Rabu, 26 Desember 2012
Jumat, 21 Desember 2012
Psikologi kognitif teori Piaget dan Teori Vygotsky
jelaskan penerapan teori Piaget yang dirasakan oleh mahasisiwa secara individual ketika mengerjakn teorema yg berkaitan dengan subgrop normal?
jawaban:
untuk menjelaskan subgrup normal penerapan tieri piaget sanagt berpengaruh karena sebelum kita mempelajari subgrop normal, kita harus bisa menyelesaikan masalh tentang grop, subgrop, dan koset (koset kanan dan kiri) karena materi yang lama itu adalah langkah untuk menyelesaikan materi yang baru
"Menurut Piaget, perkembangan kognitif mempunyai empat aspek, yaitu 1) kematangan, sebagai hasil perkembangan susunan syaraf; 2) pengalaman, yaitu hubungan timbal balik antara orgnisme dengan dunianya; 3) interaksi sosial, yaitu pengaruh-pengaruh yang diperoleh dalam hubungannya dengan lingkungan sosial, dan 4) ekuilibrasi, yaitu adanya kemampuan atau sistem mengatur dalam diri organisme agar dia selalu mempau mempertahankan keseimbangan dan penyesuaian diri terhadap lingkungannya.
2. Jelaskan kaitan antara aktivitas yang diberikan dsen denagn teori Piaget dan Teori Vygotsky
cara
jawaban:
untuk menjelaskan subgrup normal penerapan tieri piaget sanagt berpengaruh karena sebelum kita mempelajari subgrop normal, kita harus bisa menyelesaikan masalh tentang grop, subgrop, dan koset (koset kanan dan kiri) karena materi yang lama itu adalah langkah untuk menyelesaikan materi yang baru
"Menurut Piaget, perkembangan kognitif mempunyai empat aspek, yaitu 1) kematangan, sebagai hasil perkembangan susunan syaraf; 2) pengalaman, yaitu hubungan timbal balik antara orgnisme dengan dunianya; 3) interaksi sosial, yaitu pengaruh-pengaruh yang diperoleh dalam hubungannya dengan lingkungan sosial, dan 4) ekuilibrasi, yaitu adanya kemampuan atau sistem mengatur dalam diri organisme agar dia selalu mempau mempertahankan keseimbangan dan penyesuaian diri terhadap lingkungannya.
a. Kematangan
Kematangan sistem
syaraf menjadi penting karena memungkinkan anak memperoleh manfaat secara
maksimum dari pengalaman fisik. Kematangan membuka kemungkinan untuk
perkembangan sedangkan kalau kurang hal itu akan membatasi secara luas prestasi secara kognitif. Perkembangan berlangsung dengan kecepatan
yang berlainan tergantung pada sifat kontak dengan lingkungan dan kegiatan
belajar sendiri.
b. Pengalaman
Interaksi antara
individu dan dunia luar merupakan sumber
pengetahuan baru, tetapi kontak dengan dunia fisik itu tidak cukup untuk
mengembangkan pengetahuan kecuali jika intelegensi individu dapat memanfaatkan
pengalaman tersebut.
c. Interaksi Sosial
Lingkungan sosial termasuk peran bahasa dan pendidikan,
pengalaman fisik dapat memacu atau menghambat perkembangan struktur kognitif
d. Ekuilibrasi
Proses pengaturan diri dan pengoreksi diri
(ekuilibrasi), mengatur interaksi spesifik dari individu dengan lingkungan
maupun pengalaman fisik, pengalaman sosial dan perkembangan jasmani yang
menyebabkan perkembangan kognitif berjalan secara terpadu dan tersusun baik."
2. Jelaskan kaitan antara aktivitas yang diberikan dsen denagn teori Piaget dan Teori Vygotsky
cara
Seperti
Piaget, Vygotsky menekankan bahwa anak-anak secara aktif menyusun pengetahuan
mereka. Akan tetapi menurut Vygotsky, fungsi-fungsi mental memiliki
koneksi-koneksi sosial. Vygotsky berpendapat bahwa anak-anak mengembangkan
konsep-konsep lebih sistematis, logis, dan rasional sebagai akibat dari
percakapan dengan seorang penolong yang ahli.
1. Konsep Zona
Perkembangan Proksimal (ZPD)
Zona
Perkembangan Proksimal adalah istilah Vygotsky untuk rangkaian tugas yang
terlalu sulit dikuasai anak seorang diri tetapi dapat diipelajari dengan
bantuan dan bimbingan orang dewasa atau anak-anak yang terlatih. Menurut teori Vygotsky, Zona Perkembangan Proksimal merupakan celah antara actual development dan potensial development, dimana antara
apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang dewasa dan
apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu dengan arahan orang dewasa atau
kerjasama dengan teman sebaya. Batas bawah dari ZPD adalah tingkat keahlian
yang dimiliki anak yang bekerja secara mandiri. Batas atas adalah tingkat
tanggung jawab tambahan yang dapat diterima oleh anak dengan bantuan seorang
instruktur. Maksud dari ZPD adalah menitikberatkan ZPD pada
interaksi sosial akan dapat memudahkan perkembangan anak.
2.
Konsep Scaffolding
Scaffolding ialah perubahan
tingkat dukungan. Scaffolding adalah
istilah terkait perkembangan kognitif yang digunakan Vygotsky untuk
mendeskripsikan perubahan dukungan selama sesi pembelajaran, dimana orang yang
lebih terampil mengubah bimbingan sesuai tingkat kemampuan anak.Dialog adalah
alat yang penting dalam ZPD. Vygotsky memandang anak-anak kaya konsep tetapi
tidak sistematis, acak, dan spontan. Dalam dialog, konsep-konsep tersebut dapat
dipertemukan dengan bimbingan yang sistematis, logis dan rasional.
3.
Bahasa dan Pemikiran
Menurut
Vygotsky, anak menggunakan pembicaraan bukan saja untuk komunikasi sosial,
tetapi juga untuk membantu mereka menyelesaikan tugas. Lebih jauh Vygotsky
yakin bahwa anak pada usia dini menggunakan bahasa unuk merencanakan,
membimbing, dan memonitor perilaku mereka. Vygotsky mengatakan bahwa bahasa dan
pikiran pada awalnya berkembang terpisah dan kemudian menyatu. Anak harus
menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan orang lain sebelum mereka dapat
memfokuskan ke dalam pikiran-pikiran mereka sendiri. Anak juga harus
berkomunikasi secara eksternal dan menggunakan bahasa untuk jangka waktu yang
lama sebelum mereka membuat transisi dari kemampuan bicara ekternal menjadi
internalKamis, 20 Desember 2012
Penerapan Pembelajaran Matematika Realistik Terhadap peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VII SMP
A.
Latar Belakang Masalah
Dunia pendidikan sekarang ini dihadapkan pada tantangan-tantangan yang
mengharuskannya mampu melahirkan individu-individu yang dapat memenuhi tuntutan
global,sebab pendidikan merupakan
lembaga yang berusaha untuk membangun masyarakat dan watak bangsa secara
berkesinambungan yaitu membina mental, dan kepribadian dalam rangka membentuk
manusia seutuhnya. Pendidikan tersebut bisa didapat baik dari pendidikan
non formal maupun pendidikan formal. Pendidikan non formal bisa didapat melalui
kegiatan non formal seperti les privat maupun pendidikan yang lain diluar sekolah. Sedangkan pendidikan formal bisa
didapat disekolah mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP),
Sekolah Menengah Atas (SMA), maupun perguruan tinggi(PT). Di Sekolah Pelajaran matematika
merupakan mata pelajaran wajib bagi semua siswa. Dalam pengajaran matematika
diharapkan anak dapat berpikir sendiri untuk menyelesaikan persoalan baru,
sebagaimana yang dinyatakan oleh Nasution bahwa ”anak-anak harus belajar berpikir
sendiri untuk menghadapi berbagai persoalan baru, jangan hanya disuruh
menghafal jawaban atau pertanyaan.”[1]
Pendidikan dalam era modern semakin tergantung tingkat kualitas,partisipasi
dari guru untuk menggunakan berbagai sumber yang tersedia, mengatasi
permasalahan yang dihadapi siswa untuk mempersiapkan pembelajaran yang dapat
menumbuhkan cara berpikir siswa menjadi lebih kritis dan kreatif.
Untuk menumbuhkan sikap aktif, kreatif dan inovatif dari siswa tidaklah
mudah. Fakta yang terjadi adalah guru dianggap sumber belajar yang paling
benar. Proses pembelajaran yang terjadi memposisikan siswa sebagai pendengar
ceramah guru. Akibatnya proses belajar mengajar cenderung membosankan dan
menjadikan siswa malas belajar.
Kemajuan ilmu pengetahuan akan mempengaruhi cara belajar yang efektif,
sehingga perlu adanya cara berpikir secara terarah dan jelas. Dengan banyaknya
permasalahan-permasalahan yang muncul, perlu adanya pembaharuan-pembaharuan di
lingkungan pendidikan yang mengarahkan pembelajar agar dapat selalu berpikir
kritis. Banyak yang beranggapan bahwa untuk dapat berpikir kritis memerlukan
suatu tingkat kecerdasan yang tinggi. Padahal berpikir kritis dapat dilatih
pada semua orang untuk dipelajari. Disinilah peranan pendidikan memberikan
suatu konsep cara belajar yang efektif.
Dalam interaksi pendidikan peserta didik tidak harus diberi atau dilatih,
tetapi mereka dapat mencari, menemukan, memecahkan masalah-masalah dan melatih dirinya. Siswa dilatih
berperan aktif dan bertanggung jawab terhadap proses dan hasil pembelajaran.
Agar proses pembelajaran dapat terlaksana dan berjalan secara efektif,
disinilah peranan cara berpikir kritis.Kegiatan pembelajaran matematika
diharapkan mampu membuat siswa terampil dalam menyelesaikan masalah yang
dihadapinya, baik dalam bidang matematika maupun dalam bidang lain yang
terkait. Kegiatan pembelajaran matematika diharapkan mampu membuat siswa
berkembang daya nalarnya sehingga mampu berpikir kritis, logis, sistematis, dan
pada akhirnya siswa diharapkan mampu bersikap obyektif, jujur dan disiplin.
Kegiatan tersebut bertolak belakang dengan apa yang terjadi di kelas VII
SMP 8 Lhokseumawe. berikut adalah salah satu contoh soal berpikir kritis yang
telah diselesaikan oleh salah seorang siswa SMP 8 Lhokseumawe kelas VII:
Dari
sekelompok anak, terdapat 25 anak hobi mengendarai sepeda, 20 anak hobi
mengendarai motor, dan 11 anak hobi keduanya. Jumlah anak dalam kelompok
tersebut adalah
Peneyelesaiakan:
- Bagaimana cara menghitung jumlah anak dalam kelompok tersebut?
-
Dengan
cara menjumlahkan kelompok anak yang hobi mengenderai sepeda dengan kelompok
anak yang hobi mengenderai motor .
- Hitunglah jumlah anak dalam kelompok?
-
25 + 20
= 45
- Tentukan hasil akhir jumlah anak dalam kelompok?
-
45
Dari hasil tersebut, terlihat jelas bahwa kemampuan siswa tersebut dalam
menyelesaikan soal berpikir kritis masih kurang. Ini dapat dilihat pada poin
(b) yaitu kurangnya kemampuan siswa dalam menentukan jawaban rasional, siswa
menjumlahkan kelompok anak yang
hobi mengenderai sepeda dengan kelompok anak yang hobi mengenderai motor, seharusnya siswa mengurangkan jumlah siswa
yang mengenderai sepeda dengan hobi keduanya dan mengurangakan anak yang hobi
motor dengan hobi keduanya dan kemudian menjumlahkan hasil pengurangan jumlah
siswa yang mengenderai sepeda dengan hobi keduanya dan jumlah siswa yang
mengenderai motor dengan hobi keduanya dan menjumlahkan siswa yang hobi
keduanya. Oleh karena itu, hasil evaluasi akhir pada poin (c) keliru. Jawaban
yang benar adalah 34 tetapi yang didapatkan oleh siswa adalah 45.
Kondisi ini menyebabkan kurangnya kemampuan berpikir kritis siswa. Untuk
mengatasi masalah tersebut, dibutuhkan pembelajaran matematika yang
melibatkan kegiatan siswa dengan memakai konteks dunia nyata sebagai sumber
pengembangan konsep dan sebagai wahana aplikasi melalui proses matematisasi
vertikal maupun horisontal. Dalam matematisasi horizontal siswa menggunakan
matematika sehingga dapat membantu mareka mengornisasi dan menyelesaikan suatu
masalah yang ada pada situasi nyata. Contohnya: pengidenfikasian, perumusan,
dan pemvisualisasian masalah masalah dengan cara yang berbeda-beda,
pentransformasian masalah dunia real ke masalah matematika. Sedangkan matematisasi
vertikal merupakan proses pengorganisasian kembali dengan dengan menggunakan
matematika itu sendiri. Contohnya, penyesuaian model matematika, penggunaan
model-model yang berbeda, perumusan model matematika dan pengeneralisasian. Untuk
mewujudkan itu semua harus diawali harus diawali dari pemilihan metode
pembelajaran yang tepat. Berkenaan dengan interaksi siswa di kelas, tidak
diabaikan PMR, tetapi merupakan bagian yang esensial dalam proses pembelajaran.
Selanjutnya tiga prisip kunci PMR, sebagai berikut: menemukakan kembali (guided reinvention), fenomena didaktik (didacticalphenemology) dan model
dibangun sendiri oleh siswa (self-devoloped
models).Untuk itulah peneliti mencoba
untuk menerapkan suatu pembelajaran dalam kegiatan proses belajar mengajar
yaitu Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) yang telah lama dikembangkan
di Belanda. Pembelajaran Matematika
Realistik (PMR) adalah salah satu
pemebalajaran dalam pembelajaran matematika yang mengajak siswa untuk menyukai
matematika dengan memperlihatkan kepada siswa cara mempelajari matematika,
melalui pengalaman langsung ke alam sekitar.[2] Freudental yang
mengatakan bahwa “matematika harus terkait dengan realita dan matematika
merupakan bagian dari aktivitas manusia”.[3] Menurut De Lange dan Ven
Den Neuvel Panhuizen ”Matematika Pembelajaran
Matematika Realistik (PMR) adalah pembelajaran matematika yang mengacu
pada konstruktivis sosial dan dikhususkan pada pendidikan matematika”.[4]
Peneliti
melihat bahwa pembelajaran Pembelajaran Matematika
Realistik (PMR) adalah Pembelajaran
yang sangat tepat diterapkan dalam proses belajar mengajar pada pelajaran
matematika guna untuk peningkatan
kemampuan berpikir kritis siswa, sehingga peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Pembelajaran Matematika Realistik Terhadap peningkatan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Lhokseumawe”
[1]S.Nasution, Azaz – azaz Kurikulum, (Jakarta: Bina
aksara,2003), hal.254
[2]Freudental ,Realistic
Mathemathic Education, (online), 2003, http//yowono.blogspot.com, diakses
03 November 2011
[3] Freudental dikitip dalam
Yowono,Realistic Mathemathic Education, (online), 2003,
http//yowono.blogspot.com, diakses 03 November 2011
[4] Da Lenge dan Ven Den
Neuvel Panhuizen dikitip dalam Yowono, Realistic Mathemathic Education,
(online), 2003, http//yowono.blogspot.com, diakses 03 November 2011
Kamis, 13 Desember 2012
mesjid darussa'adah mesda keutapang kecamatan nisam kabupaten aceh utara
mesjid darussa'adah adalah salah satu mesjid tua yang ada di kecamatan nisam kab aceh utara propinsi aceh, mesjid ini berada di pekarangan dayah Darut Thalibin Mesda Keutapang yang di pimpin oleh Tgk H. Hasballah ali, (Abu Keutapang) santrinya yang berjumlah kurang lebih duaratusan (200san), pada periode 2010-2015 yang menjabat sebagai Imum Mesjid (Imum Syik) adalah Tgk H. Jamaluddin dan sektaris Tgk Aziz. mesjid ini lebih dikenal dengan dayahnya (dayah Darut Thalibin). saat kita berjamaah di mesjid ini selalu di ikuti dengan wirit yg bervariasi, dhuhur wirit tahlilan, ashar wirit tasbih, magrip wirit yasin, isya wirit samadiah, dan suduh tahlilan, hal ini terjadi karena para santri dayah Darut Thalibin melakukan shalat berjamaah disini. shalat terawih dimesjid inii 20 rakaat dan diikuti 3 witir dan wirit dan samadiah setiap selesai shalat terawih, dan disetiap ramadhan pula ad limapuluhan jamaah khalud disini. AHLULSUNNAH WALJAMAAH yg bermazhab syafii.
Jumat, 09 November 2012
B.
1. Jika adan b sejajar
sudut sehadap sama besar:
5
= 1; 6 = 2; 7 = 3; 8 = 4; (sudut)
sudut
berseberangan luar sama besar:
7 = 1; 8 = 2 (sudut)
sudut berseberangan dalam sama
besar: 5 = 3; 6 = 4 (sudut)
Akibat: 1 = 3 = 5 = 7 dan 2 = 4 = 6 = 8 (sudut)
2.
2. Jika garis a dan
b dipotong oleh garis c dan sudut sehadapnya sama besar, maka
a sejajar b. sejajar
Jika garis a dan b dipotong oleh
garis c dan sudut berseberangan luarnya sama
besar, maka a sejajar b.
Jika garis a dan b dipotong oleh
garis c dan sudut berseberangan dalamnya sama
besar
maka a sejajar b
3.
3. Berdasar sifat
kesejajaran tersebut beberapa sifat diturunkan:
a. Jumlah besar sudut sebuah
segitiga 180o.
b. Besar sebuah sudut luar sebuah
segitiga sama
dengan jumlah besar dua sudut
lainnya.
Besar B2 = A + C (sudut)
c. Dari butir a dapat diturunkan
antara lain:
1) Jumlah besar sudut sebuah segi-n
= (n – 2)
x 180o.
2) Besar sebuah sudut segi-n (poligon)
beraturan = x °
Segi-n beraturan adalah
segibanyak (poligon) yang semua sisinya sama
panjang
dan semua sudutnya sama besar,
4.
4. Jika sebuah garis g sejajar
sisi AB pada segitoga
ABC dan
memotong AC di titik D dan
BC di E, maka:
1) (sudut)CDE
kongruen (sudut)CAB
dan (sudut)CED =(sudut)CBA
(sudut)CDE
= (sudut)CAB
dibaca sudut CDE kongruen dengan sudut CAB.
Dua sudut
kongruen jika keduanya sama besar).
ΔCDE
~ ΔCAB ; Akibat lebih lanjut: (segitiga)
a)
CD : CA = CE : CB = DE : AB
b)
CD : DA = CE : CB
c) Luas ΔCDE : Luas ΔCAB = (CD)2
: (CA)2 = (CE)2 : (CB)2 = (DE)2 : (AB)2
Jika titik D dan E pada
gambar di atas masing-masing titik tengah AC dan
BC ,
maka DE disebut (salah satu) paralel tengah pada segitiga
tersebut.
DE = 1/2
AB dan DE sejajar AB
4) Jika pada segitiga ABC
tersebut titik D pada AC dan E
pada BC sedemikian sehingga
besar (sudut)CDE
=(sudut)B dan
(sudut)CED
= (sudut)A, maka
DE disebut ruas
garis
anti paralel terhadap AB .
Syarat suatu sistem Aksioma:
1. Konsisten;
tidak boleh ada dua pernyataan yang saling bertentangan
(juga istilah dan simbol harus non kontradiktif)
- Independen; suatu peryataan tidak dapat diturunkan dari pernyataan lain.
- Lengkap; pernyataan yang diturunkan dari sistem itu dapat dibuktikan benar atau salah
- Ekonomis; simbol/istilah yg digunakan tdk berlebihan
Aksioma euclid
1. Melalui dua titik dapat dilukis sebuah garis
lurus.
- Sebuah ruas garis dapat diperpanjang tak terbatas.
- Bila diketahui sebuah titik dan sebuah jarak dapat dilukis sebuah lingkaran.
- Semua sudut siku-siku besarnya sama
- Jika dua garis dipotong oleh garis transversal sedemikian sehingga membentuk sepasang sudut dalam sepihak jumlahnya kurang dari dua sudut siku, maka apabila kedua garis tersebut diperpanjang tak terbatas akan berpotongan di pihak dimana jumlah kedua sudut dalam sepihak kurang dari dua sudut siku.
4. PKE
PKE:
Melaui satu titik diluar suatu garis hanya ada suatu garis yg sejajar dg garis
yang diketahui.
6. Misalkan diketahui garis m, n dan l. Garis l
memotong garis m di titik P dan
memotong garis n di titik Q
sedemikian sehingga membentuk pasangan sudut dalam sepihak
sudut
P1 dan sudut Q2 dimana sudut P1
+ sudt Q2 kurang 180. Apabila m dan n diperpanjang tak terbatas maka m berpotongan dengan n.
7. 6. Teorema Sudut Dalam
Berseberangan
Jika dua garis dipotong oleh garis transversal sedemikian sehinggga membentuk pasangan sudut dalam berseberangan yang kongruen, maka kedua garis tersebut sejajar
Jika dua garis dipotong oleh garis transversal sedemikian sehinggga membentuk pasangan sudut dalam berseberangan yang kongruen, maka kedua garis tersebut sejajar
Misalkan diketahui garis m, n dan l. Garis l
memotong garis m di titik P dan
memotong garis n di titik Q
sedemikian sehingga membentuk pasangan sudut dalam berseberangan sudut P1 dan sudut Q2. Akan dibuktikan bahwa m sejajar n
Andaikan
m sejasjsar
n , berarti m berpotongan dengan n. Berdasarkan teorema dalam geometri insiden maka
m dan n berpotongan di satu titik misalkan titik R. Perhatikan ΔPQR,
ÐQ2 adalah sudut luarnya. Berdasarkan teorema
sudut luar, maka sudut
Q2 > msudut P1 (kontradiksi dengan hipotesis). Oleh karena itu m sudut n. Terbukti.
8. 8. Teorema: (Konvers TSDB)
Jika dua garis sejajar dipotong oleh garis trans- versal, maka sudut dlm berseberangan kongruen.
Jika dua garis sejajar dipotong oleh garis trans- versal, maka sudut dlm berseberangan kongruen.
Illustrasi:
Misalkan diketahui
garis m, n dan l
dengan m sejajar n. Garis l memotong garis m di
titik P dan memotong garis n di titik Q sedemikian sehingga membentuk pasangan
sudut dalam berseberangan
sudut
P1 dan sudut Q2. Akan dibuktikan bahwa ÐP1 = ÐQ2.
BUKTI:
Andaikan sudut P1 =
sudut Q2,
berarti sudut P1
lebih besar sudut Q2
atau sudut P1
kecil sudut
Q2. TMBK, misalkan sudut P1 kecil sudut Q2. Berdasarkan postulat
mengkonstruksi sudut maka terdapat titik
R
pada daerah sudut P1
sehingga sudut QPR = sudut Q2 (misalkan garis yang
melalui titik P dan R adalah k). Berdasarkan teorema sudut dlm berseberangan, maka
garis k sejajar n. Karena k
tidak
sma dg m, maka melalui titik P di luar garis n terdapat dua garis yang sejajar
dengan n (kontradiksi dengan PKE). Haruslah sudut P1 = sudut Q2.
Terbukti.
BUKTI: P maka Q
Diketahui: Konvers dari Teorema Sudut Dalam Berseberangan.
Akan dibuktikan: Postulat Kesejajaran Euclides.
Misalkan diketahui garis m, n dan l
dengan m // n. Garis l memotong garis m di titik P dan memotong garis n di titik Q sedemikian sehingga membentuk
sudut dalam
P
=
Q2. Akan
dibuktikan: melalui titik P diluar garis n hanya ada satu garis yang sejajar
dengan garis n.
BUKTI:
Misalkan melalui titik P diluar garis n ada garis lain yaitu garis k (k ¹ m), maka harus
ditunjukkan bahwa garis k memotong garis n.
Andaikan garis k tidak memotong
garis n, berarti k // n. Apabila k // n, maka berdasarkan konvers teorema sudut dalam berseberangan
QPR =
Q
. Padahal diketahui
Q
=
P
. Berdasarkan sifat transitivitas pada kekongruenan sudut disimpulkan
P
=
QPR. Karena garis k dan m melalui
titik P maka k = m (kontradiksi). Haruslah garis k memotong garis m. Dengan
demikian terbukti bahwa melalui titik P diluar garis n hanya ada satu garis
yang sejajar dengan garis n. Terbukti.
9.
Jika
dua garis dipotong oleh suatu transversal sedemikian sehingga membentuk
pasangan sudut dalam sepihak saling bersuplemen, maka kedua garis tersebut
sejajar. Buktikan !
Misalkan diketahui garis m, n dan l.
Garis l memotong garis m di titik
P dan memotong garis n di titik
Q sehingga membentuk pasangan sudut dalam sepihak sudut P1 dan sudut
Q@ dan sudut P1+ sudut Q2 = 180.
Akan dibuktikan : m sejjar n.
|
|
BUKTI:
Diketahui sudut sudut P1+ sudut Q2 = 180. Disisi
lain sudut Q3 + sudut Q2= 180.
Sehingga diperoleh P1=Q3, dimana P1
dan Q3 adalah pasangan sudut dalam
berseberangan. Maka berdasarkan Teorema sudut dalam berseberangan disimpulkan m // n. Terbukti.
10.
Diketahui
segitiga ABC dan segitiga PQR dengan s CAB =RPQ, AB = PQ dan s CBA = RQP. Buktikan segitiga ABC = segitiga PQR.
Bukti
Berdasarkan Aksioma
(S-Sd-S), segitiga ABC = segitiga PQR apabila AC=PR Andaikan AC tidak = PR, maka AC<PR atau AC>PR, TMKB, misalkan AC>PR maka terdapat titik D anggota AC sehingga AC=PR. Akibatnya, segitiga ABD= segitiga PQR (S-Sd-S) sehingga ABD = PQR. Karena diketahui sudut ABC = PQR, maka
berdasarkan sifat transitivitas pada kekongruenan sudut disimpulkan ABD = ABC.
(kontradiksi). Haruslah AC=PR sehinga terbukti segitiga ABC = segitiga PQR.
11.
Diketahui sagitiga PQR.
Buktikan bahwa PQ + QR besar PR
BUKTI:
Lukis titik D pada sinar PQ sehingga P-Q-S dan QS=QR
Akibatnya segitga QRS adalah segitiga samakaki sehingga s QRS = s QSR. Karena
P-Q-S, maka PQ + QS = PR. Karena QS = QR maka PQ + QR = PS. Karena titik Q
terletak di interior s PRS maka s PRS besar s QRS. Karena s QRS s kecil QSR
maka s PRS bsaer s QSR sehingga berdasarkan teorema disimpulkan PS > PR atau
PQ + QS = PR.
12.
Diketahui Δ ABC dan Δ A’B’C’ dengan A-B-D,
A’-B’-D’, AB =A’B’, BD =
B’D’, AC = A’C’, dan BC = B’C’. Buktikan CD =
C’D’.
Perhatikan segitiga ABC dan segitiga A’B’C’. Karena
AB+A’B’, AC=A’C’ dan BC=B’C’ maka segitiga ABC = segitiga A’B’C’
(Ss-Ss-Ss). Akibatnya : s CBD =s C’B’D’. Perhatikan segitiga CBD dan segitiga C’B’D’. Karena
BD=B’D’ s CBD = s C’B’D’. Dan BC=B’C’ maka segitiga CBD = segitiga C’B’D’
(Ss-Sd-Ss). Akibatnya CD=C’D’. Terbukti.