Jumat, 19 Agustus 2011
belajar bahasa arab dengan pendekatan resource based learning
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DENGAN STRATEGI BELAJAR BERBASIS ANEKA SUMBER
(RESOURCE-BASED LEARNING)*
Oleh: Siti Uriana Rahmawati
ملخص البحث
لقد كتب فى هذا العصر نظريات التربية الحديثة, منها حرية التلاميذ على استخدام وسائل التربية المتنوعة, مثل الكتاب, الجريدة, المذ ياع, التلفاز, معمل اللغة, البيئة, وما اشبه ذلك. و كذلك الحركة تحض على التعليم الفردى, اى الانتقال من تعليم الفصل الى تعليم جماعة منه, و من تعليم جماعة الى تعليم الفرد.
تستخد م وسائل التربية المتنوعة فى التعليم الفردى استخداما كثيرا. لأن هذا التعليم يراعى فيه قوة كل فرد, و مستواه فى كل مادة على حدة. بجانب ذلك, جواز استخدام وسائل التربية المتنوعة فى تعليم اللغة العربية لذى تلاميذ مرحلة المتوسطة و المتقدمة لنيل المهارات اللغوية.
Kata Kunci: Pembelajarn Bahasa Arab, Strategi Pembelajaran, Perubahan Teori Belajar, Belajar Individual, Belajar Berbasis Aneka Sumber.
PENDAHULUAN
Dalam penyelenggaraan pendidikan dikenal adanya tripusat pendidikan, yaitu lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Namun demikian orang seringkali salah persepsi, dan beranggapan sekolah satu-satunya lembaga pendidikan. Hal ini akan semakin jelas dengan menilik ungkapan Sucipto; di era perkembangan teknologi informasi dewasa ini, sekolah bukan lagi satu-satunya lembaga yang tahu tentang pendidikan, bahkan lonceng kematian institusi ini sudah semakin nyaring terdengar. Sekolah bukan lagi menjadi teaching institutional, tapi lebih menonjolkan learning institutional. Konsep ini berimplikasi, sekolah hanya bagian dari system learning yang ada dalam masyarakat .
Peserta didik bisa belajar dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar/ الوسائل التعليمية المتنوعة: الوسائل السمعية, الوسائل البصرية, الوسائل السمعية البصرية . Sumber belajar ada yang dirancang khusus untuk pembelajaran (by design) dan ada yang tidak dirancang khusus untuk pembelajaran, akan tetapi dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran (by utilization). Secara umum sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi, sumber belajar semakin lama semakin bertambah banyak ragamnya dan memungkinkan orang dapat belajar mandiri dengan lebih baik. Di mana saja, kapan saja, dengan apa atau siapa saja, dan tentang apa saja orang dapat belajar, memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan sikap. Sebab aneka sumber belajar dapat ditemukan di mana-mana, baik bersifat manusiawi, non manusiawi, maupun lingkungan yang dapat dimanfaatkan sebagai media belajar
Memang, pembelajaran tidak dapat dipisahkan dengan aneka sumber belajar (learning resources) baik yang berupa sarana maupun prasarana. Interaksi antara pembelajaran dengan aneka sumber belajar sangat berguna untuk menghadirkan fasilitas belajar. Agar diperoleh hasil belajar maksimal, maka kadar interaksi harus tinggi dan dikembangkan secara strategiik, begitu juga aneka sumber belajar perlu dikelola dan dikembangkan secara optimal .
Terkait dengan hal di atas, tulisan ini akan mencoba menawarkan sebuah model pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan strategi belajar berbasis aneka sumber (resource-based learning) yang lazim disingkat BEBAS.
LATAR BELAKANG
Belajar berbasis aneka sumber (BEBAS) bukan sesuatu yang berdiri sendiri, melainkan bertalian erat dengan sejumlah perubahan yang mempengaruhi pengembangan kurikulum. Perubahan-perubahan tersebut antara lain:
Perubahan Sifat dan Pola Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan dewasa ini berkembang sangat pesat, sehingga dijuluki eksplosi pengetahuan. Hal ini bukan hanya mengenai pertambahan pengetahuan, melainkan juga perubahan pola pengetahuan, sehingga muncul disiplin ilmu baru berkat spesialisasi dan pendekatan interdisipliner. Maka timbul masalah, apa saja yang harus diketahui peserta didik? Strategi apa yang dapat digunakan untuk menyampaikan pengetahuan? Bagaimana cara mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan? Sumber apa saja yang bisa dimanfaatkan untuk pembelajaran?
Perkembangan ilmu pengetahuan yang begitu cepat mengakibatkan pengetahuan akan usang dalam waktu beberapa tahun. Maka, diperlukan suatu teori atau cara untuk menseleksi bahan pengajaran, cara menentukan prioritas pengetahuan yang dimasukkan ke dalam kurikulum, dan cara menyampaikan pengetahuan tersebut kepada peserta didik.
Pendidik hendaknya menyampaikan pengetahuan yang bersifat konseptual dan bukan faktual. Di samping itu, ledakan publikasi seiring dengan perkembangan pengetahuan menghendaki agar peserta didik dapat mencari dan menemukan sendiri, mereka harus dibekali metodologi penelitian dalam laboratorium maupun perpustakaan.
Perkembangan sosial yang cepat akibat industrialisasi tidak memungkinkan prediksi yang tepat mengenai pengetahuan yang diperlukan di masa mendatang, untuk itu setiap peserta didik perlu dibekali semangat untuk belajar mandiri sepanjang hayat (lifelong education). Dan aneka sumber belajar harus disediakan secara terbuka bagi siapa saja yang ingin belajar.
Peranan pendidik berubah, mereka bukan instruktur dan direktur belajar, melainkan sebagai pertisipan dan mediator yang bekerja sama dengan peserta didik; ia bukan sekedar menyampaikan pengetahuan kepada apeserta didik, melainkan memupuk pengertian, dan membimbing mereka untuk belajar mandiri.
Pemahaman Baru Tentang Teori Belajar
Dahulu masalah mengajar menjadi fokus pembahasan dalam pembelajaran, namun akhir-akhir ini yang ditonjolkan masalah teori belajar, sebab sebuah pembelajaran dianggap berhasil apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhan dan minat peserta didik. Setiap peserta didik berbeda secara individual, dan hal ini perlu mendapat perhatian tersendiri. Belajar akan terjadi atas kemauan peserta didik, sebab ia bukan bejana yang harus diisi dengan pelbagai pengetahuan.
Realitas menunjukkan masih banyak pembelajaran yang dilakukan secara klasikal, tanpa memperhatikan perbedaan individual peserta didik. Seluruh peserta didik dituntut menyelesaikan pelajaran dengan kecepatan yang sama. Pendidik menganggap dan memperlakukan peserta didik seakan-akan kelas itu homogin, meskipun kenyataannya hetorogin. Oleh karena itu, banyak kegagalan dan frustrasi yang dialami peserta didik, mereka enggap dan malas belajar.
Salah satu cara untuk memberdayakan perbedaan individual adalah pengembangan belajar berbasis aneka sumber (BEBAS). Cara belajar ini memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
3. Perubahan Media Komunikasi
Perkembangan media komunikasi mengalami kemajuan yang sangat pesat dewasa ini; media cetak yang berupa buku, modul, dll; media elektronik yang berupa radio, TV, video, komputer, internet, dan sebagainya telah menambah dimensi baru dalam media komunikasi.
Pendidik perlu melihat manfaat kemajuan media komunikasi bagi pembelajaran. Buku sampai sekarang masih memegang peranan penting, namun ada yang meramalkan dalam waktu dekat semua aspek kurikulum akan dikomputerkan. Penggunaan media dalam pendidikan dimulai dengan memperkenalkan “audio visual aids” pada tahun 1920-an di Amerika Serikat. Alat-alat dipandang sebagai alat bantu pendidik dalam mengajar, sebagai tambahan yang dapat digunakan pendidik bila dikehendakinya.
Pada tahun 1960-an muncul pemikiran baru tentang penggunaan media yang dirintis oleh Skinner dengan penemuannya “programmed instruction” atau pengajaran berprograma. Dengan alat ini peserta didik belajar secara individual. Alat tersebut bukan sekedar alat bantu tambahan tetapi sesuatu yang digunakan peserta didik dalam pembelajaran. Pengajaran berprograma mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan teknologi pendidikan . Hal ini terbukti dengan munculnya pelbagai strategi belajar individual, misalnya: belajar jarak jauh, belajar dengan berbantuan komputer, pengajaran modul, belajar terbuka, dan sebagainya. Dan kemudian berkembang menjadi belajar berbasis aneka sumber (BEBAS).
PENGERTIAN
Belajar berbasis aneka sumber (resource-based learning) atau BEBAS merupakan sebuah term yang memiliki makna sangat beragam . Hal ini akan tampak jelas setelah disimak pendapat para pakar sebagai berikut:
Menurut Sally Brown, belajar berbasis aneka sumber (resource-based learning) meliputi aspek yang sangat luas, yakni memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar dengan pelbagai cara, dengan bimbingan tutor dimana peserta didik belajar secara bebas. Hal ini dapat dilakukan dengan menanfaatkan aneka sumber belajar, misalnya materi belajar terbuka, video, tape, computer, CD-ROM, multi media, video interaktif, telematik, dan sebagainya .
Jullie Dorrell berpendapat, belajar berbasis aneka meliputi belajar terbuka (open learning), belajar jarak jauh (distance learning), belajar yang luwes (flexible learning) dengan memanfaatkan aneka sumber belajar (learning resources) .
Fred Percival mendefinisikan belajar berbasis aneka sumber (resource-based learning) adalah cara belajar yang dirancang untuk studi individual dengan menggunakan beberapa ukuran dengan mengajar diri (self-teaching) dan laju diri (self-pacing) .
Nasution berpendapat, belajar berbasis aneka sumber (resource-based learning) merupakan segala bentuk belajar yang langsung menghadapkan peserta didik dengan sesuatu atau sejumlah sumber belajar secara individual atau kelompok dengan segala kegiatan belajar yang bertalian dengan itu, jadi bukan dengan cara konvensional dimana pendidik menyampaikan bahan pelajaran kepada peserta didik .
Dalam belajar berbasis aneka sumber guru bukan satu-satunya sumber belajar. Peserta didik dapat belajar dalam kelas, laboratorium, perpustakaan, pusat sumber belajar, bahkan di luar sekolah. Resource-based learning biasanya bukan satu-satunya strategi yang digunakan di sekolah. Disamping itu masih digunakan strategi belajar mengajar yang lain.
Pembelajaran dengan strategi ini dapat menggunakan pelbagai fasilitas yang ada dalam pusat sumber belajar (learning resource centers). Meskipun demikian strategi ini tidak sekedar memanfaatkan pusat sumber belajar, melainkan lebih jauh dari itu, termasuk melibatkan strategi belajar individual yang terstruktur dan pelbagai pengalaman belajar dengan pendekatan belajar yang berorientasi pada peserta didik dengan menggunakan sumber belajar (learning resources) manusiawi maupun non manusiawi secara optimal.
Dari beberapa devinisi diatas dapat disimpulkan, belajar berbasis aneka sumber (resource-based learning) atau BEBAS merupakan suatu strategi belajar yang dirancang untuk belajar individual (individual learning) yang meliputi belajar terbuka (open learning), belajar jarak jauh (distance learning), dan belajar luwes (flexible learning) dengan memanfaatkan aneka sumber belajar learning resources) seoptimal mungkin.
Beberapa istilah yang terkait dengan konsep belajar berbasis aneka sumber (BEBAS) adalah sebagai berikut:
Belajar individual (individual instruction) atau at-ta'lim al-fardy adalah suatu upaya untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik agar dapat belajar sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, kecepatan, dan caranya sendiri . Strategi ini memiliki enam unsur: 1) kerangka waktu yang luwes, 2) adanya tes diagnostik yang diikuti pembelajaran perbaikan, 3) pemberiaan kesempatan kepada peserta didik untuk memilih bahan pelajaran, 4) bentuk penilaian kemajuan belajar serta waktu pelaksanaanya dapat dipilih oleh peserta didik, 5) pemilihan lokasi belajar secara bebas, dan 6) bentuk kegiatan belajar dapat dipilih .
Belajar terbuka (open learning) adalah strategi belajar yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memilih:
1. Di mana belajar; di rumah, di tempat kerja, di dalam mobil dan sebagainya.
2. Kapan belajar; pagi hari sebelum bekerja, ketika anak-anak sedang sekolah, dan sebagainya.
3. Bagaimana cara belajar: dengan mengikuti strategi Universitas Terbuka, dengan komputer, video, dan lain-lain.
4. Tempat belajar; lesehan atau dalam ruangan kelas.
5. Bebas dari intrupsi .
Strategi belajar terbuka memberikan kesempatan yang lebih luas bagi peserta didik yang ingin belajar, tetapi tidak dapat memasuki sekolah konvensional karena alasan waktu, jarak tempat tinggal, umur, pekerjaan dan sebagainya. Strategi ini juga tidak terikat secara ketat pada ketentuan-ketentuan yang berlaku pada sekolah konvensional .
Belajar jarak jauh (distance learning) adalah sebuah kegiatan belajar yang diikuti oleh semua atau hampir semua peserta didik berada jauh dari induk lembaga pendidikan. Bahan-bahan pelajaran disediakan untuk peserta didik. Bimbingan dapat dilakukan melalui pengajar khusus (tutor) dari pengajar setempat. Dalam satu wilayah tertentu dapat dibentuk kelompok belajar. Salah satu contoh yang menerapkan strategi belajar ini adalah Universitas Terbuka . Belajar jarak jauh pertama dengan menggunakan bentuk korespondensi, dan setelah tahun 1990-an materinya hampir sama dengan belajar terbuka, yaitu dengan menggunakan audio kaset, video interaktif, pelatihan berbasis computer, dan lain-lain .
Belajar yang luwes (flexible learning) adalah suatu strategi belajar yang menawarkan semua sumber belajar kepada peserta didik mulai dari hal-hal yang bersifat konvensional sampai dengan pemanfaatan teknologi modern .
Sumber belajar (learning resources) dalam arti sempit adalah bahan tertulis (printed material). Tegasnya, buku teks yang dipegang pendidik disaat memberi pelajaran. Dapat juga diartikan sebagai sarana pengajaran yang mampu menyajikan pesan, baik secara auditiv maupun visual; film, video, kaset, dsb. Sedang menurut rumusan AECT meliputi: pesan, manusia, material (media, software), peralatan (hardware), teknik (strategi), dan lingkungan (setting) yang digunakan secara sendiri-sendiri ataupun dikombinasikan untuk menfasilitasi terjadinya pembelajaran .
Pusat sumber belajar (learning resources centres) adalah segala sesuatu dari yang berbentuk ruangan sampai dengan sebuah gedung bertingkat yang diatur secara khusus untuk tujuan penyimpanan, perawatan, pengembangan, dan pemanfaatan koleksi sumber belajar baik yang berbentuk bahan cetak atau non cetak untuk digunakan peserta didik baik individu maupun kelompok kecil .
KARAKTERISTIK
Belajar berbasis aneka sumber mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
Memanfaatkan sepenuhnya segala sumber informasi sebagai sumber pelajaran dan memberikan kesempatan kepada pendidik untuk merencanakan kegiatan belajar dengan mempertimbangkan aneka sumber yang ada.
Berusaha memberi pengertian kepada peserta didik tentang luas dan aneka ragamnya sumber informasi yang dapat dimanfaatkan untuk belajar.
Bertujuan mengganti pasivitas peserta didik dalam belajar tradisional dengan belajar aktif didorong oleh minat.
Berusaha meningkatkan motivasi belajar dengan menyajikan pelbagai bahan pelajaran, strategi kerja, dan media komunikasi yang berbeda dengan kelas tradisional.
Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk belajar menurut kecepatan dan kesanggupan masing-masing.
Fleksibel dalam penggunaan waktu dan ruang belajar.
Berusaha mengembangkan kepercayaan terhadap diri sendiri dalam hal belajar yang memungkinkan peserta didik belajar sepanjang hidup .
STRATEGI PENGEMBANGAN
Belajar berbasis aneka sumber (BEBAS) merupakan strategi pembelajaran yang mengandung bermacam-macam bentuk dan segi. Pelbagai bentuk yang dipilih senantiasa bertalian dengan tujuan yang akan dicapai, misalnya untuk mengajar peserta didik memperoleh ketrampilan membaca dan memahami teks berbahasa Arab (maharah al-qira’ah) memerlukan bentuk atau strategi berbeda dengan mengajar peserta didik untuk memperoleh ketrampilan berbicara dalam bahasa Arab (maharah al-kalam). Namun demikian secara umum, Menurut Yusufhadi Miarso, strategi ini bertujuan mengantarkan peserta didik memiliki kompetensi professional skill. Dan untuk mengukur pencapaian kompetensi tersebut dapat digunakan beberapa teknik evaluasi, antara lain: 1) portopolio untuk mengukur tindakan, 2) tes untuk mengukur penguasaan materi, 3) dll..
Strategi belajar ini diutamakan untuk membekali peserta didik menjadi seorang yang sanggup belajar dan meneliti sendiri, maka mereka harus dilatih menghadapi masalah-masalah yang terbuka jawabannya berdasarkan data yang dikumpulkan dari aneka sumber. Dalam pelaksaannya perlu mempertimbangkan; pengetahuan yang dimiliki oleh pendidik dan peserta didik, tujuan pengajaran, pemilihan strategi, ketersediaan sumber, dan tempat .
Aneka sumber yang dapat dimanfaatkan dalam pengembangan belajar berbasis aneka sumber (BEBAS) yaitu:
1. Pesan: informasi yang diteruskan komponen lain dalam bentuk ide, fakta, arti, dan data.
2. Manusia: orang yang bertindak sebagai penyimpan, pengelola, dan penyampai pesan.
3. Media (software): sesuatu yang menyimpan pesan untuk ditransmisikan dengan menggunakan peralatan, namun kadang-kadang dengan menggunakan dirinya sendiri.
4. Alat (hardware): sesuatu yang mentransmisikan pesan yang tersimpan dalam media.
5. Teknik atau strategi: prosedur atau acuan rutin yang disiapkan untuk menggunakan bahan, peralatan, lingkungan, dan orang untuk mentransmisikan pesan.
6. Lingkungan (setting): lingkungan sekitar dimana pesan itu diterima .
Belajar berbasis aneka sumber (resource-based learning) dapat berjalan dengan baik apabila didukung olehbeberapa komponen, yaitu:
1. Institusi yang memiliki komitmen terhadap strategi ini.
2. Adanya kerja sama yang baik antara akademisi, pustakawan, teknisi, staf komputer, desiner, dan administrator sebagai tim untuk memproduksi materi belajar.
