Kebanyakan orang memberi perhatian besar  terhadap amalan-amalan  dzohir. Kita dapati sebagian orang benar-benar  berusaha untuk bisa  sholat sebagaimana sholatnya Nabi shallallahu  ‘alaihi wa sallam, maka  seluruh gerakan-gerakan sholat Nabi yang  terdapat dalam hadits-hadits  yang shahih berusaha untuk diterapkannya.  Sungguh ini merupakan  kenikmatan dan kebahagian bagi orang yang seperti  ini. Bukankah Nabi  shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda : 
صَلوُّا كَمَا رَأَيْتُمُوْنِي أُصَلّي
“Sholatlah kalian sebagaimana aku sholat”
Demikian  juga perihalnya dengan haji, kebanyakan orang benar-benar  berusaha  untuk bisa berhaji sebagaimana haji Nabi shallallahu ‘alaihi  wa sallam,  sebagai bentuk pengamalan dari sabda Nabi shallallahu  ‘alaihi wa sallam:
لِتَأْخُذُوْا عَنِّي مَنَاسِكَكُمْ
“Hendaknya kalian mengambil manasik haji kalian dariku”
Akan tetapi…..
Ternyata  banyak juga orang-orang yang memberi perhatian besar  terhadap  amalan-amalan yang dzohir –termasuk penulis sendiri- yang  ternyata lalai  dari amalan hati…
Sebagai bukti betapa banyak orang yang bisa  jadi gerakan sholatnya  seratus persen sama seperti gerakan sholat Nabi  akan tetapi apakah  mereka juga memberi perhatian besar terhadap  kekhusyu’an dalam sholat  mereka??
Bukankah Nabi bersabda
إِنَّ  الرَّجُلَ لَيَنْصَرفُ؛ وَمَا كُتِبَ إِلا عُشُرُ صلاتِهِ،  تُسُعُها،  ثُمُنُها، سُبُعُها، سُدُسُها، خُمُسُها، رُبُعُها، ثلُثُها،  نِصْفها
“Sesungguhnya  seseorang selesai dari sholatnya dan tidaklah  dicatat baginya dari  pahala sholatnya kecuali sepersepuluhnya,  sepersembilannya,  seperdelapannya, sepertujuhnya, seperenamnya,  seperlimanya,  seperempatnya, sepertiganya, setengahnya” (HR bu Dawud no 761 dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar