T adalah sebuah transformasi
yang ditentukan oleh T(P) = (x-5, y+3) untuk semua titik P(x,y) ANGGOTA V. Selidiki apakah T suatu isometri ?
Penyelesaian
Ambil P = (x1. Y1)
maka T(P) = P' = (x1- 5,
y1+
3)
Q = (x2,
y2)
maka T(Q) = Q' = (x2- 5, y2+ 3)
PQ=
(akar (X2-X1)^2 + (y2-y1)^2)
PQ=
(akar (X2-5)^2 + (y2-y1)^2
P’Q’ = akar((X2-5) - (X1-5))^2 + ((Y2+3)-((y1+3))^2
P’q’ = akar (x2-x1) ^2 + (y2-y1)^2
Karena PQ = P'Q’ maka T
adalah suatu isometri.
Contoh 4.2
Andaikan g sebuah garis dan T sebuah transformasi V V
yang didefinisikan sebagai berikut: (i) Jika x anggota g maka T(x) = x
(ii) Jika x Ï g maka T(x)
adalah titik tengah ruas garis dari x ke g yang tegak lurus. Selidiki apakah T
suatu isometri ?
Penyelesaian
Misalkan g adalah sumbu X dan h sebuah garis yang tegak
lurus g sebagai sumbu Y.
Ambil P = (x, y) maka T(P) = P' = (x, 1/2y) dan
Ambil Q = (2x, 2y) maka T(Q) = Q' = (2x, y)
PQ = Akar (2x-x)^2 + (2y-y)^2 = akar X^2 + Y^2
P’Q’ = Akar (2x-x)^2 + (2y-1/2y)^2 = akar X^2 + 1/4Y^2
Karena PQ tidak sama dengan P'Q' maka T tidak
isometri.
Contoh 4.4
Diketahui titik-titik A=(1,–1), B=(4,0), C(–4,1), dan D (–2,k). Apabila T suatu isometri sehingga T(A) = C dan
T(B) = D, tentukanlah k.
Penyelesaian
Karena Isometri mengawetkan jarak, maka |AB| = |CD|, dengan T(A) = C
dan T(B) = D.
Akar (XB – XA)^2 + (YB – YA)^2 =
akar (XD – XC)^2 + (YD – YC)^2
Akar (4-1)^2 + (0+1)^2 = (-2 + 4)^2 + ( K + 1)^2
Akar 10 = akar 4 + (K^2 – 2k +1)
10 = 4 + (K^2 – 2k +1)
K^2 -2k – 5= 0 *pakek
rumus ABC
K = 2+_ akar 24 / 2 = K = 2+_ 2 akar 6 / 2
Teorema 6.1
Setiap transformasi
T memiliki invers.
Bukti
Andaikan T suatu transformasi. Kita definisikan padanan L sebagai berikut: Andaikan X anggootata
V, V bidang. Oleh karena T suatu transformasi, maka T
bijektif. Jadi ada prapeta A angg V sehingga T(A) =
X. Kita tentukan kemudian L(X) = A. Artinya L(X) adalah prapeta dari X.
Sehingga dari T(A) = X maka T[L(X)] = X. Atau (T o L)(X)
= I(X), X anggootata V.
Ini berarti T o L = I. Selanjutnya (L o T)(X)
= L [T(X)]. Andaikan T(X) = B maka L(B) = X, jadi L [T(X)] = L(B) = X. Jadi
pula (L o T)(X) = X = I(X), setiapa
x anggotaV.
Jadi L o T = I. Sehingga T o L = L o T
= I.
Sekarang akan dibuktikan bahwa L adalah suatu transformasi. Dari definisi L
jelas L suatu padanan yang surjektif. Andaikan L(X1) = L(X2)
dan andaikan T(A1) = X1, T(A1) = X1dengan
L(X1) = A1dan L(X2) = A2. Oleh
karena T suatu transformasi maka karena A1 =
A2kita
peroleh X1= X2. Jadi
dari L(X1) = L(X2) maka X1= X2.
Sehingga L injektif. Dengan demikian terbukti bahwa L bijektif. Jadi L suatu
transformasi. Transformasi L ini disebut invers dari transformasi T dan
dilambangkan dengan L = T^-1. Jadi L = T^-1
Contoh 6.2
Pada
suatu sistem sumbu ortogonal XOY didefinisikan transfor- masi F dan G sebagai
berikut : setiap
P(x,y), F(x,y) = (x+2, 1/2y) dan G(x,y) = (x-2, 2y). Sehingga (F o G)(P) =
F [G(P)] = F [(x-2, 2y)] = (x,y) = P. Dan (G o F)(P) =
G [F(P)] = G [(x+2, 1/2y)] = (x,y) = P Jadi (F o G)(P) =
(G o F)(P) = P = IP, setiap P. Atau F o G = G o F = I.
Jadi F dan G balikan satu sama lain. Kita tulis G = F^-1
Apabila g sebuah garis, Vg adalah padanan yang didefinisikan
untuk semua titik P sebagai berikut : (i) Apabila P anggota g maka Vg(P) = P. (ii) Apabila P bukan anggota g maka Vg(P) = P’ sehingga P titik
tengah ruas garis tegak lurus dari P’ pada g. Jika g = {(x,y)| y = -2} dan D(-3,4), tentukanlah Vg(D) dan Vg ^-1(D).
Penyelesaian
A (2,-4) maka Vg (A) = (2, 2(-4) +2)= (2,-6)
B(3,2) maka Vg (B) =(3, 2(2) +2) = (3,6)
C(Xo, Yo) maka (Xo, 2(yo) + 2
D( _3,4) maka Vg (D) = (-3,2(4) +2)=(
-3,10)
Jika
P = (x,y) maka akan ditentukan Vg^-1(P)
Mislkan Vg^-1 (x,Y) = (xo , yo)
Vg [Vg^-1 (x,Y)] = Vg (xo, yo)
(Vg o Vg^-1) (x,Y) = Vg (xo, yo)
X,y = (xo, 2yo +2) sehingga x = x =
xo dan y = 2yo +2
Xo =x dan yo = Y-2 / 2
Jadi Vg^-1) (x,Y)= x ,Y-2 / 2 shgga Vg^-1) (-3 , 4) = (-3 , 1)
Cek
Vg (-3, 4) = (-3, 10) apakah Vg^-1) (-3 , 4) = (-3 , 4)
Vg^-1) (-3 , 4) = (-3, 10-2/2) = (-3,4)
Contoh 6.3
Pada sebuah sistem sumbu ortogonal ada garis g = {(x,y)I y
= x} dan h = {(x,y)Iy = 0}. Tentukan P sehingga (Mh o
Mg)(P)
= R dengan R = (2,7).
Penyelesaian
Andaikan P = (x,y). Kita peroleh berturut-turut
(Mg^-1 o Mh^-1) Mh o Mg)(P) = (Mg^-1
o Mh^-1) (R).
Jadi P = Mg^-1 o [ Mh^-1(R)]
Oleh karena R = (2,7) dan Mh^-1 = Mh maka Mh^-1 (R) = Mh(R) = (2,-7) sehingga (Mg^-1 o Mh^-1) (R).
=Mg^-1(2,-7) = (-7,2) sehingga P = (-7,2).
Contoh 6.4
Diketahui dua garis g dan h
yang berpotongan. Lukislah:
a) garis k
sehingga Mg [Mh(k)] = g.
b) garis m
sehingga Mh [Mg(m)] = g.
Penyelesaian
a) (Mg o Mh)(k) = g
(MG o Mh)^1o (Mg o Mh)(k) = (MG oMH) ^-1 (g)
I(k) = (Mg^-1 o Mh^-1) (g)
k =
(Mh o Mg)(g)
k =
Mh [Mg(g)]
k = Mh(g)
b) (Mh o Mg)(m) = g
(Mh o Mg) ^-1 o (Mh o Mg)(m) = (Mh o Mg) ^-1 (g)
m = (Mg^-1 o Mh^-1) (g)
m = (Mg o Mh)(g)
m = Mg [Mh(g)]
m = Mg(k)
Contoh 7.1
Tentukan persamaan peta lingkaran x^2 + y^2 = 9 oleh refleksi berurutan terhadap garis y =
2x - 1 dan y = -1/2x + 4.
Penyelesaian
Hasil kali gradien kedua garis tersebut adalah -1, oleh
karena itu kedua garis tersebut
saling tegak lurus. Berdasarkan teorema
komposisi dua refleksi tersebut adalah setengah putaran yang
berpusat di titik
potong kedua sumbu refleksi. Titik
potong kedua garis tersebut diperoleh
(2,3). Misalkan P'(x',y') adalah peta
titik P(x,y) oleh setengah
putaran yang berpusat di (2,3).
Maka x' = 2.2 - x = 4 - x atau x = 4 - x' ..........................................
(1)
dan y' = 2.3 - y
= 6 - y atau y = 6 - y' .......................................... (2)
Jika (1) dan (2) disubstitusikan ke persamaan kurva
semula maka diperoleh: (4-x’)^2+ (6-x’)^2= 9Jadi atau (x’-4)^2+ (x’-6)^2= 9Jadi persamaan petanya adalah (x’-4)^2+ (x’-6)^2= 9
Contoh 7.2
Apabila
A=(–1,0), tentukan persamaan garis-garis g dan h sehingga B(3,4) Î g dan SA= Mg o Mh.
Penyelesaian
Berdasarkan
teorema SA= Mg o Mh apabila g tegak lurus h di A.
Jadi, garis
g adalah sebuah garis yang melalui titik A(–1,0) dan titik B(3,4) yaitu:
y/4 = (x+1)/(3+1) Û y/4 =
x+1/4 jika maka
y = x + 1.
Sedangkan
garis h adalah sebuah garis yang melalui titik A(–1,0) dan tegak lurus pada
garis g yaitu: y – 0 = –1(x + 1) jika maka y = –x – 1.
Contoh 7.3
Diketahui dua garis g dan h yang tidak sejajar; A sebuah
titik yang tidak terletak pada g atau h. Tentukan semua titik X pada g dan
semua titik Y pada h sehingga A titik tengah XY
Penyelesaian
Ambil sebuah titik Panggota g. Kita lukis P’ = SA(P). Maka g’
= SA(g)
akan melalui P’ dan PA = AP’. g’ // g. Jika g’ memotong h di Y kita tarik YA
yang memotong g di X. maka X dan Y adalah pasangan titik yang dicari dan tampak
ini satu-satunya pasangan.
Contoh
7.4
Buktikan bahwa transformasi T(x,y) = (2x + y, x - 2y) merupakan suatu kolineasi.
Penyelesaian
Misal
g : ax + by = 0. Ambil (xo,yo)g maka dipenuhi g': axo+ byo= 0. Karena
diketahui T(x,y)=(2x+y,
x-2y) makaT(xo,yo)=(2xo+yo,xo–2yo).
Misalkan T(xo,yo) =
(x,y) maka (x,y) = (2xo + yo, xo – 2yo).
Sehingga diperoleh x = 2xo + yo dan y = xo – 2yo
Dari x = 2xo + yo dan y = xo – 2yo diperoleh:
Xo= 2x + y/ 5 yo= x – 2y/5
Sehingga g': axo+ byo= 0.
G’ :a = 2x
+ y /5 + b= x – 2y / 5
g’ :a(2x + y) + b(x - 2y) / 5 = 0
g' : 1/5 (2ax + bx + ay - 2by) = 0
g' : 1/5 {(2a + b)x +
(a - 2b)y} = 0 adalah garis lurus.
Karena g' merupakan sebuah persamaan garis lurus maka
terbukti bahwa transformasi T(x,y) = (2x + y, x - 2y) merupakan suatu
kolineasi.
Contoh 7.4
Diketahui
A=(–1,4), g = {(x,y) | y = 2x – 1} dan
h = {(x,y) | x = –1}.
a. Tentukan g’ = SA(g).
b. Selidiki apakah titik (–5,6)
terletak pada g’ = SA (g) ?
Jelaskan !
Penyelesaian
a. Misal (xo, yo) anggota g maka dipenuhi yo = 2xo– 1.
SA( xo, yo )= (–2 – xo, 8 – yo) jika maka (x, y) =
(–2 – xo, 8 – yo)
Jadi, x = –2 – xo dan y = 8 – yo jika mak xo = –2 –
x dan yo = 8 – y
Tempat
kedudukan (x,y) adalah yo = 2xo– 1
8 –
y = 2 (–2 – x) – 1
8 – y = – 4 – 2x – 1
8 – y + 4 + 2x + 1 = 0
2x
– y + 13 = 0
Jadi persamaan g’ = SA(g) adalah {(x,y)| 2x – y + 13 = 0}
b. Akan diselidiki apakah titik
(–5,6) terletak pada g’ = SA(g) ?
Substitusikan titik (–5,6) pada SA(g) maka 2x – y + 13 = 0
2(–5) – 6 + 13 = 0
–16 + 13 = 0
–3 = 0
Jadi, titik (–5,6) tidak terletak
pada g’ = SA(g). ¨
Contoh 7.5
Diketahui himpunan E = {(x,y)| x^2 + 4y^2 =
16}. Andaikan A = (4,-3) dan C = (3,1).
Jika g adalah
sumbu X, selidiki apakah A anggota
(Mg o SC)(E)
?
Penyelesaian
Kita
tahu bahwa (Mg o SC)
^ = SC ^-1 o Mg ^-1 = SC o Mg.
Apabila P = (x,y) maka Mg(P) = (x,-y). Sedangkan SC(P) = (6 - x, 2 - y).
Jadi
(Mg o SC)^-1 (P) = (SC o Mg)(P)
= SC(x,-y)
= (6 - x, 2 + y). Sehingga (Mg o SC)(A) = (2,-1). Oleh karena titik B = (2,-1) bukan anggota E maka (Mg o SC)^-1 (A)bukan anggota E. Ini berarti bahwa A bukan anggota (Mg o SC)(E).
Dengan cara yang
serupa, kita dapat menentukan persamaan peta suatu himpunan, apabila persamaan himpunan itu telah
diketahui. Dalam contoh di atas, kita
tahu menurut teorema
7.9
bahwa: Panggota (Mg o SC)(E)
jika dan hanya jika (Mg o SC) ^-1 (P) anggota E
Kalau P = (x,y) maka (Mg o SC)(P) = (6 - x, 2 + y). Jadi (Mg o SC)^-1 (P) anggota
E, jika dan hanya jika : (6 - x, 2 + y) anggota{(x,y)| x ^2 + 4y^2 =
16}.
Jadi haruslah (6 - x)^2 + 4(2 + y) ^2 = 16. Ini berarti : P(x,y) anggota
(Mg o SC) (E) jika dan hanya jika P(x,y)anggota
{(x,y)| x^2 + 4y^2 - 12x + 16y +
36 = 0}
Ini berarti x^2 + 4y^2 - 12x
+ 16y + 36 = 0} adalah persamaan peta E oleh transformasi (Mg o SC).
Contoh 7.6
Diketahui titik C = (2,-1), garis g = {(x,y)| y = x} dan h = {(x,y)| y = 3x - 2}. Tentukan persamaan garis k = (SC o Mg)(h).
Penyelesaian
Ambil (xo,yo)h maka dipenuhi yo = 3xo-
2 . . . . . (1)
(SC o Mg)(xo,yo) =
SC [Mg (xo,yo)] = SC (yo,xo)
= (4 - yo, -2 - xo).
Misalkan (SC o Mg)(xo,yo)
= (x,y), maka (x,y) = (4 - yo,
-2 - xo).
Sehingga
diperoleh x = 4-yo dan y = -2-xo atau yo = 4-x dan xo= -y-2.
Dengan mensubstitusikan xo dan yo ke persamaan (1) diperoleh k = {(x,y)| 4-x = 3(-y-2)
- 2} atau k = {(x,y)| 3y-x+12
= 0}
Contoh 1
Diketahui garis g = {(x,y)| y = x} dan garis h = {(x,y)|
y= 0}. Tentukan P sehingga (Mh o
Mg)(P) = R dengan R = (2,7).
Jawab:
Andaikan P = (x,y), diperoleh :
(Mh o Mg)(P) = (R).
(Mh o Mg)^-1 o (Mh o Mg)(P) = () (R)
(Mh^-1 o Mg ^-1)(o (Mh o Mg)(P) = o (Mh ^-1o Mg^-1)(R)
I(P) = (Mg o Mh)^-1 2,7)]
P = Mh [ Mg (2,7)]
P = Mg(2,-7)
P = (-7,2)
Contoh 2
Diketahui dua garis g dan h yang berpotongan. Lukislah:
c) garis k sehingga Mg [Mh(k)]
= g.
d) garis m sehingga Mh [Mg(m)]
= g.
JAWABAN
c) (Mg o Mh)(k)
= g
(Mg o Mh)^-1 o (Mg o Mh)(k)
= (Mg o Mh)^-1 (g)
I(k) = (Mh ^-1o Mg^-1) g)
k = (Mh o Mg)(g)
k = Mh [Mg(g)]
k = Mh(g)
d) (Mh o Mg)(m)
= g
(Mh o Mg)^-1 o (Mh o Mg)(m)
= (Mh o Mg)^-1 (g)
m = (Mh ^-1o Mg^-1) g)
m = (Mg o Mh)(g)
m = Mg [Mh(g)]
m = Mg(k)
Apabila g sebuah garis, T adalah
padanan yang didefinisikan untuk setiap titik P sebagai berikut: (i) Jika P anggota g maka T (P) = P.
(ii) Jika P bukan anggota g maka T(P) titik tengah ruas garis yang tegak lurus dari
P pada g
a.
Buktikan bahwa T suatu transformasi.
b.
Jika g = {(x,y) | y = x} dan A =
(6,2), tentukanlah T(A) danT ^-1(A).
c.
Jika h = {(x,y) | y = 2x – 1}, tentukan h’ = T(h) (sebagai latihan)
JAWABAN
a.
Akan dibuktikan T suatu transformasi.
(i)
Harus dibuktikan T Surjektif.
Ambil sebarang titik A’ anggota V. Jika A’ anggota g maka A’ = T(A) =
A. Jika A’ bukan anggota g maka melalui A’ dapat dibuat A’Q yang tegak lurus g (Q anggota g. Karena V bidang
Euclides, maka pada A’Q dapat ditentukan sebuah titik A sedemikian sehingga |A’Q | = |AA’| atau A’ tengah-tengah
AQ). Berdasarkan definisi maka A’ = T(A). Karena A’ sebarang titik di V maka
dapat disimpulkan bahwa setiap titik di V punya prapeta. Dengan demikian
terbukti bahwa T surjektif.
(ii) Harus dibuktikan T Injektif.
Ambil sebarang dua titik di V,
misalkan P dan Q (P tidak = Q, P bukna angota g, Qbukan anggota g). Akan dibuktikan : P tidak sama dengan Q P’ tidak sama dengan Q’.
Andaikan P’ = Q’. Karena P’anggota PP’ dan Q’anggota QQ’ maka PP’ = QQ’. Karena P’ adalah titik tengah ruas garis yang tegak lurus dari
P pada g, Q’ adalah titik tengah ruas
garis yang tegak lurus dari Q pada g, maka P = Q (kontradiksi). Maka pengandaian
P’
= Q’ tidak benar, sehingga terbukti P tidak sama dengan Q P’ tidak sama
dengan Q’. Dengan demikian terbukti bahwa T injektif.
Karena T surjektif dan T injektif
maka T bijektif sehingga T merupakan suatu transformasi. Terbukti
!