Bagaimana cara belajar matematika yang benar?”
“Belajar matematika adalah belajar hidup. Matematika adalah jalan hidup.”
Trachtenberg mempertaruhkan jiwanya menentang Hitler. Trachtenberg, 
setelah menyelami prinsip-prinsip matematika, menyimpulkan bahwa prinsip
 kehidupan adalah keharmonisan. Peperangan yang terus berkobar, menyulut
 kebencian tidak sesuai dengan prinsip-prinsip matematika. Matematika 
adalah keindahan.
Atas penentangannya ini, Hitler menghadiahi Trachtenberg hukuman 
penjara. Bagi Trachtenberg, perjara bukan apa-apa. Di dalam penjara, dia
 justru memiliki kesempatan memikirkan matematika tanpa banyak gangguan.
 Karena sulit mendapatkan alat tulis-menulis, Trachtenberg mengembangkan
 pendekatan matematika yang berbasis mental-imajinasi.
Seribu tahun sebelum itu, AlKhawaritzmi mengembangkan disiplin 
matematika baru: aljabar. AlKharitzmi beruntung hidup dalam lingkungan 
agama Islam yang kuat. Ajaran Islam, secara inheren, menuntut 
keterampilan matematika tingkat tinggi. Misalnya, Islam menetapkan 
aturan pembagian waris yang detil. Pembagian waris sistem Islam 
melibatkan banyak variabel matematis. Variabel-variabel yang beragam ini
 menantang penganut Islam – termasuk AlKhawaritzmi – untuk mencari 
pemecahan yang elegan.
Pemecahan terhadap sistem persamaan yang melibatkan banyak variabel 
ini membawa ke arah disiplin baru matematika: aljabar. AlKhawaritzmi 
menulis buku khusus tentang aljabar yang sangat fenomenal. Buku yang 
berjudul Aljabar ini menjadi panutan bagi matematikawan seluruh dunia. 
Sehingga nama AlKhawaritzmi menjadi dikenal sebagai Aljabar 
AlKhawaritzmi (Algebra Algorithm).
Sistem kalender Islam yang berbasis pada komariah (bulan, lunar) 
memberikan tantangan tersendiri. Penetapan awal bulan menjadi krusial di
 dalam Islam. Berbeda dengan kalender syamsiah (matahari, solar). Dalam 
kalender syamsiah, kita tidak begitu sensitif apa berbedaan tanggal 1 
Juni dengan 2 Juni. Tetapi pada sistem komariah, perbedaan 1 Ramadhan 
denga 2 Ramadhan berdampak besar.
Itulah sebabnya, astronomi Islam dapat maju lebih awal. Astronomi 
memicu lebih berkembangnya teori trigonometri. Aturan sinus, cosinus, 
dan kawan-kawan berkembang pesat di tangan para astronom Islam waktu 
itu.
Ajaran agama Islam adalah jalan hidup. Untuk bisa melaksanakan ajaran
 Islam diperlukan matematika. Matematika menjadi jalan hidup.
Sehebat itukah peran matematika?
Haruskah kita mengambil matematika sebagai jalan hidup?
Tidak selalu! Tidak semua orang perlu mengambil matematika sebagai 
jalan hidup. Tidak harus semua orang meniru AlKhawaritzmi dan 
Trachtenberg.
Beberapa orang belajar matematika hanya untuk kesenangan. Beberapa 
orang yang lain belajar karena kewajiban. Ada pula yang belajar 
matematika agar naik jabatan. Ada juga agar lulus UN, SPMB, UMPTN. Ada 
juga untuk menjadi juara.
Masing-masing tujuan, berimplikasi kepada cara belajar matematika 
yang berbeda. Misalnya bila Anda belajar matematika untuk kepentingan 
lulus UN, SPMB, UMPTN 2008 akan berbeda dengan belajar untuk memenangkan
 olimpiade matematika.
Matematika UN, SPMB, UMPTN 2008 hanya menerapkan soal pilihan ganda. 
Implikasinya Anda hanya dinilai dari jawaban akhir Anda. Proses Anda 
menemukan jawaban itu tidak penting. Jadi Anda harus memilih siasat yang
 cepat dan tepat.
Gunakan berbagai macam rumus cepat dalam matematika. Rumus cepat 
ampuh Anda gunakan untuk UN, SPMB, UMPTN. Tetapi rumus cepat matematika 
tidak akan berguna untuk olimpiade atau kuliah kalkulus kelak di 
perguruan tinggi. Anda harus sadar itu.
Contoh rumus cepat matematika yang sering (hampir selalu) berguna ketika UN, SPMB, UMPTN adalah rumus tentang deret aritmetika.
Contoh soal:
Jumlah n suku pertama dari suatu deret adalah Sn = 3n^2 + n. Maka suku ke-11 dari deret tersebut adalah…
Tentu ada banyak cara untuk menyelesaikan soal ini.
Cara pertama, tentukan dulu rumus Un  kemudian hitung U11. Cara ini 
cukup panjang. Tetapi bagus Anda coba untuk meningkatkan keterampilan 
dan pemahaman konsep deret. Rumus Un  dapat kita peroleh dari selisih Sn
 – S(n-1) .
Cara kedua, sedikit lebih cerdik dari cara pertama. Kita tidak perlu 
menentukan rumus Un. Karena kita memang tidak ditanya rumus tersebut. 
Kita langsung menghitung U11 dengan cara menghitung selisih
S11 – S10 = U11
[3(11^2) + 11] – [3(10^2) + 10]
= 3.121 – 3.100 + 11 – 10
= 3.21 + 1
= 64
Cara ketiga, adalah rumus matematika paling cepat dari kedua rumus di
 atas. Tetapi sebelum menerapkan cara ketiga, kita harus memahami 
konsepnya terlebih dahulu dengan baik.
Are you ready?
Bentuk baku dari n suku pertama deret aritmetika adalah
Sn = (b/2)n^2 + k.n
Un = b(n-1) + a
a = S1 = U1
Anda harus pahami konsep di atas dengan baik. Cobalah untuk beberapa 
soal yang berbeda-beda. Tanpa pemahaman konsep yang baik, rumus cepat 
ini akan berubah menjadi rumus berat.
Dengan hanya melihat soal (tanpa menghitung di kertas) bahwa
Sn = 3n^2 + n
Kita peroleh
b = 6 (dari 3 x 2)
a = 4 (dari S1 = 3 + 1)
U11 = 6.10 + 4 = 64 (Selesai)
Semua perhitungan di atas dapat kita lakukan tanpa menggunakan alat 
tulis. Semua kita lakukan hanya dalam imajinasi kita. Ulangi beberapa 
kali. Anda pasti akan menguasainya dengan baik.
Trik untuk menguasai rumus cepat matematika adalah kuasai pula rumus 
standarnya – rumus biasanya. Dengan menguasai dua cara ini Anda akan 
semakin terampil menggunakan rumus cepat matematika.
Bagaimana pendapat Anda?
Salam hangat….Selamat berjuang Kawan!
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar