiliki makna sangat beragam . Hal ini akan tampak jelas setelah disimak pendapat para pakar sebagai berikut:
Menurut Sally Brown, belajar berbasis aneka sumber (resource-based learning) meliputi aspek yang sangat luas, yakni memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar dengan pelbagai cara, dengan bimbingan tutor dimana peserta didik belajar secara bebas. Hal ini dapat dilakukan dengan menanfaatkan aneka sumber belajar, misalnya materi belajar terbuka, video, tape, computer, CD-ROM, multi media, video interaktif, telematik, dan sebagainya .
Jullie Dorrell berpendapat, belajar berbasis aneka meliputi belajar terbuka (open learning), belajar jarak jauh (distance learning), belajar yang luwes (flexible learning) dengan memanfaatkan aneka sumber belajar (learning resources) .
Fred Percival mendefinisikan belajar berbasis aneka sumber (resource-based learning) adalah cara belajar yang dirancang untuk studi individual dengan menggunakan beberapa ukuran dengan mengajar diri (self-teaching) dan laju diri (self-pacing) .
Nasution berpendapat, belajar berbasis aneka sumber (resource-based learning) merupakan segala bentuk belajar yang langsung menghadapkan peserta didik dengan sesuatu atau sejumlah sumber belajar secara individual atau kelompok dengan segala kegiatan belajar yang bertalian dengan itu, jadi bukan dengan cara konvensional dimana pendidik menyampaikan bahan pelajaran kepada peserta didik .
Dalam belajar berbasis aneka sumber guru bukan satu-satunya sumber belajar. Peserta didik dapat belajar dalam kelas, laboratorium, perpustakaan, pusat sumber belajar, bahkan di luar sekolah. Resource-based learning biasanya bukan satu-satunya strategi yang digunakan di sekolah. Disamping itu masih digunakan strategi belajar mengajar yang lain.
Pembelajaran dengan strategi ini dapat menggunakan pelbagai fasilitas yang ada dalam pusat sumber belajar (learning resource centers). Meskipun demikian strategi ini tidak sekedar memanfaatkan pusat sumber belajar, melainkan lebih jauh dari itu, termasuk melibatkan strategi belajar individual yang terstruktur dan pelbagai pengalaman belajar dengan pendekatan belajar yang berorientasi pada peserta didik dengan menggunakan sumber belajar (learning resources) manusiawi maupun non manusiawi secara optimal.
Dari beberapa devinisi diatas dapat disimpulkan, belajar berbasis aneka sumber (resource-based learning) atau BEBAS merupakan suatu strategi belajar yang dirancang untuk belajar individual (individual learning) yang meliputi belajar terbuka (open learning), belajar jarak jauh (distance learning), dan belajar luwes (flexible learning) dengan memanfaatkan aneka sumber belajar learning resources) seoptimal mungkin.
Beberapa istilah yang terkait dengan konsep belajar berbasis aneka sumber (BEBAS) adalah sebagai berikut:
Belajar individual (individual instruction) atau at-ta'lim al-fardy adalah suatu upaya untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik agar dapat belajar sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, kecepatan, dan caranya sendiri . Strategi ini memiliki enam unsur: 1) kerangka waktu yang luwes, 2) adanya tes diagnostik yang diikuti pembelajaran perbaikan, 3) pemberiaan kesempatan kepada peserta didik untuk memilih bahan pelajaran, 4) bentuk penilaian kemajuan belajar serta waktu pelaksanaanya dapat dipilih oleh peserta didik, 5) pemilihan lokasi belajar secara bebas, dan 6) bentuk kegiatan belajar dapat dipilih .
Belajar terbuka (open learning) adalah strategi belajar yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memilih:
1. Di mana belajar; di rumah, di tempat kerja, di dalam mobil dan sebagainya.
2. Kapan belajar; pagi hari sebelum bekerja, ketika anak-anak sedang sekolah, dan sebagainya.
3. Bagaimana cara belajar: dengan mengikuti strategi Universitas Terbuka, dengan komputer, video, dan lain-lain.
4. Tempat belajar; lesehan atau dalam ruangan kelas.
5. Bebas dari intrupsi .
Strategi belajar terbuka memberikan kesempatan yang lebih luas bagi peserta didik yang ingin belajar, tetapi tidak dapat memasuki sekolah konvensional karena alasan waktu, jarak tempat tinggal, umur, pekerjaan dan sebagainya. Strategi ini juga tidak terikat secara ketat pada ketentuan-ketentuan yang berlaku pada sekolah konvensional .
Belajar jarak jauh (distance learning) adalah sebuah kegiatan belajar yang diikuti oleh semua atau hampir semua peserta didik berada jauh dari induk lembaga pendidikan. Bahan-bahan pelajaran disediakan untuk peserta didik. Bimbingan dapat dilakukan melalui pengajar khusus (tutor) dari pengajar setempat. Dalam satu wilayah tertentu dapat dibentuk kelompok belajar. Salah satu contoh yang menerapkan strategi belajar ini adalah Universitas Terbuka . Belajar jarak jauh pertama dengan menggunakan bentuk korespondensi, dan setelah tahun 1990-an materinya hampir sama dengan belajar terbuka, yaitu dengan menggunakan audio kaset, video interaktif, pelatihan berbasis computer, dan lain-lain .
Belajar yang luwes (flexible learning) adalah suatu strategi belajar yang menawarkan semua sumber belajar kepada peserta didik mulai dari hal-hal yang bersifat konvensional sampai dengan pemanfaatan teknologi modern .
Sumber belajar (learning resources) dalam arti sempit adalah bahan tertulis (printed material). Tegasnya, buku teks yang dipegang pendidik disaat memberi pelajaran. Dapat juga diartikan sebagai sarana pengajaran yang mampu menyajikan pesan, baik secara auditiv maupun visual; film, video, kaset, dsb. Sedang menurut rumusan AECT meliputi: pesan, manusia, material (media, software), peralatan (hardware), teknik (strategi), dan lingkungan (setting) yang digunakan secara sendiri-sendiri ataupun dikombinasikan untuk menfasilitasi terjadinya pembelajaran .
Pusat sumber belajar (learning resources centres) adalah segala sesuatu dari yang berbentuk ruangan sampai dengan sebuah gedung bertingkat yang diatur secara khusus untuk tujuan penyimpanan, perawatan, pengembangan, dan pemanfaatan koleksi sumber belajar baik yang berbentuk bahan cetak atau non cetak untuk digunakan peserta didik baik individu maupun kelompok kecil .

KARAKTERISTIK
Belajar berbasis aneka sumber mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
Memanfaatkan sepenuhnya segala sumber informasi sebagai sumber pelajaran dan memberikan kesempatan kepada pendidik untuk merencanakan kegiatan belajar dengan mempertimbangkan aneka sumber yang ada.
Berusaha memberi pengertian kepada peserta didik tentang luas dan aneka ragamnya sumber informasi yang dapat dimanfaatkan untuk belajar.
Bertujuan mengganti pasivitas peserta didik dalam belajar tradisional dengan belajar aktif didorong oleh minat.
Berusaha meningkatkan motivasi belajar dengan menyajikan pelbagai bahan pelajaran, strategi kerja, dan media komunikasi yang berbeda dengan kelas tradisional.
Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk belajar menurut kecepatan dan kesanggupan masing-masing.
Fleksibel dalam penggunaan waktu dan ruang belajar.
Berusaha mengembangkan kepercayaan terhadap diri sendiri dalam hal belajar yang memungkinkan peserta didik belajar sepanjang hidup .

STRATEGI PENGEMBANGAN
Belajar berbasis aneka sumber (BEBAS) merupakan strategi pembelajaran yang mengandung bermacam-macam bentuk dan segi. Pelbagai bentuk yang dipilih senantiasa bertalian dengan tujuan yang akan dicapai, misalnya untuk mengajar peserta didik memperoleh ketrampilan membaca dan memahami teks berbahasa Arab (maharah al-qira’ah) memerlukan bentuk atau strategi berbeda dengan mengajar peserta didik untuk memperoleh ketrampilan berbicara dalam bahasa Arab (maharah al-kalam). Namun demikian secara umum, Menurut Yusufhadi Miarso, strategi ini bertujuan mengantarkan peserta didik memiliki kompetensi professional skill. Dan untuk mengukur pencapaian kompetensi tersebut dapat digunakan beberapa teknik evaluasi, antara lain: 1) portopolio untuk mengukur tindakan, 2) tes untuk mengukur penguasaan materi, 3) dll..
Strategi belajar ini diutamakan untuk membekali peserta didik menjadi seorang yang sanggup belajar dan meneliti sendiri, maka mereka harus dilatih menghadapi masalah-masalah yang terbuka jawabannya berdasarkan data yang dikumpulkan dari aneka sumber. Dalam pelaksaannya perlu mempertimbangkan; pengetahuan yang dimiliki oleh pendidik dan peserta didik, tujuan pengajaran, pemilihan strategi, ketersediaan sumber, dan tempat .
Aneka sumber yang dapat dimanfaatkan dalam pengembangan belajar berbasis aneka sumber (BEBAS) yaitu:
1. Pesan: informasi yang diteruskan komponen lain dalam bentuk ide, fakta, arti, dan data.
2. Manusia: orang yang bertindak sebagai penyimpan, pengelola, dan penyampai pesan.
3. Media (software): sesuatu yang menyimpan pesan untuk ditransmisikan dengan menggunakan peralatan, namun kadang-kadang dengan menggunakan dirinya sendiri.
4. Alat (hardware): sesuatu yang mentransmisikan pesan yang tersimpan dalam media.
5. Teknik atau strategi: prosedur atau acuan rutin yang disiapkan untuk menggunakan bahan, peralatan, lingkungan, dan orang untuk mentransmisikan pesan.
6. Lingkungan (setting): lingkungan sekitar dimana pesan itu diterima .
Belajar berbasis aneka sumber (resource-based learning) dapat berjalan dengan baik apabila didukung olehbeberapa komponen, yaitu:
1. Institusi yang memiliki komitmen terhadap strategi ini.
2. Adanya kerja sama yang baik antara akademisi, pustakawan, teknisi, staf komputer, desiner, dan administrator sebagai tim untuk memproduksi materi belajar.
3. Materi tidak harus digunakan secara bersama-sama.
4. Meteri bersifat relatif, maka perlu improvisasi lebih lanjut.
5. Produksi materi memperoleh penghargaan secara khusus.
6. Adanya evaluasi terhadap peserta didik .
Dalam pengajaran bahasa Arab, strategi belajar berbasis aneka sumber dapat diaplikasikan untuk mengajarkan berbagai ketrampilan bahasa Arab, antara lain:
Ketrampilan membaca/ مهارة القرءة ; peserta didik dapat memanfaatkan buku, majalah, jurnal, kamus, komputer, dll.
Ketrampilan menimak dan berbicara/مهارة الاستماع و الكلام ; peserrta didik dapat menggunakan tape recorder, video, televisi, wawancara dengan pakar, laboratorium, dll.
Ketrampilan menulis/ مهارة الكتابة peserta didik dapat memanfaatkan koran, majalah, lingkungan, intenet, dll.
Debat bahasa Arab, peserta didik dapat memanfaatkan televisi, majalah, koran, eksperimen, dll.

F. PEMBAHASAN
Belajar berbasis aneka sumber (resource-based learning) atau BEBAS merupakan stretegi pembelajaran yang lebih menekankan aspek individual peserta didik, memberikan kebebasan untuk belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatan masing-masing dalam menyelesaikan bahan pengajaran dengan memanfaatkan aneka sumber belajar.
Hal tersebut bukan berarti menghilangkan peran pendidik, juga bukan berarti pendidik dapat duduk bermalas-malas dan membiarkan peserta didik belajar di perpustakaan, laboratorium, dan tempat lain yang dapat digunakan untuk belajar. Pendidik harus tetap terlibat dalam setiap pembelajaran, mulai merencanakan, menentukan dan mengumpulkan sumber informasi, memberi motivasi, memberi bantuan bila diperlukan oleh peseta didik. Di samping itu, pendidik harus bekerja sama dengan beberapa pihak yang dapat menyediakan aneka sumber belajar.
Peranan pendidik akan mengalami pergeseran, dari tokoh yang selalu memberikan informasi menjadi sosok yang memberikan bimbingan dan bantuan kepada peserta didik secara individual. Peserta didik juga mengalami perubahan strategi belajar, dari pasif-reseptif harus beradaptasi dengan strategi belajar yang aktif-partisipatif.
Belajar berbasis aneka sumber (BEBAS) berusaha memusatkan kegiatan belajar pada peserta didik dan bukan pada pendidik, menekankan pengajaran individual; peserta didik dapat mempelajari sendiri bahan pengajaran, namun disamping itu mereka juga melakukan interaksi dengan peserta didik lain.
Bila dicermati, strategi ini memiliki beberapa kelemahan, antara lain:
1. Strategi ini sulit diterapkan untuk semua jenmjang pendidikan. Karena, strategi ini akan mengalami kesulitan bila digunakan untuk peserta didik yang masih relatif muda atau pendidikan tingkat dasar. Menurut Prof. Yusufhadi Miarso, peserta didik yang masih muda memiliki karakteristik; dependent, identitas diri lemah, lebih banyak mendapatkan (untuk dibiasakan), belajar mengandung resiko, belajar berkisar subyek (subject-centered), perlu bimbingan pendidik, dan cukup sedikit motivasi. Dengan kata lain, strategi ini lebih tepat untuk orang-orang dewasa atau pendidikan tingkat menengah dan tinggi yang memiliki karekteristik; independent, identitas diri kuat, banyak pengalaman, lebih banyak meninggalkan (kebiasaan lama), belajar merupakan kunci keberhasilan, belajar berkisar masalah (problem-centered), diberi kemudahan, dan motivasi kuat. Pendidik mengalami kesulitan dalam membuat bahan pengajaran, menyusun strategi belajar terutama menyiapkan sumber belajar baru, karena pendidik harus mempelajari ketrampilan baru agar dapat memproduksi materi yang baik.
2. Sangat tergantung pada mutu sumber belajar yang digunakan, artinya kwalitas, kwantitas, dan intensitas penggunaan sumber belajar akan berpengaruh terhadap keberhasilan strategi ini.
Di samping kelemahan tersebut, belajar berbasis aneka sumber (BEBAS) memiliki beberapa kelebihan, antara lain:
1. Dapat memanfaatkan aneka sumber belajar yang ada, baik di dalam maupun di luar sekolah.
2. Bahan pengajaran dapat dipelajari setiap saat, sesuai kemampuan dan gaya belajar peserta didik.
3. Kecepatan menyelesaikan bahan pengajaran ditentukan individu peserta didik.
4. Bimbingan dan bantuan yang diberikan pendidik lebih bermakna karena sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
5. Kesempatan belajar lebih luas dan fleksibel.

KESIMPULAN
Belajar berbasis aneka sumber (resource-based learning) atau BEBAS merupakan suatu strategi belajar yang dirancang untuk belajar individual (individual learning) yang meliputi belajar terbuka (open learning), belajar jarak jauh (distance learning), dan belajar luwes (flexible learning) dengan memanfaatkan aneka sumber belajar (learning resources) seoptimal mungkin.
Kehadiran strategi ini dilatari oleh beberapa perubahan, antara lain; perubahan sifat dan pola ilmu pengetahuan, pemahaman baru tentang teori belajar, dan perubahan media komunikasi.
Ciri-ciri belajar berbasis aneka sumber antara lain, memanfaatkan aneka sumber belajar, merubah pola belajar peserta didik dari pasif menuju aktif, meningkatkan motivasi belajar, memberi kesempatan kepada peserta didik untuk belajar sesuai kemampuan dan kecepatannya, mengembangkan kepercayaan diri, serta bersifat fleksibel.
Strategi pengembangan belajar berbasis aneka sumber dengan memanfaatkan aneka sumber belajar yang berupa pesan, manusia, media, peralatan, strategi, dan lingkungan, serta komitmen dari sebuah institusi yang mengembangkan strategi ini.
Belajar berbasis aneka sumber dapat diterapkan untuk pembelajaran bahasa Arab pada tingkat menengah dan tinggi, untuk menganghantarkan peserta didik memperoleh pengetahuan kebahasaan sesuai dengan kemampuan, minat, dan kebutuhan peseerta didik.



DAFTAR PUSTAKA
Beswick, Norman, Resource-Based Learning, London: Heinemann Education Books, 1977.

Brown, Sally and Brenda Smith, Resource-Based Learning, London: Kogan Page, 1996.

Dorrell, Jullie, Resource-Based Learning Using Open and Flexible Learning Resources for Continous Development, England: McGraw Hill, 1993.

Hrl, Zainuddin dkk. Pusat Sumber Belajar, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Makalah, 1985.

Miarso, Yusufhadi, Teknologi Komunikasi Pendidikan Pengertian dan Penerapannya di Indonesia, Jakarta: Pustekkom dan Rajawali, 1984.

--------, Perbedaan Belajar, Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta, Bahan Kuliah, 2002.

--------, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana. 2004.

Nasution, S. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta: Bina Aksara, 1984.

--------, Teknologi pendidikan, Jaakarta: Bina Aksara, 1999.

Percival, Fred and Henry Ellington., Teknologi Pendidikan, Terjemah Sudjarwo S, Jakarta: Erlangga, 1988

Soeharto, Karti dkk. Teknologi Pembelajaran (Pendekatan Strategi, Konsepsi dan Model, SAP, Evaluasi, Sumber Belajar dan Media), Surabaya: SIC, 1995.

Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai, Teknologi Pengajaran, Bandung : Sinar Baru, 1989.

Tp, Tantangan Besar Pendidikan Membangun “Networking” dalam Suara Pembaharuan, 23 April 2001.
محمد على الخولى, أسالب تدريس اللغة العربية, الرياض: المملكة العربية السعودية, 1982

محمد عطية الأبراشى, الاتجاهات الحديثة فى التربية, القاهرة: دار احياء الكتب العربية, 1966

by samsul ben marzuki alias bo son

laporan KPM

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang (Program Kegiatan)
Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) merupakan bagian intergral dari proses keterlibatan langsung antara mahasiswa dan unsur perguruan tinggi untuk belajar, mengkaji dan mengabdi pada masyarakat yang sekaligus juga merupakan bentuk pengamalan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dengan demikian kuliah pengabdian masyarakat mempunyai dampak positif bagi mahasiswa yaitu sebagai wahana penerapan dan pengembangan ilmu yang dilaksanakan diluar kampus dalam waktu, mekanisme dan persyaratan tertentu. KPM merupakan bentuk pengabdian mahasiswa kepada masyarakat dengan mengintegrasikan tiga unsur penting dalam dunia pendidikan yaitu; unsur pendidikan, unsur penelitian dan pengabdian masyarakat oleh Mahasiswa STAIN Malikussaleh, maka mahasiswa akan berhadapan langsung dengan masyarakat dan permasalahan yang dihadapinya sehingga mahasiswa dapat belajar untuk menelaah dan merumuskan permasalahan guna membantu mencari solusi yang dipandang tepat dengan berakal disiplin ilmu untuk membantu permasalahan yang dihadapi masyarakat. Oleh karena itu kegiatan ini dapat dikatakan sebagai wahana timbal balik antara masyarakat, Perguruan Tinggi dan lembaga lain dalam memberikan sumbangan pemikiran dalam memberikan sumbangan pemikiran dalam proses pembangunan. Melalui pengabdian masyarakat dimaksudkan agar perguruan tinggi tidak hanya berada dikalangan kampus saja, akan tetapi harus berperan serta dalam mengupayakan keberpihakan kepada kepentingan masyarakat dalam bentuk pemberdayaan kehidupan. Dengan dimikian kuliah pengabdian masyarakat yang dilaksanakan oleh STAIN Malikussaleh merupakan pengaplikasian ilmu yang pernah digeluti mahasiswa seperti ilmu keagamaan dan sosial masyarakat dengan tetap memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan kemampuannya di bidang yang dapat memberikan pengalaman cara berfikir interdisipliner, dimensi luas, serta ptaktis kepada masyarakat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa mahasiswa dalam KPM ini menggunakan pendekatan yang sistematik dan multi disiplin.

B. Dasar-dasar dan Tujuan (Program Kegiatan)
Adapun yang menjadi Dasar-dasar dalam pelaksanaan Kuliah Pengabdian Masyarakat sebagai berikut :
a. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional
b. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 Tentang Pendidikan Tinggi
c. Keputusan Presiden Nomor 2 Tahun 2004 tentang pendirian STAIN Malikussaleh.
d. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 71 Tahun 2004 tentang Organisasi dan tata laksana kerja STAIN Malikussaleh.
e. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Status STAIN Malikussaleh Lhokseumawe
f. Surat Keputusan Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Malikussaleh Lhokseumawe, Nomor 423 Tahun 2010, tentang Panitia Pelaksana Kuliah Pengabdian Masyarakat
Sedangkan yang menjadi tujuan dari kegiatan KPM tersebut adalah :
1. Memperdalam pemahaman mahasiswa tentang kegunaan hasil dan tanggung jawab sebagai calon sarjana terhadap masyarakat sehingga tumbuh saling pengertian dan saling membutuhkan dalam memecahkan masalah-masalah kemasyarakatan.
2. Mendewasakan dan meningkatkan rasa tanggung jawab mahasiswa dalam hal bertindak, cara berfikir yang interdisipliner, memantapkan kecakapan dan mempertajam penalarannya.
3. Memberikan latihan-latihan dan pengalaman dalam memecahkan problem kemasyarakatan secara langsung dan praktis, sehingga makin jelas peranan mahasiswa dalam perkembangan masyarakat; khususnya masyarakat desa agar potensinya lebih berkembang.
4. Terwujudnya integritas dan peran serta civitas akademik STAIN Malikussaleh dalam memecahkan masalah dan membina serta mengembangkan kehidupan beragama, sosial kemasyrakatan di masyarakat.

C. Waktu dan Lokasi (Program Kegiatan)
Waktu dan lokasi pelaksanaan KPM ditentukan oleh 1 Tim Panitia yang ditetapkan oleh ketua STAIN Malikussaleh. Lokasi pelaksanan KPM ditetapkan sesuai dengan kebijakan dan kesesuaian latar belakang profesional STAIN Malikussaleh. Kegiatan KPM pada tahun ini dimulai pada tanggal 02 mei 2011 sampai 15 jini 2011, yang berlokasi digampong Meunasah Cut Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara.

D. Bidang Garapan (Program Kegiatan)
Bidang Garapan kegiatan ialah meliputi:
1. Garapan Pokok bidang keagamaan.
a. Segi pemahaman Nilai-nilai keagamaan.
- Penyelenggaraan dan peningkatan pendidikan agama.
- Penyelenggaraan peningkatan Dakwah
b. Segi Pengamatan Nilai-nilai keagamaan
- Bimbingan pelaksanaan ibadah
- Bimbingan pelaksanaan ibadah sosial kemasyrakatan.
c. Segi Penataan Pengembangan Sarana dan Lembaga Keagamaan
- Membantu Masyarakat secara konseptual dalam pengadaan dan pemeliharaan sarana keagamaan
- Membantu mengarahkan pembentukan, penataan dan pemanfaatan
lembaga sosial keagamaan.
2. Garapan Penunjang Bidang Sosial dan budaya meliputi:
a. Bidang Sosial
- Pembinaan dan pemeliharaan lingkungan sosial yang baik
b. Bidang Budaya
- Pembinaan dan pelestarian budaya masyarakat yang sesuai dengan
kaidah agama dan negara.
3. Garapan Khusus Bidang Pemerintahan:
a. Membantu upaya pembinaan dan peningkatan penataan adminitrasi desa
atau kelurahan.
b. Membantu pelaksanaan pembangunan pemerintah daerah, khususnya desa
dan kelurahan
c..Mempelajari proses, mekanisme dan prosedur penyelengaraan pemerintahan didesa atau kelurahan

E. Metode dan Teknik Inventarisasi masalah dan Penyusunan Program
(Observasi, Wawancara, Dokumentasi)
Pada pelaksanaan Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) adanya suatu penyampaian dan perolehan data dari masyarakat, baik secara kelompok maupun secara perorangan. Yang dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Observasi, yaitu peserta Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) secara langsung turun kelapangan untuk mengamati dan merumuskan permasalahan dan potensi yang ada dimasyarakat.
2. Interview (wawancara), yaitu peserta Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) mengadakan Tanya jawab langsung, baik wawancara terstuktur maupun wawancara tidak terstruktur dengan geuchik gampong, perangkat gampong, tokoh masyarakat, dan seluruh lapisan masyarakat.
3. Demonstrasi, yaitu peserta Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) mengaplikasikan langsung ilmu dan teori yang di dapat dibangku kuliah khususnya di bidang pendidikan agama, sosial dan lain-lain yang dapat bermamfaat bagi masyarakat.
Metode dan teknik tersebut dilakukan oleh perwakilan kelompok desa atau bersama-sama, yang bergerak secara kelompok atau individu sebelum kegiatan dilapangan dilaksanakan. Observasi ini diperlukan untuk mengetahui potensi desa dan potensi masyarakat meliputi kondisi geografis, demografis, dan sosiologis. Kemudian barulah wawancara dan dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data-data yang diinginkan.
















BAB II
KONDISI OBJEKTIF LOKASI PROGRAM KEGIATAN
A. Sejarah dan Latar Belakang Gampong
Gampong Meunasah Cut adalah salah satu gampong dalam Kecamatan Nisam, yang merupakan salah satu Gampong yang termasuk dalam Kabupaten Aceh Utara. Gampong Meunasah Cut merupakan gampong yang sejuk karna Gampong Menasah Cut banyak dihiasi oleh pohon-pohonan yang rimbun dan memiliki pemandangan yang indah dan kehidupan sosial masyarakat yang baik. Di Gampong Meunasah Cut masih memegang kuat adat kampung sehingga mereka lebih mengutamakan pendidikan agama, dibandingkan pendidikan umum.
Di Gampong ini para mahasiswa/i STAIN Malikussaleh mengadakan Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) sebanyak 8 orang, terhitung 02 mei 2011 sampai 15 juni 2011. Gampong Menasah Cut memiliki perbatasan sebagai berikut:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Gampong Menasah Rayek
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Gampong Jeulikat
3. Sebelah Barat berbatasan dengan.Gampong Peunayan
4. Sebelah Timur berbatasan dengan Gampong Alue Bili
Gampong Meunasah Cut terdiri dari perkampungan, persawahan dan kebun-kebun yang memiliki daratan yang cukup baik. Sedangkan jumlah dusun di Gampong Menasah Cut terdapat 4 dusun diantaranya:
1. Dusun Geulasi dengan kepala Dusunnya M. Diyah
2. Dusun Selanga dengan kepala Dusunnya Abdul Mutaleb
3. Dusun Usi dengan kepala Dusunnya Martunis
4. Dusun Teungoh dengan kepala Dusunnya M. Risyad
Penduduk Gampong Meunasah Cut seluruhnya beragama Islam yang ta’at dan kebanyakan mata pencaharian mereka adalah petani sawah dan kebun.
B. Keadaan Geografis dan Demografis
Gampong Meunasah Cut memiliki iklim yang tropis, sebagian dari daratan yang produktivitas tanahnya tinggi dan rendah serta perbukitan dijadikan sebagai lahan perkebunan dan persawahan, dan sebagian besar dari daratan dijadikan oleh masyarakat setempat sebagai pemukiman penduduk. Gampong Meunasah Cut memiliki luas 56 hektar.
Kedudukan Gampong Menasah Cut Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara tidak terlalu jauh dari jalan Negara kurang lebih 10 Km dan untuk menuju ke pusat kecamatan Nisam lebih kurang 2 Km, untuk menuju ke Kecamatan lain yang ada di wilayah Aceh Utara sudah terjangkau. Karena Gampong Menasah cut sudah mempunyai infrastruktur jalan yang memadai.
Setiap Gampong tentu tidak lepas dari permasalahan, baik masalah aparatur desa seakan-akan dimana pemimpin Geuchik terkesan menganut sistem flodensia, dari masalah tersebut membuat masyarakat kurang percaya kepada aparatur-aparatur Gampong, tetapi masalah dapat terselesaikan dengan gotong-royong. Hubungan antara sesama masyarakat hidup rukun dan damai.
C. Kondisi Keberagaman Masyarakat
Bila dalam suatu Gampong, banyak suku pendatang, maka keberagaman masyarakat tidak akan musnah, baik dari segi sosial, budaya bahkan agama sekalipun, Keberagaman masyarakat akan berkembang. Tetapi kondisi masyarakat Gampong Meunasah Cut tidak ada suku pendatang, maka keberagamaan kurang berkembang, baik rasa sosial, adat budaya dan agama. Penduduk Gampong Menasah cut 100% beragama islam, selain itu juga masyarakat masih menjunjung tinggi norma-norma agama dan adat istiadat yang turun temurun dari nenek moyangnya, contohnya yang kami ambil adalah apabila ada yang meninggal dunia maka masyarakat meramaikan rumah duka sampai tujuh malam.
Gampong Meunasah Cut sarana ibadah yaitu meunasah, empat buah balai pengajian, dan tidak memiliki Mesjid. Di gaampong Meunasah Cut juga memilki sarana pendidikan yaitu berupa sekolah dasar dan Taman kanak-kanak.

D. Kondisi Sosial, Ekonomi dan Budaya Masyarakat
Penduduk Gampong Meunasah Cut merupakan warga masyarakat kurang keberagaman, baik kehiduupan sosial, ekonomi dan kehidupan budaya dalam masyarakat, karna Masyarakat Gampong Meunasah Cut tidak adanya pendatang baru. Masyarakat Meunasah Cut yang rata-rata menjadi petani kebun dan sawah, di dalam masyarakat saling bantu menbantu, dan bergotong royong dalam menjaga lingkungan hidup serta taat dalam mejalankan ibadah. Dalam kehidupan sehari-hari mereka selalu bertutur kata yang sopan dan memakai pakaian yang sopan, orang tua maupun remaja sama-sama menjaga kebersihan dan ketentraman Gampong.
Hidup bermasayarakat didasari oleh kemurnian Islam walaupun ada sedikit, mereka hidup saling tolong menolong, gotong royong serta taat dalam menjalankan ibadah. Dalam kehidupan sehari-hari mereka selalu bertutur kata yang sopan dan memakai pakaian yang sopan, orang tua maupun remaja sama-sama menjaga kebersihan dan ketentraman Gampong.
Walaupun demikian masyarakat Gampong Menasah Cut juga mempunyai cara berbeda-beda dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, ada yang petani, pedagang dan Pegawai Negeri Sipil (PNS). Untuk lebih jelas mengenai mata pencaharian penduduk Gampong Menasah Cut, maka penulis membuat table seperti berikut:
Tabel 2
Keadaan Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan
NO Mata pencaharian Jumlah jiwa
1 Petani 200
2 Pedagang 10
3 PNS 5
Jumlah 215
Sumber : Arsip Gampong
Berkenaan dengan tingkat pendidikan masyarakat Gampong Menasah Cut mempunyai pendidikan yang berbeda-beda pada umumnya mereka sudah menamatkan SMA, untuk lebih rinci penulis menyediakan table sebagai berikut:







Table 3 : Keadaan penduduk menurut jenjang pendidikan
NO Mata pencaharian Jumlah jiwa
1. SD 110
2. SMP 60
3. SMA/MA 30
4. Perguruan Tinggi 8
Jumlah 208

Sumber : Statistik Gampong

E. Kondisi Pemerintahan Desa
Dalam sebuah Gampong bermacam corak dan tipe masyarakat dari yang sangat primitif sampai dengan modern. Maka tak heran bila dalam sebuah Gampong bentuk pemerintahannya berantakan, karena sebagian masyarakat hanya memprotes saja, suka mengkritik, sehingga yang menjadi imbasnya semua warga gampong. Tetapi di Gampong Meunasah Cut semua masalah biasanya bisa diselesaikan dengan musyawarah. Hal ini didukung oleh masih adanya rasa gotong royong dan saling bantu membantu dikarenakan rasa solidaritas masyarakat masih sangat kuat. Juga kebanyakan masyarakat sudah menempuh pendidikan yang memadai, sehingga cara berpikir masyarakat cenderung kepada kemajuan.
Terkesan di Gampong tempat mahasiswa KPM kondisi meunasah belum sempurna selesai dan sekarang masih dalam tahapan perencaan penyelesaian begitu juga kantor Geuchik belum di bangun. Mengenai administrasi Gampong dan dan segala perangkat struktur Gampong, hal ini sudah memadai dikarenakan sebelumnya sudah ada mahasiswa KPM dari universitas lain yang ditugaskan ke Gampong Menasah cut yaitu dari Unimal Lhokseumawe, Almuslim Matang Geulumpang Dua dan STAIN Malikussaleh Lhokseumawe.
BAB III
DESKRIPSI PALAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN
A. Ruang Lingkup Program
Pelaksanaan yang diperoleh selama melaksanakan tugas Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) Gampong Meunasah Cut sangat berguna bagi diri sendiri juga sangat besar manfaatnya bagi kepentingan masyarakat. Sejauh ini pelaksanaan KPM, mendapat dukungan dari semua pihak masyarakat Gampong Meunasah Cut, baik remaja, pemuda dan anak-anak. Mereka mengikuti kegiatan dengan aktif dan penuh semangat, dimana mahasiswa hanya sebagai penggerak dan pengarah semua kegiatan. Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Malikussaleh Lhokseumawe Angkatan ke- XIX mulai dilaksanakan tanggal 02 Mei 2011 sampai dengan tanggal 15 Juni 2011. Adapun Mahasiswa Kuliah Pengabdian Masyarakat yang di tempatkan di Gampong Menasah cut berjumlah 8 orang yang terdiri dari 5 0rang jurusan Tarbiyah, 1 orang dari jurusan Dakwah dan 2 orang jurusan Syariah. Program yang kami laksanakan terlebih dahulu kami koordinasikan dengan Geuchik Gampong dan tokoh masyarakat Gampong Meunasah Cut dan Insyaallah seluruh program yang kami laksanakan berhasil dengan baik dan mendapat sambutan dan respon dari kebanyakan masyarakat desa tersebut. Program yang kami laksanakan kami sesuaikan dengan kemampuan dan keahlian masing-masing mahasiswa KPM. Adapun keseluruhan program yang telah dilaksanakan terbagi dalam dua bagian yaitu program kerja mandiri dan program kerja kelompok.
1. Bidang Keagamaan
1.1. Mengajarkan praktek-praktek ibadah seperti cara berwudhu, rukun shalat, dan shalat lima waktu :
a. Tujuan
Dengan adanya kegiatan ini anak-anak di harapkan mampu melaksanakan ibadah dengan baik dan benar
b. Kelompok sasaran
Sasaran dalam kegiatan ini adalah ditujukan kepada remaja dan anak-anak usia sekolah.
c. Hasil yang diperoleh
Sebagai besar anak-anak yang mengikuti kegiatan ini mampu malaksanakan ibadah dengan baik dan benar.
d. Dampak bagi masyarakat
Membantu masyarakat menjadi dan menyiapkan generasi Islam yang mengerti ibadah yang benar sesuai syariat Islam.
1.2. Mengajarkan doa sehari-hari dan ayat- ayat pendek:
a. Tujuan
Dengan adanya kegiatan ini anak-anak di harapkan mampu menghafal doa sehari-hari yang telah dipelajari dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari dan dengan adanya penghafalan ayat-ayat pendek dapat menjadi langkah awal untuk dapat menghafal al qur’an ke depan.
b. Kelompok sasaran
Sasaran dalam kegiatan ini adalah ditujukan kepada anak-anak baik diusia pra sekolah ataupun usia sekolah.
c. Hasil yang diperoleh
Sebagai besar anak-anak yang mengikuti kegiatan ini mampu menghafal dengan baik dan benar.
d. Dampak bagi masyarakat
Membantu masyarakat menjadi dan menyiapkan generasi Islam yang berguna bagi masyarakat Meunasah Cut khususnya dan bangsa pada umumnya.

1.3. Mengajarkan bahasa Arab :
a. Tujuan
Dengan adanya kegiatan ini anak-anak di harapkan mampu menulis bahasa arab dengan baik dan benar. Mengingat bahasa Arab merupakan bahasa Al Qur’an
b. Kelompok sasaran
Sasaran dalam kegiatan ini adalah ditujukan kepada anak-anak usia sekolah.
c. Hasil yang diperoleh
Sebagai besar anak-anak yang mengikuti kegiatan ini mampu menulis tulisan arab dengan baik dan benar.
d. Dampak bagi masyarakat
Membantu masyarakat menjadi dan menyiapkan generasi Islam yang mampu membaca dan menulis dalam bahasa arab.
1.4. Mengadakan Pengajian Tajwid :
a. Tujuan
Dengan adanya kegiatan ini orang tua, pemuda dan anak-anak di harapkan mampu memahami ilmu tajwid dalam membaca Al-Qur’an
b. Kelompok sasaran
Sasaran dalam kegiatan ini adalah ditujukan kepada orang tua –tua dan pemuda karena pengajian tersebut diadakan pada malam hari.
c. Hasil yang diperoleh
Sebagai besar orang tua-tua dan pemuda yang mengikuti kegiatan dapat meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’annya.


d. Dampak bagi masyarakat
Membantu masyarakat menjadi dan menyiapkan generasi Islam yang mampu membaca dan menulis dalam bahasa arab.
1.5. Mengadakan latihan azan :
a. Tujuan
Dengan adanya kegiatan ini diharapkan untuk dapat meningkatkan kemampuan azan untuk menyerukan orang agar melaksanakan shalat.
b. Kelompok sasaran
sasaran dalam kegiatan ini adalah ditujukan kepada remaja dan anak-anak usia sekolah.
c. Hasil yang diperoleh
Sebagai besar yang mengikuti kegiatan ini dapat meningkatkan kemampuan azannya.
d. Dampak bagi masyarakat
Membantu masyarakat menjadi dan menyiapkan generasi Islam yang mampu azan dengan baik dan benar.
1.6. Mengajarkan Tarian Tradisional
a. Tujuan
Dengan adanya kegiatan ini masyarakat di harapkan melestarikan salah satu budaya Tradisional yang merupakan kebangaan masyarakat Aceh.
b. Kelompok sasaran
Sasaran dalam kegiatan ini adalah ditujukan kepada anak-anak.
c. Hasil yang diperoleh
Sebagai besar masyarakat yang mengikuti kegiatan ini dapat melestarikan seni dan budaya tradisional sendiri.

d. Dampak bagi masyarakat
Membantu masyarakat supaya dapat mengembangkan salah satu adat dan budaya tradisional Aceh.
1.7. Mengajar Bahasa Inggris
a. Tujuan
Dengan adanya kegiatan ini anak-anak di harapkan mampu menulis bahasa inggris dengan baik dan benar. Mengingat bahasa inggris merupakan bahasa dunia, sehingga ke depan mudah melakukan interaksi dengan masyarakat dunia.
b. Kelompok sasaran
Sasaran dalam kegiatan ini adalah ditujukan kepada anak-anak usia sekolah.
c. Hasil yang diperoleh
Sebagai besar anak-anak yang mengikuti kegiatan ini mampu memahami kaidah-kaidah dasar dalam pembelajaran bahasa inggris.
d. Dampak bagi masyarakat
Membantu masyarakat menjadi dan menyiapkan generasi Islam yang handal mampu membaca dan menulis dalam bahasa inggris.

2. Bidang Sosial dan Ekonomi
2.1. Ikut serta dalam kegiatan gotong royong Gampong :
a. Tujuan
Memeliahara kebersihan lingkungan Gampong kelihatan bersih dan terbebas dari penyakit
b. Kelompok sasaran
Sasaran dalam kegiatan ini adalah ditujukan masyarakat Gampong Meunasah Cut.
c. Hasil yang diperoleh
Lingkungan gampong Meunasah Cut menjadi bersih, indah dan nyaman.
2.2. Membuat Penghijauan
a. Tujuan
Memperindah halaman Meunasah
b. Kelompok sasaran
Di halaman meunasah
c. Hasil yang diperoleh
Meunasah lebih kelihatan indah dan tertata dengan tanaman penghijauan.
d. Dampak bagi masyarakat
Keadaan Meunasah bisa lebih terasa keyamanan dan bersih.

B. Metode Pelaksanaan
Sebagaimana yang telah penulis uraikan pada halaman sebelumnya bahwa Program yang telah kami laksanakan selama KPM terbagi dalam dua bagian yaitu program kerja mandiri dan program kerja kelompok. Oleh sebab itu metode yang kami terapkan dalam pelaksanaan program kegiatan adalah:
1. Observasi, yaitu peserta Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) secara langsung turun kelapangan untuk mengamati dan merumuskan permasalahan dan potensi yang ada dimasyarakat.
2. Interview (wawancara), yaitu peserta Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) mengadakan Tanya jawab langsung, baik wawancara terstuktur maupun wawancara tidak terstruktur dengan geuchik gampong, perangkat gampong, tokoh masyarakat, dan seluruh lapisan masyarakat.
3. Demonstrasi, yaitu peserta Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) mengaplikasikan langsung ilmu dan teori yang di dapat dibangku kuliah khususnya di bidang pendidikan agama, sosial dan lain-lain yang dapat bermamfaat bagi masyarakat.
Adapun program yang telah kami laksanakan selama KPM terdiri atas:
a. Program Kelompok, Yaitu:
1). Mendirikan TPA untuk mengajari anak-anak dalam membaca AL-Qur’an Metode Iqra’ dan juz Amma dengan baik dan benar.
2). Mengikuti shalat berjamaah di meunasah.
3). Mengumandangkan adzan dan menjadi Pada Shalat Magrib dan Isya.
4). Mengikuti Pengajian pemuda di Meunasah.
5). Mengadakan MTQ Mahasiswa se kecamatan Nisam
6). Membuat tanaman penghijauan perkarangan meunasah.
7). Membuat Pamplet nama Gampong dan nama dayah.
8). Membuat kerajinan bagi kaum ibu-ibu.
9). Mengadakan gotong royong setiap hari Jum’at/ bersih.
10). Ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan.
11). Mengadakan pertemuan dan dialog dengan aparatur Gampong.
12). Mengadakan Musyawarah dalam rangka pelaksanaan MTQ.
13). Mengadakan Rapat Umum dengan Geusyik dan perangkat desa serta seluruh masyarakat Gampong dalam rangka membuat acara perpisahan.


b. Program Mandiri, Yaitu:
1). Mengajari Santriwan dan Santriwati di Balai Pengajian dan di meunasah.
2). Mengajarkan Do’a Sehari-Hari kepada Anak-Anak.
3). Mengajarkan anak-anak azan dan hafalan al-Qur’an Surat-surat Pendek..
4). Mempraktekkan bacaan dan tata Cara shalat yang benar.
5). Les Bahasa Inggris
6). Les Bahasa Arab
7). Les Matematika.
8). Les Pembinaan Akhlak
9). Melatih anak –anak belajar tarian tradisioanal.

C. Sumber Daya yang Tersedia
Keberhasilan suatu program yang dilaksanakan sangat tergantung pada situasi dan kondisi objektif masyarakat setempat. Di samping itu pula kesadaran dan kerja sama yang baik diantara sesama anggota KPM merupakan salah satu faktor dan melaksanakan program Kuliah Pengabdian Masyarakat, karena walau bagaimana pun sebuah keberhasilan itu diraih berkat kerja keras dan keikhlasan serta kesungguhan dari peserta KPM itu sendiri. Adapun Sumber Daya yang Tersedia dalam pelaksanaan program Kuliah Pengabdian Masyarakat di Gampong Menasah Cut adalah sebagai berikut:
1. Tersedianya Balai Pengajian, kitab-kitab, al-Qur’an, Iqrak serta tempat-tempat belajar.
2. Adanya kerjasama yang baik dan saling mengisi diantara sesama anggota KPM.
3. Adanya dorongan dan dukungan yang penuh aparatur Gampong Meunasah Cut.
4. Adanya kepedulian dan partisipasi yang diberikan masyarakat Khususnya pemuda dan pemudi dalam membantu pelaksanaan program KPM.
5. Adanya minat belajar yang tinggi dari masyarakat diantaranya kaum ibu-ibu dan anak-anak.
6. Besarnya perhatian dan dorongan dari Geuchik Gampong sebagai panutan dimata masyarakat.
7. Tersedianya potensi yang bisa yang bisa dikembangkan serta dapat dimanfaatkan dalam berbagai kegiatan.
8. Sikap Persaudaraan dan keramah tamahan masyarakat Gampong dengan peserta KPM.
9. Adanya kerja sama yang baik dalam masyarakat sehingga program yang penulis laksanakan dapat telaksana dengan baik.
10. Adanya sifat terbuka masyarakat dalam menerima informasi dan perubahan.
11. Adanya kepercayaan masyarakat yang maksimal terhadap mahasiswa sehingga program-program Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) dapat dilaksanakan dengan baik.










BAB IV
EVALUASI KPM

Tiap-tiap yang telah direncanakan atau telah disusun itu mempunyai tahapan-tahapan tersendiri mulai dari penilaian terhadap program yang telah direncanakan, dijalankan sampai sejauh masa sudah tercapai kesuksesan atau keberhasilan sehingga orang yang menjalankan program mengetahui dimana kekurangan dan titik kelemahan dalam menjalankan program.

A. Realisasi Program KPM
Observasi yang dilakukan oleh mahasiswa KPM di lokasi, sehingga para mahasiswa tentu akan membuat program, apa-apa saja yang harus dilakukan sesuai dengan keadaan Gampong. Program-program yang telah disusun kemudian dinilai apa sesuai dengan keadaan Gampong tersebut. Program yang sangat dominan yang direncanakan lebih kebidang keagamaan dan program lain coba di implementasi dalam kehidupan masyarakat, tetapi tidak sepenuhnya tercapai mengingat kapasitas ilmu yang ada bagi mahasiswa di lokasi sangat terbatas. Semua yang telah diprogramkan, tentu akan dilaksanakan sebaik-baiknya, guna untuk mencapai tujuan. Kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan atau dilaksanakan pada akhirnya akan dinilai, supaya dapat mengetahui sejauh mana dapat berjalan dan yang tidak tercapai, sehingga para mahasiswa dapat mengoreksi diri dari semua yang telah dilaksanakan. Pelaksanaan program KPM selama 45 hari yaitu dimulai tanggal 02 mei 2011 sampai 15 jini 2011, yang berlokasi digampong Meunasah Cut Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara yang terdiri atas 8 orang berjalan lancar sesuai petunjuk dalam buku panduan. Berikut ini kami tulis tabel realisasi pelaksanaan program selama KPM yaitu:



Realisasi Program Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM)
Mahasiswa STAIN Angkatan XIX
Tahun Akademik 2010/2011
Gampong Meunasah Cut

No Bidang dan Segi Kegiatan Keterangan
1.










Keagamaan 1..Mendirikan TPA untuk mengajari anak-anak dalam membaca AL-Qur’an metode Iqra’ dan juz Amma dengan baik dan benar.
3. Mengikuti Pengajian tajwid
4. Mengajarkan Do’a Sehari-hari kepada Anak-Anak
5. Mengajarkan Rukun Iman dan Rukun Islam Kepada Anak-Anak
8. Mengajarkan anak-anak azan dan hafalan al-Qur’an Surat-surat Pendek
9. Mempraktekkan bacaan dan tata cara shalat yang benar Semua Mahasiswa KPM dan kegiatan mandiri mahasiswa KPM
2. Bidang Sosial, Ekonomi dan Budaya 1. Membuat jelbab dengan para
kaum ibu
2. Mengadakan gotong royong
Jum’at bersih
3. Membuat penghijauan
Di pekarangan meunasah
4. Mengajarkan tarian tradisional untuk anak tingkat SD
5. Ikut berpartisipasi dalam
kegiatan kemasyarakatan.
6. Pengadaan Les Bahasa
Inggris, Bahasa Arab,
Matematika dan Akhlak. Semua Mahasiswa KPM dan kegiatan mandiri mahasiswa KPM
3. Pemerintahan 1. Mengadakan pertemuan
dan aparatur gampong dan masyarakat
2. Membuat pamplet nama gampong dan dayah Semua Mahasiswa KPM

B. Masalah dan Penyelesaiannya
Setiap tahapan kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa KPM di Gampong Meunasah Cut tentu ada masalah yang dihadapi dan harus ada tata cara penyelesaiannya.
No Bidang
dan Segi Masalah Alternatif Penyelesaian
1 Pendidikan Agama Anak-anak dan Remaja Kurang mampu membaca
Al-Qur’an,Tajwid,
Pemahaman Hukum Islam
20 % pemuda Kurang mampu membaca
Al-Qur’an,Tajwid,
Pemahaman Hukum Islam Pembentukan TPA dan Pengajian 4 hari dalam seminggu


Pengajian Setiap Malam jum’at
2 Pendidikan Umum Anak-Anak dan Remaja kurang memahami Pelajaran B.inggris dan Matematika Les 4 hari dalam seminggu

3 Ibadah Shalat Berjamaah hanya dua waktu yaitu Magrib dan Isya
30 % Pemuda jarang Shalat Berjamaah di menasah Shalat berjamah di menasah setiap magrip dan isya.
4 Sarana Keagamaan Kebersihan Sarana Ibadah
Kurangnya sajadah
Gotong Royong
Menyediakan sajadah

5 Sosial Kemasyarakatan Permasalahan dalm gampong Musyawarah bersama



C. Masalah yang Dapat Diselesaikan
No Bidang
dan Segi Masalah Alternatif Penyelesaian
1 Pendidikan Agama Anak-anak dan Remaja Kurang mampu membaca
Al-Qur’an,Tajwid,
Pemahaman Hukum Islam Pembentukan TPA dan Pengajian
2 Pendidikan Umum Anak-Anak dan Remaja kurang memahami Pelajaran B.inggris dan Matematika Les 4 hari dalam seminggu

D. Masalah yang Tidak Dapat Diselesaikan
No Bidang
dan Segi Masalah Kendala di Lapangan
1 Pendidikan Agama Pembelajaran ilmu agama secara merata dan menyeluruh
kurang minat dalam mengikuti pengajian, Hanya 70% saja.
2 Pendidikan Umum Anak-anak dan remaja belum paham dasar-dasar pembelajaran Bahasa Inggris dan Bahasa Arab.
Tidak Mau belajar karena tidak ada pengajar, Juga tidak ada dukungan dari orang tua
3 Ibadah 30 % Pemuda tidak Mau Shalat Berjamaah Alasannya Karena kesibukan
4 Sarana Keagamaan Kurangnya kitab Kuning Tidak adanya fasilitas.
5 Sosial Kemasyarakatan Tidak berfungsinya sebahagian organisasi gampong. Karna sebagian aparatur gampong sudah tua

F. Tindak Lanjut
Diharapkan kepada masyarakat agar dapat melanjutkan kegiatan-kegiatan yang sudah direncanakan, berjalan, bersama-sama walaupun Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (KPM) tidak ada lagi di Gampong Meunasah Cut.









BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan dan Hasil Program Kegiatan
Berdasarkan uraian di atas dari hasil pelaksanaan program kerja selama 45 hari lamanya. Terhitung sejak tanggal 02 mei 2011 sampai 15 jini 2011, yang berlokasi digampong Meunasah Cut Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara maka dampak melaksanaan KPM di Gampong Meunasah Cut bagi masyarakat setempat memiliki hasil yang positif, baik dalam bidang keagamaan, sosial dan pembangunan desa tersebut. Adapun hasil yang lebih dominan timbul adalah warga lebih antusias dalam menjalankan ibadah terutama tentang shalat berjama’ah. Dan bagi anak-anak lebih paham dan mengerti tentang ajaran agama. Adapun program–program yang telah kami laksanakan berikut target keberhasilannya akan kami uraikan dibawah ini, antara lain :
1. Pengajian untuk anak – anak, keberhasilannya dari 50 anak – anak yang diajarkan hampir 20 orang anak yang bisa menguasai apa saja yang telah diajarkan.
2. Mengajarkan Ayat–ayat pendek kepada anak–anak, keberhasilannya hampir sebahagian anak yang dapat menghafal ayat–ayat pendek tersebut.
3. Mengajarkan Doa Sehari-hari, Keberhasilannya dari semua anak yang diajarkan hampir sebahagian yang dapat menguasai.
4. Menanam tanaman untuk penghijauan lingkungan, kegagalan penghijauan di pekarangan meunasah.
5. Mengikuti acara perlombaan pidato dalam bahasa Inggris, ayat – ayat pendek, cerdas cermat, dan lomba Azan yang dilaksanakan di Tingkat Kecamatan yaitu dalam program MTQ yang dilaksanakan oleh mahasiswa KPM yang ada di Kecamatan Nisam, dan memperoleh hasil yang baik dari 8 kejuaran yang diperebutkan yaitu pidato 3 bahasa, cerdas cermat, hafalan surat pendek putra putrid, dan azan, 2 diantaranya juara 1(satu), 3 juara 2 (dua), 1 juara 3(tuga) dan 1 harapna 1(satu)

B. Implikasi dalam Pelaksanaan Program Kegiatan
Pembangunan masyarakat Gampong merupakan bagian integral pembangunan nasional. Pembangunan Gampong merupakan perwujudan dari pelaksanaan program pemerintahan sebagaimana yang tercantum dalam GBHN dan UUD 1945. Adapun hikmah yang didapat oleh mahasiswa selama mengadakan Kuliah Pengabdian Masyarakat di desa tersebut adalah mahasiswa dapat menyebarluaskan arus informasi pendidikan yang diterapkan di Gampong sekaligus memperdalam pengalaman dan informasi pendidikan yang diterapkan di Gampong sekaligus memperdalam pengalaman dan pengetahuan kemasyarakatan. Di lain pihak hikmah yang didapat adalah mahasiswa mampu menjadi orang yang disiplin, dapat membenahi dan menanggulangi persoalan–persoalan yang timbul di Gampong serta mengambil hikmah dan pelajaran dari persoalan tersebut. Berdasarkan uraian di atas dan dari hasil pelaksanaan program Kuliah pengabdian masyarakat di Gampong Meunasah cut maka penulis dapat menuliskan beberapa kesimpulan dan saran - saran selama menjalankan program Kuliah Pengabdian Masyarakat di Gampong Meunasah cut yaitu:
1. Gampong Menasah cut merupakan salah satu Gampong di kecamatan Nisam yang memiliki sumber daya alam yang merupakan suatu prospek yang cerah untuk masa depan bila ini terus dikembangkan. Seperti kebun sawit, coklat, pinang dan persawahan.
2. Penduduk Gampong Meunasah cut semuanya beragama Islam, menjunjung tinggi norma yang berlaku dalam masyarakat.
3. Kehidupan sosial budaya masyarakat sangat baik karena masih menjunjung tinggi adat istiadat.
4. Berkat kerjasama yang baik antara masyarakat dengan peserta KPM semua program kegiatan dapat terlaksana dengan baik.

C. Saran/Rekomendasi
Untuk masa yang akan datang, ada baiknya mahasiswa yang akan melaksanakan KPM hendaknya banyak dibekali disiplin ilmu yang berorentasikan keagamaan di samping ilmu yang lain agar lebih terarah dan tepat sasaran dalam penerapan ilmunya, lebih-lebih dalam hal ilmu agama karena kondisi masyarakat Aceh lebih tertarik menerima mahasiswa KPM yang menguasai ilmu agama. Kemudian ditempatkan di Gampong yang sangat dibutuhkan kehadiran mahasiswa KPM. Rinciannya adalah sebagai berikut:
1. Pelaksanaan sangat tidak efektif bila hanya dilakukan dalam jangka waktu yang sangat singkat karena tidak akan memberikan perubahan dan manfaat bagi masyarakat setempat karena segala program yang dijalankan tidak akan maksimal dan efektif apabila program non fisik seperti penguatan kapasitas masyarakat.
2. Untuk mencapai sasaran dan tujuan dari pelaksanaan Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM), maka seharusnya Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Malikussaleh Lhokseumawe harus mempersiapkan segala bentuk kebutuhan dan teknis pelaksanaan secara matang.
3. Untuk kemajuan dan peningkatan kualitas Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Malikussaleh Lhokseumawe maka pelaksanaan KPM jangan hanya diarahkan kepada program non fisik dan harus sesuai dengan program spesifikasi keahlian masing-masing peserta dari jurusan yang dipelajarinya sehingga tidak campur aduk aplikasi dari ilmu pengetahuan yang selama ini dipelajari.
4. Sebelum pelaksanaan KPM pihak panitia penyelenggara harus melakukan survei beserta mahasiswa yang akan ditempatkan disana dan analisis kondisi gampong yang menjadi target pelaksanaan Kuliah Pengabdian Masyarakat.

by . samsul

Rabu, 03 Agustus 2011

judul skripsi matematika

Kumpulan Judul Skripsi Pendidikan Matematika Terbaru


1. Efektifitas Mind Map terhadap Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XI MAN 1 Makassar (Fitriani Nur)
2. Efektifitas Penggunaan Maple terhadap Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linear Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Al-Falah Lemahabang Kec. Bone-Bone Kab. Luwu Utara (M. Zainal Abidin)
3. Penerapan Model Pembelajaran Aptitude Tredmen Interaction dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Lingkaran pada Siswa Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Madani Alauddin Pao-Pao (Sitti Samra)
4. Efektifitas Penerapan Metode Permainan terhadap Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri 38 Bonto Perak Kec. Pangkajene Kab. Pangkep (Rosdiana)
5. Pengaruh Pendekatan Resource Based Learning dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika SMA Negeri 1 Lembang (Musdalipa)
6. Deskripsi Kesulitan belajar Geometri Transformasi pada Mahasiswa Angkatan 2006 Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar (Nazwar)
7. Pengaruh Math Magic Way terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri IKIP 1 Makassar (Husnul Khatimah)
8. Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving dengan Media Visual dalam Memahami Konsep Bangun Datar pada Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah Sungguminasa
9. Penerapan Metode Pembelajaran Quantum Learning dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Sinjai Selatan Kec. Tellulimpoe Kab. Sinjai (Makmur)
10. Peningkatan Motivasi Belajar Matematika melalui Pendekatan Mastery Learning pada Siswa Kelas V SD Negeri Parang Tambung 1 Makassar (Ismail Lassa)
11. Pengaruh Kemampuan Verbal dan Penyesuaian Diri terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas 1 MA Madani Alauddin Pao-Pao Kab. Gowa (Awaluddin)
12. Perbandingan Penerapan Metode Hangis dengan Metode Perkalian Biasa Pada Tingkat Pengusaan Pengajaran Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri 60 Bontoparang Kec. Manggarabombang (Erni Pakkalesy)
13. Efektivitas Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) dalam Pembelajaran Matematika pada Siswa Kelas XI Madrasah Aliyah Syekh Yusuf Sungguminasa Kab. Gowa (Nur Asmi)
14. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Syekh Yusuf Sungguminasa melalui Pendekatan Metakognitif (Rahmayanti)
15. Peningkatan Prestasi Belajar Matematika melalui Penerapan Teori Belajar Humanistik Pokok Bahasan Persamaan Kuadrat pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Pekkabata Kabupaten Pinrang (Abdul Hakim Junaid)
16. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Koperatif Tipe Think – Pair – Share terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII-C SMPN 3 Lembang Kec. Lembang Kab. Pinrang (Surianti)
17. Penerapan Metode Resitasi terhadap Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII MTs. Nuhiyah Pambusuang Kabupaten Polewali Mandar (Hamra)
18. Efektivitas Metode Drill terhadap Keterampilan Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Turatea Kabupaten Jeneponto (Mardiana)
19. Peningkatan Hasil Belajar Matematika melalui Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB) Pokok Bahasan Bilangan Bulat Siswa Kelas VII MTs. DDI – Ambo Dalle Galesong Baru Kota Makassar (Jumarni Hj.)
20. Efektivitas Metode Kumon terhadap Peningkatan Hasil Belajar Matematika Pada Siswa Kelas VII Madrasah Tsanawiyah Negeri Banggae Kabupaten Majene (Nurfaizah)
21. Pengaruh Pendekatan Edukatif terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SLTPN 1 Kec. Sanggar Kab. Bima (Arif Budiman)
22. Analisis Kesulitan mahasiswa dalam Menyelesaikan Soal-Soal Persamaan linear dua variabel pada mahasiswa prodi matematika semester 4 Universitas muhammadiyah bengkulu.
23. Peningkatan Minat Belajar Matematika Siswa Kelas VIII MTsN. Model Makassar melalui Advance Organizer dalam Model Pembelajaran Langsung (Adnan)
24. Pengaruh Pendekatan Konstruktivisme terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah Sungguminasa Kabupaten Gowa (Satriani)
25. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Matematika melalui Model Pembelajaran Matematika Terpadu pada Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah Kalosi Kabupaten Enrekang (Salpia)
26. Pengaruh Pendekatan Somatis Auditori Visual dan Intelektual terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Madani Alauddin Pao-Pao (Jumarni B.)
27. Efektivitas Penerapan Pembelajaran Elaborasi terhadap Peningkatan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Syekh Yusuf Sungguminasa Kab. Gowa (Indar Jaya)
28. Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Matematika melalui Intensifikasi Pembelajaran Remedial pada Siswa Kelas XI IPA 4 SMUN 1 Pangkajene Kabupaten Pangkep (Daniati)
29. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Strategi Pembelajaran Inkuiri pada Siswa Kelas XII MA Muallimin Makassar (Mahmudin)
30. Efektivitas Penggunaan Model Perencanaan Pembelajaran dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas XC MAN 1 Makassar (Hilfa A. Manggala)
31. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Penerapan Belajar Bermakna pada Siswa Kelas VII MTsN Ma’rang Kab. Pangkep (Nurwahida Hamid)
32. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XA MAN 1 Makassar melalui Active Learning (Achmidsyah Yusuf)
33. Hubungan Pemahaman Siswa Kelas IX terhadap Segitiga Kongruen dengan Kemampuan Menghitung Rentang Ruas Garis dan Besar Sudut pada SMP Negeri 25 Makassar (Eka Tri Rahmansyah)
34. Diagnosis Kesulitan Penyelesaian Soal Matematika Pokok Bahasan Transportasi pada Siswa Kelas IX MTs. Madani Alauddin Pao-Pao (Rukia)
35. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Assorted Individualization (TAI) pada Siswa Kelas X SMU Negeri 1 Bontomarannu Kab. Gowa (M. Yunus Basyir)
36. Pengaruh Kedisiplinan Belajar terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IX MTs. Negeri Sape Kab. Bima (Sri Mulyati)
37. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa SMP Negeri 26 Makassar melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Berpikir Berpasangan (Fathur Rahmansyah)
38. Deskripsi Daya Serap Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika Pokok Bahasan Trigonometri pada Siswa Kelas XI Madrasah Aliyah Negeri 1 Bulukumba
39. Efektivitas Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XII IPA MAN 2 Pare-Pare (Muhammad Sukri Rugun)
40. Komparasi Hasil Belajar Matematika Siswa yang Diajar dengan Menggunakan Metode Demonstrasi Benda Konkret dan Gambar dalam Materi Bangun Ruang pada Siswa Kelas V SD Negeri 7 Kabupaten Sinjai (Amriani Muin)
41. Kesulitan Menyelesaikan Soal-Soal Matematika Pokok Bahasan Diagram Alir Siswa Kelas IX SMP Negeri Bontolempengan Kab. Gowa (Ahmad)
42. Pengaruh Motivasi dan Minat Belajar terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Muallimin Muhammadiyah Makassar (Fadli Ramadhan)
43. Peningkatan Hasil Belajar Matematika melalui Pembelajaran Terbalik Pokok Bahasan Teorema Phytagoras pada Siswa MTs. Muhammadiyah Malino Kab. Gowa (Sabri Marasabessy)
44. Efektivitas Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dalam Meningkatkan Hasil Pembelajaran Matematika Siswa Kelas XII IPA MAN 2 Pare-Pare (Muh. Sukri Rugun)
45. Pengaruh Penggunaan Alat Peraga terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Matematika pada Siswa Kelas I SMP Tamalatea Makassar (Risnawati)
46. Peningkatan Hasil Belajar Matematika melalui Metode Mengajar Kinesketik Pokok Bahasan Lingkaran Siswa Kelas VIII MTs. Muallimin Muhammadiyah Makassar (Wahyuni)
47. Analisis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal - Soal Persamaan dan Pertidaksamaan Linear pada Siswa Kelas X SMK Negeri 2 Kota Bengkulu ( Abadi, Nopiwan )
48. Pengaruh Kedisiplinan Belajar terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMK . Negeri 2 Kota Bengkulu ( Aabdi, Nopiwan )
49. Efektivitas Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMA 5 Bengkulu Selatan ( Abadi, Nopiwan
50. Pengaruh Motivasi dan Minat Belajar terhadap Hasil Belajar Matematika …..Siswa Kelas X SMK Negeri 2 Kota Bengkulu ( Abadi, Nopiwan )
51. Peningkatan Hasil Belajar Matematika melalui Pembelajaran Terbalik Pokok Bahasan Teorema Phytagoras pada Siswa MTs S 1 Bengkulu Selatan ( Abadi, Nopiwan )
52. Pengaruh Penggunaan Alat Peraga terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Matematika pada Siswa Kelas V SD Negeri 42 Bengkulu Selatan ( Abadi, Nopiwan )
53. Keefektifan Penerapan Pendekatan Kontruktivis dalam Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Dalil Pytaqoras Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Bengkulu Selatan Tahun Ajaran 2010 / 2011. ( Abadi, Nopiwan )
54. Deskripsi Kesulitan Belajar Persamaan Diferensial pada Mahasiswa Angkatan 2008 / 2009 Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Bengkulu ( Abadi, Nopiwan )
55. Penerapan metode inprove dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan media komputer untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa SMP ..... ( Abadi, Nopiwan )
56. Pengaruh pembelajaran matematika dengan menggunakan model reciprocal teaching terhadap kemampuan berpikir kreatif matematika siswa SMP ... ( Abadi, Nopiwan )
57. Upaya meningkatkan kreativitas matematika siswa melalui model pembelajaran auditory intellectually repetition ( AIR ) terhadap siswa kelas XI SMK Negeri 2 Kota Bengkulu pada pokok bahasan (geometri dimensi dua) aljabar operator pada mekanika kuantum dan aplikasinya pada partikel dalam kisi satu dimensi.
58. Pengaruh penerapan model pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan pemodelan space time autoregressive moving average ( STARMA ) di SMP Negeri ... ( Abadi, Nopiwan ).
59. Pembelajaran berbasis masalah terstruktur dalam upaya meningkatkan kreativitas matematika siswa SMP ... ( Abadi, Nopiwan ).
60. Penerapan Pembelajaran Connected Mathematichs Project (CMP) dengan Teknik Think-Pair Share (TPS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X

RPP B.indonesia Metode Reseptif dan Produktif Metode Komunikatif

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah : SMK
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : XI / 1
Alokasi Waktu : 6 x 40 menit

Standar Kompetensi : Berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia setara tingkat Madia.
Kompetensi Dasar : Membaca untuk memahami makna kata, bentuk kata, ungkapan, dan kalimat dalam konteks bekerja
Indikator :
1. Mengelompokkan kata, bentuk kata, ungkapan, dan kalimat berdasar-kan kelas kata dan makna kata
2. Mendaftar kata-kata yang berpotensi memiliki sinonim dan antonim dalam teks bacaan
3. Mengidentifikasi kata (termasuk bentuk kata baru), frasa, kalimat yang dipersoalkan kebenaran/ketepatannya (diterima/ditolak) berdasarkan paradigma/analogi.
4. Mengidentifikasi kata (termasuk bentuk kata baru), frasa, kalimat yang dipersoalkan kebenaran/ketepatannya (diterima/ditolak) ber-dasarkan kaidah atau kelaziman



I. Tujuan Pembelajaran :

Setelah mengikuti proses pembelajaran siswa dapat:
1) mengelompokkan kata, bentuk kata, ungkapan, dan kalimat berdasarkan kelas kata dan makna kata
2) mendaftar kata-kata yang berpotensi memiliki sinonim dan antonim dalam teks bacaan
3) mengidentifikasi kata (termasuk bentuk kata baru), frasa, kalimat yang dipersoalkan kebenaran/ketepatannya (diterima/ditolak) berdasarkan paradigma/analogi.
4) mengidentifikasi kata (termasuk bentuk kata baru), frasa, kalimat yang dipersoalkan kebenaran/ketepatannya (diterima/ditolak) berdasarkan kaidah atau kelaziman
5) mengartikan makna kata sesuai dengan teks.


II. Meteri Pembelajaran:

1) infomasi mengenai hubungan antara makna kata, bentuk kata, dan pemakaian kata dalam konteks kerja
2) Peran dan maanfaat kamus dalam belajar bahasa dan dalam kehidupan berbahasa dan bernegara.
3) Proses pembentukan kata baru
4) Relasi makna (sinonim, dan antonim), ungkapan idiomatic dan bentuk kata



III. Metode Pembelajaran:

Metode Reseptif dan Produktif
Metode Komunikatif

IV. Langkah-langkah Pembelajaran:

A. Kegiatan Awal :
1) Salam, presensi
2) Siswa mendengarkan penjelasan guru mengulang pelajaran lalu dengan aktif menjawab pertanyaan yang disampaikan guru.
B. Kegiatan Inti :
1) Siswa disajikan aneka bentuk wacana untuk dipahami dan menindaklanjuti wacana tersebut.
2) Siswa mengidentifikasi kata, bentuk kata, ungkapan, dan kalimat berdasarkan kelas kata dan makna kata.
3) Siswa mendaftar kata-kata yang berpotensi memiliki sinonim dan antonim dalam teks bacaan
4) Siswa dapat mengartikan makna kata sesuai dengan teks.
5) Tanya jawab tentang kesulitan siswa
6) Siswa mengerjakan evaluasi.
C. Kegiatan Akhir :
1) Guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
2) Penegasan guru tentang pentingnya memahami kategori dan makna kata/ frasa/ungkapan dalam menghasilkan kalimat-kalimat yang berterima.




V. Alat / Bahan / Sumber Belajar:

- Alat : Chart, bagan
- Bahan : Contoh-contoh wacana
- Sumber Belajar : Modul Bahasa Indonesia Tk Madia, EYD, Tim Depdiknas,
Kamus Idiom, KBBI

VI. Penilaian:

Memberikan penguasaan materi yang diberikan dalam bentuk latihan individu dan resume pengamatan kelompok dengan proposi penilaian adalah :
• Latihan : 30 %
• Kerjasama : 25 %
• Keaktifan : 35 %
• Kehadiran : 10 %

metode penelitian kuantitatif

A. Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Suhasimi Arikunto” Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan dan hasilnya”.
1. Populasi dan sampel
Menurut Sugiyono (2003:53), Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya.
Menurut Arikunto, sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti). Bila populasi besar dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu. Maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulan akan dapat di berlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel di ambil dari populasi harus betul-betul repesentatif ( mewakili).
2. Teknik Pengambilan sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 1 Meurah Mulia kelas X yang berjumlah 126 orang yang terdiri dari 3 kelas. Pengambilan sampel pada penlitian ini menggunakan teknik sampel acak ( Random sampling) yaitu pengambilan sampel demikian hingga setiap unsure mempunyai peluang yang sama untuk dipilih sebagai objek penelitian.
Dalam hal ini yang dimaksud adalah kelas X , X ,dan X , setelah diacak yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah kelas X , sebagai kelas eksperimen yaitu kelas yang diterapkan metode Co-op Co-op, siswa kelas X sebagai kelas control yaitu kelas yang tidak diterapkan metode Co-op Co-op yang masing-masing kelas terdiri dari 42 siswa.
3. Instrumen Penelitian
Data yang dikumpulkan dalam penelitian digunakan untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan, karena data yang diperoleh akan menjadi landasan dalam pengambilan kesimpulan data yang dikumpulkan haruslah valid. Untuk itu, instrument pengumpulan datanya juga harus baik.
Adapun instrument dalam penelitian ini adalah menggunakan tes. Tes yaitu; “ Suatu alat prosedur yang sistematik dan objaktif untuk memperoleh data-data dalam keterangan yang diiginkan”. Serta angket. Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberi respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna. Dalam penelitian ini, peneliti mempunyai 2 variabel terikat, jadi dua kali pengumpulan data.
1. Untuk variabel yang pengaruhnya terhadap minat, peneliti menggunakan angket yang sifatnya tertutup sehingga responden hanya memilih pilihan jawaban yang telah disediakan, dan setiap pertanyaan dilengkapi 4 pilihan jawaban, yaitu a, b, c dan d. Untuk kepentingan analisis data, maka pilihan jawaban tersebut diberi bobot dengan menggunakan skala Likert (Sugiono, 2002 : 74), yaitu :
a. Pilihan jawaban a, bobotnya 4
b. Pilihan jawaban b, bobotnya 3
c. Pilihan jawaban c, bobotnya 2
d. Pilihan jawaban d, bobotnya 1. Sedangkan
2. Untuk variabel yang pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa, peneliti menggunakan tes, dimana tes awal (pre tes) dan tes akhir ( postes)
4. Uji Homogenitas
Untuk menentukan rumus uji t mana yang akan digunakan untuk pengujian hipotesis, maka perlu di uji dulu varians kedua sampel homogen atau tidak. Pengujian varians digunakan uji F dengan rumus berikut

Hal ini berlaku ketentuan bila harga Fh Ft, maka varians Homogen.
5. Uji Normalitas
Uji normalitas sangat berguna untuk mengetahui apakah sampel yang diambilberasal dari populasi normal atau tidak. Dengan asumsi normal terhadap sampel maka data yang di ambil dapat di pertanggung jawabkan. Data pengamatan dari X , X , dan X , dijadikan ke angka baku dengan transformasi:

Dengan : = rata-rata sampel yang diambil
= Simpangan Baku
6. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik akan di uji dengan menggunakan uji pihak kanan dengan rumus sebagai berikut:
Tidak ada pengaruh penerapan metode kooperatif model Co-op Co-op terhadap minat dan hasil belajar siswa pada materi trigonometri di kelas X SMA Negeri 1 Meurah Mulia.
Adanya pengaruh penerapan metode kooperatif model Co-op Co-op terhadap minat dan hasil belajar siswa pada materi Trigonometri di kelas X Sma Negeri 1 Meurah Mulia.
Data yang diperoleh dari tes di olah dengan menggunakan statistic dengan menguji t sebagai alat pengujian terhadap hipotesis. Untuk menghitung rata-rata dengan simpangan baku sampel denagn rumus menurut sudjana yaitu:
dan
Dimana: fi =frekuensi yang sesuai dengan xi
xi = tanda kelas interval
skor rata- rata siswa
n = banyaknya data
S = simpangan baku.
Kemudian untuk menguji hipotesis digunakan uji –t yang rumusnya adalah sebagai berikut:

Dimana :
= nilai rata-rata kelas eksperimen
= nilai rata-rata kelas control
= jumlah sampel kelas eksperimen
= jumlah sampel kelas kontrol
S = varians populasi gabungan
Pengujian yang dilakukan dengan taraf signifikan dan dengan derajat kebebasan dk = + - 2 dengan kriteria pengujian menurut sudjana adalah “ Tolak Ho jika t dan diterima Ho jika t harga lainnya.

metode penelitian kuantitatif

A. Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Suhasimi Arikunto” Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan dan hasilnya”.
1. Populasi dan sampel
Menurut Sugiyono (2003:53), Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya.
Menurut Arikunto, sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti). Bila populasi besar dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu. Maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulan akan dapat di berlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel di ambil dari populasi harus betul-betul repesentatif ( mewakili).
2. Teknik Pengambilan sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 1 Meurah Mulia kelas X yang berjumlah 126 orang yang terdiri dari 3 kelas. Pengambilan sampel pada penlitian ini menggunakan teknik sampel acak ( Random sampling) yaitu pengambilan sampel demikian hingga setiap unsure mempunyai peluang yang sama untuk dipilih sebagai objek penelitian.
Dalam hal ini yang dimaksud adalah kelas X , X ,dan X , setelah diacak yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah kelas X , sebagai kelas eksperimen yaitu kelas yang diterapkan metode Co-op Co-op, siswa kelas X sebagai kelas control yaitu kelas yang tidak diterapkan metode Co-op Co-op yang masing-masing kelas terdiri dari 42 siswa.
3. Instrumen Penelitian
Data yang dikumpulkan dalam penelitian digunakan untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan, karena data yang diperoleh akan menjadi landasan dalam pengambilan kesimpulan data yang dikumpulkan haruslah valid. Untuk itu, instrument pengumpulan datanya juga harus baik.
Adapun instrument dalam penelitian ini adalah menggunakan tes. Tes yaitu; “ Suatu alat prosedur yang sistematik dan objaktif untuk memperoleh data-data dalam keterangan yang diiginkan”. Serta angket. Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberi respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna. Dalam penelitian ini, peneliti mempunyai 2 variabel terikat, jadi dua kali pengumpulan data.
1. Untuk variabel yang pengaruhnya terhadap minat, peneliti menggunakan angket yang sifatnya tertutup sehingga responden hanya memilih pilihan jawaban yang telah disediakan, dan setiap pertanyaan dilengkapi 4 pilihan jawaban, yaitu a, b, c dan d. Untuk kepentingan analisis data, maka pilihan jawaban tersebut diberi bobot dengan menggunakan skala Likert (Sugiono, 2002 : 74), yaitu :
a. Pilihan jawaban a, bobotnya 4
b. Pilihan jawaban b, bobotnya 3
c. Pilihan jawaban c, bobotnya 2
d. Pilihan jawaban d, bobotnya 1. Sedangkan
2. Untuk variabel yang pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa, peneliti menggunakan tes, dimana tes awal (pre tes) dan tes akhir ( postes)
4. Uji Homogenitas
Untuk menentukan rumus uji t mana yang akan digunakan untuk pengujian hipotesis, maka perlu di uji dulu varians kedua sampel homogen atau tidak. Pengujian varians digunakan uji F dengan rumus berikut

Hal ini berlaku ketentuan bila harga Fh Ft, maka varians Homogen.
5. Uji Normalitas
Uji normalitas sangat berguna untuk mengetahui apakah sampel yang diambilberasal dari populasi normal atau tidak. Dengan asumsi normal terhadap sampel maka data yang di ambil dapat di pertanggung jawabkan. Data pengamatan dari X , X , dan X , dijadikan ke angka baku dengan transformasi:

Dengan : = rata-rata sampel yang diambil
= Simpangan Baku
6. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik akan di uji dengan menggunakan uji pihak kanan dengan rumus sebagai berikut:
Tidak ada pengaruh penerapan metode kooperatif model Co-op Co-op terhadap minat dan hasil belajar siswa pada materi trigonometri di kelas X SMA Negeri 1 Meurah Mulia.
Adanya pengaruh penerapan metode kooperatif model Co-op Co-op terhadap minat dan hasil belajar siswa pada materi Trigonometri di kelas X Sma Negeri 1 Meurah Mulia.
Data yang diperoleh dari tes di olah dengan menggunakan statistic dengan menguji t sebagai alat pengujian terhadap hipotesis. Untuk menghitung rata-rata dengan simpangan baku sampel denagn rumus menurut sudjana yaitu:
dan
Dimana: fi =frekuensi yang sesuai dengan xi
xi = tanda kelas interval
skor rata- rata siswa
n = banyaknya data
S = simpangan baku.
Kemudian untuk menguji hipotesis digunakan uji –t yang rumusnya adalah sebagai berikut:

Dimana :
= nilai rata-rata kelas eksperimen
= nilai rata-rata kelas control
= jumlah sampel kelas eksperimen
= jumlah sampel kelas kontrol
S = varians populasi gabungan
Pengujian yang dilakukan dengan taraf signifikan dan dengan derajat kebebasan dk = + - 2 dengan kriteria pengujian menurut sudjana adalah “ Tolak Ho jika t dan diterima Ho jika t harga lainnya.