3. Materi tidak harus digunakan secara bersama-sama.
4. Meteri bersifat relatif, maka perlu improvisasi lebih lanjut.
5. Produksi materi memperoleh penghargaan secara khusus.
6. Adanya evaluasi terhadap peserta didik .
Dalam pengajaran bahasa Arab, strategi belajar berbasis aneka sumber dapat diaplikasikan untuk mengajarkan berbagai ketrampilan bahasa Arab, antara lain:
Ketrampilan membaca/ مهارة القرءة ; peserta didik dapat memanfaatkan buku, majalah, jurnal, kamus, komputer, dll.
Ketrampilan menimak dan berbicara/مهارة الاستماع و الكلام ; peserrta didik dapat menggunakan tape recorder, video, televisi, wawancara dengan pakar, laboratorium, dll.
Ketrampilan menulis/ مهارة الكتابة peserta didik dapat memanfaatkan koran, majalah, lingkungan, intenet, dll.
Debat bahasa Arab, peserta didik dapat memanfaatkan televisi, majalah, koran, eksperimen, dll.
F. PEMBAHASAN
Belajar berbasis aneka sumber (resource-based learning) atau BEBAS merupakan stretegi pembelajaran yang lebih menekankan aspek individual peserta didik, memberikan kebebasan untuk belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatan masing-masing dalam menyelesaikan bahan pengajaran dengan memanfaatkan aneka sumber belajar.
Hal tersebut bukan berarti menghilangkan peran pendidik, juga bukan berarti pendidik dapat duduk bermalas-malas dan membiarkan peserta didik belajar di perpustakaan, laboratorium, dan tempat lain yang dapat digunakan untuk belajar. Pendidik harus tetap terlibat dalam setiap pembelajaran, mulai merencanakan, menentukan dan mengumpulkan sumber informasi, memberi motivasi, memberi bantuan bila diperlukan oleh peseta didik. Di samping itu, pendidik harus bekerja sama dengan beberapa pihak yang dapat menyediakan aneka sumber belajar.
Peranan pendidik akan mengalami pergeseran, dari tokoh yang selalu memberikan informasi menjadi sosok yang memberikan bimbingan dan bantuan kepada peserta didik secara individual. Peserta didik juga mengalami perubahan strategi belajar, dari pasif-reseptif harus beradaptasi dengan strategi belajar yang aktif-partisipatif.
Belajar berbasis aneka sumber (BEBAS) berusaha memusatkan kegiatan belajar pada peserta didik dan bukan pada pendidik, menekankan pengajaran individual; peserta didik dapat mempelajari sendiri bahan pengajaran, namun disamping itu mereka juga melakukan interaksi dengan peserta didik lain.
Bila dicermati, strategi ini memiliki beberapa kelemahan, antara lain:
1. Strategi ini sulit diterapkan untuk semua jenmjang pendidikan. Karena, strategi ini akan mengalami kesulitan bila digunakan untuk peserta didik yang masih relatif muda atau pendidikan tingkat dasar. Menurut Prof. Yusufhadi Miarso, peserta didik yang masih muda memiliki karakteristik; dependent, identitas diri lemah, lebih banyak mendapatkan (untuk dibiasakan), belajar mengandung resiko, belajar berkisar subyek (subject-centered), perlu bimbingan pendidik, dan cukup sedikit motivasi. Dengan kata lain, strategi ini lebih tepat untuk orang-orang dewasa atau pendidikan tingkat menengah dan tinggi yang memiliki karekteristik; independent, identitas diri kuat, banyak pengalaman, lebih banyak meninggalkan (kebiasaan lama), belajar merupakan kunci keberhasilan, belajar berkisar masalah (problem-centered), diberi kemudahan, dan motivasi kuat. Pendidik mengalami kesulitan dalam membuat bahan pengajaran, menyusun strategi belajar terutama menyiapkan sumber belajar baru, karena pendidik harus mempelajari ketrampilan baru agar dapat memproduksi materi yang baik.
2. Sangat tergantung pada mutu sumber belajar yang digunakan, artinya kwalitas, kwantitas, dan intensitas penggunaan sumber belajar akan berpengaruh terhadap keberhasilan strategi ini.
Di samping kelemahan tersebut, belajar berbasis aneka sumber (BEBAS) memiliki beberapa kelebihan, antara lain:
1. Dapat memanfaatkan aneka sumber belajar yang ada, baik di dalam maupun di luar sekolah.
2. Bahan pengajaran dapat dipelajari setiap saat, sesuai kemampuan dan gaya belajar peserta didik.
3. Kecepatan menyelesaikan bahan pengajaran ditentukan individu peserta didik.
4. Bimbingan dan bantuan yang diberikan pendidik lebih bermakna karena sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
5. Kesempatan belajar lebih luas dan fleksibel.
KESIMPULAN
Belajar berbasis aneka sumber (resource-based learning) atau BEBAS merupakan suatu strategi belajar yang dirancang untuk belajar individual (individual learning) yang meliputi belajar terbuka (open learning), belajar jarak jauh (distance learning), dan belajar luwes (flexible learning) dengan memanfaatkan aneka sumber belajar (learning resources) seoptimal mungkin.
Kehadiran strategi ini dilatari oleh beberapa perubahan, antara lain; perubahan sifat dan pola ilmu pengetahuan, pemahaman baru tentang teori belajar, dan perubahan media komunikasi.
Ciri-ciri belajar berbasis aneka sumber antara lain, memanfaatkan aneka sumber belajar, merubah pola belajar peserta didik dari pasif menuju aktif, meningkatkan motivasi belajar, memberi kesempatan kepada peserta didik untuk belajar sesuai kemampuan dan kecepatannya, mengembangkan kepercayaan diri, serta bersifat fleksibel.
Strategi pengembangan belajar berbasis aneka sumber dengan memanfaatkan aneka sumber belajar yang berupa pesan, manusia, media, peralatan, strategi, dan lingkungan, serta komitmen dari sebuah institusi yang mengembangkan strategi ini.
Belajar berbasis aneka sumber dapat diterapkan untuk pembelajaran bahasa Arab pada tingkat menengah dan tinggi, untuk menganghantarkan peserta didik memperoleh pengetahuan kebahasaan sesuai dengan kemampuan, minat, dan kebutuhan peseerta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Beswick, Norman, Resource-Based Learning, London: Heinemann Education Books, 1977.
Brown, Sally and Brenda Smith, Resource-Based Learning, London: Kogan Page, 1996.
Dorrell, Jullie, Resource-Based Learning Using Open and Flexible Learning Resources for Continous Development, England: McGraw Hill, 1993.
Hrl, Zainuddin dkk. Pusat Sumber Belajar, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Makalah, 1985.
Miarso, Yusufhadi, Teknologi Komunikasi Pendidikan Pengertian dan Penerapannya di Indonesia, Jakarta: Pustekkom dan Rajawali, 1984.
--------, Perbedaan Belajar, Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta, Bahan Kuliah, 2002.
--------, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana. 2004.
Nasution, S. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta: Bina Aksara, 1984.
--------, Teknologi pendidikan, Jaakarta: Bina Aksara, 1999.
Percival, Fred and Henry Ellington., Teknologi Pendidikan, Terjemah Sudjarwo S, Jakarta: Erlangga, 1988
Soeharto, Karti dkk. Teknologi Pembelajaran (Pendekatan Strategi, Konsepsi dan Model, SAP, Evaluasi, Sumber Belajar dan Media), Surabaya: SIC, 1995.
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai, Teknologi Pengajaran, Bandung : Sinar Baru, 1989.
Tp, Tantangan Besar Pendidikan Membangun “Networking” dalam Suara Pembaharuan, 23 April 2001.
محمد على الخولى, أسالب تدريس اللغة العربية, الرياض: المملكة العربية السعودية, 1982
محمد عطية الأبراشى, الاتجاهات الحديثة فى التربية, القاهرة: دار احياء الكتب العربية, 1966
by samsul ben marzuki alias bo son
Tidak ada komentar:
Posting Komentar